Sukses

Beauty

Inside Your Fake Lipstick Tube: Pertaruhkan Kesehatan Demi Penampilan

Sungguh mengasyikkan berselancar dari satu e-commerce ke e-commerce yang lain. Terutama untuk penggila make up dan skincare. Salah satu produk yang beberapa waktu lalu sangat hype di kalangan beauty junkie adalah Dermacol.

Dermacol adalah foundation asal Ceko yang naik popularitasnya di tahun 2017 berkat banyak review di social media yang memuji-muji kemampuan coveragenya. Manny MUA, seorang beauty vlogger internasional bahkan mengatakan foundation ini sebagai "The most full-coverage foundation that I have ever worn!". Pemakaian sebesar biji kacang mampu menutup tattoo dengan baik, apalagi untuk menutup noda-noda dan jerawat di wajah.

Dengan kualitasnya ini, banyak orang tertarik membelinya dan membuat review tentang produk ini. Hasil pencarian video review di Youtube dengan kata kunci "Dermacol" punya menunjukkan ada lebih dari 90 ribu video. Sementara hasil penelusuran Google menemukan 6,9 juta konten dengan keyword "Dermacol".

Demam Dermacol memang sudah menggandrungi banyak orang termasuk orang Indonesia. Setidaknya, ada 1,910 video di Youtube dengan kata kunci "Dermacol review Indonesia."

Layaknya brand-brand make up yang pernah merasakan nikmatnya viral, rupanya Dermacol pun mengalami nasib yang sama. Produk foundation yang dibanderol dengan harga sekitar Rp200 ribuan di Indonesia ini, bertebaran versi KW-nya. Hasil penelusuran penulis di salah satu website marketplace Indonesia, terdapat lebih dari 350 item Dermacol yang dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp30.000 hingga Rp275.000.

Muncul pertanyaan, bagaimana mempertanggungjawabkan keaslian produk-produk kecantikan yang dijual di pasar bebas dan bahan apa yang digunakan untuk membuatnya sehingga perbedaan selisih harganya antara yang asli dan KW sangatlah jauh?

Sebagian besar produk kosmetik ilegal diproduksi di Cina

Foto: copyright pexels.com

Cina dikenal sebagai negara produsen barang palsu terbesar di dunia. Menurut World Customs Organisation, 75 persen barang palsu ini didistribusikan ke luar Cina hingga ke Amerika dan Asia. Wilayang Guangdong bagian selatan merupakan pusat di mana barang-barang palsu ini diproduksi secara massal dan dijual secara grosir dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang barang aslinya.

Cara produksi kosmetik ilegal di Cina ini juga cukup cerdik. Mereka menjual bahan material pembuat kosmetik, tanpa menjual kemasannya. Mengapa? Karena menjual bahan material diperbolehkan secara hukum, tetapi jika menjualnya beserta kemasan yang mencatut brand yang sudah mendaftarkan hak ciptanya, dianggap melanggar hukum.

Sumber: youtube.com/The Doctors

Penjualan dari Cina ini pun punya strategi yang unik. Dilansir dari akun Youtube bontvchina, awalnya para pemasok kosmetik ilegal ini akan menjual produk asli untuk merebut hati pembelinya. Biasanya transaksi dijual lewat situs e-commerce. Setelah mencapai penjualan yang diinginkan dan mendapat kepercayaan pembeli, mereka mulai menjual kosmetik ilegal, yang seolah-olah kosmetik asli.

Banyak pembeli yang tetap setia membeli kosmetik ilegal ini karena ketidaktahuan mereka bahwa produk yang mereka beli bukanlah yang asli. Mengejutkannya, banyak orang yang tidak peduli dengan produk ilegal yang dibelinya semata karena produknya tampak menarik, memiliki produk "mahal" tersebut sama dengan menaikkan status sosialnya dan tergiur harga yang lebih murah.

Baca Juga: Ironis, Manfaatkan Gengsi Demi Raup Untung di Balik Bisnis Kosmetik Ilegal

Fakta mengerikan dalam bahan kosmetik ilegal

Foto: pixabay.com

Dilansir dari cnn.com, bulan April tahun 2018, Kepolisian Los Angeles telah merazia ribuan produk kosmetik ilegal yang dijual di Santee Alley, sebuah distrik di Los Angeles yang terkenal akan perdagangan produk kecantikannya. Sejumlah produk-produk yang dilabeli brand ternama, seperti Anastasia, NARS, MAC, Urban Decay dan Kylie Cosmetics, diamankan karena selain melanggar hak cipta, juga berisiko bagi kesehatan jika digunakan.

Sementara itu, BPOM di Indonesia terbilang cukup rutin melakukan inspeksi terhadap kosmetik-kosmetik ilegal dengan bahan berbahaya ini, mulai dari make up hingga skincare. BPOM menyadari bahwa kosmetik impor ini menarik bagi masyarakat Indonesia. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM, Maya Gustina Andarini, Apt., M.Sc, mengungkapkan tingginya minat masyarakat terhadap kosmetik impor turut berpengaruh terhadap meningkatnya peredaran kosmetik ilegal di Indonesia.

Dalam talkshow bertajuk "Bahaya Kosmetik Ilegal" yang diadakan Zap Clinic di Belleza Permata Hijau, Jakarta Selatan, Maya Gustina menceritakan cara licik produsen kosmetik ilegal, “Di pabrik yang kami gerebek, ada kosmetik palsu yang dibuat seakan dari Thailand, dengan tulisan cacing (bahasa Thailand) di kemasannya. Jadi konsumen kita mau saja dibohongi, seakan-akan impor padahal dibuat disini."

Padahal kosmetik abal-abal ini sebagian besar menggunakan bahan berbahaya yang termuat dalam Peraturan Kepala BPOM RI no. 18 Tahun 2015. Ada 1.371 daftar bahan kosmetik berbahaya, misalnya:

Merkuri

Terkandung dalam bedak dan krim ilegal. Merkuri adalah logam berbahaya yang menyebabkan alergi atau iritasi kulit yang menyebabkan flet hitam yang sulit hilang.

Arsenik

Bahan ini umumnya terkandung dalam lipstik. Efek penggunaan lipstik yang mengandung arsenik dalam menyebabkan kanker pada kulit

Timbal

Timbal merupakan logam berbahaya yang dapat mengakibatkan gangguan saraf, fungsi hati, sistem reproduksi dan perkembangan terganggu. Timbal ini akan 'mengendap' dalam tubuh dan berbahaya dalam jangka panjang. Biasanya lipstik illegal menggunakan timbal sebagai bahan campurannya.

Selain ketiga bahan di atas, ada bahan-bahan kimia berbahaya lainnya yang seringkali dicampurkan ke dalam kosmetik ilegal. Misalnya sianida dan paint remover serta pewarna cat. Tentu saja bahan-bahan ini terlarang jika terpapar organ tubuh manusia, apalagi jika tertelan atau terkena mata.

Parahnya, tak hanya bahan kimia berbahaya, kepolisian Los Angeles juga menemukan adanya kontaminasi bakteri dan kotoran hewan pada produk-produk yang disebut counterfeit make up ini. Kim Kardashian pun berang saat mendengar produk kosmetik Kylie Jenner termasuk produk yang banyak dipalsukan.

"Counterfeit Kylie lip kits seized in LAPD raid test positive for feces. So gross! Never buy counterfeit products," cuit Kim Kardashian dalam akun Twitternya, sesaat setelah mengetahui produk lipkit sang adik, Kylie Jenner, banyak dipalsukan dan ternyata mengandung bakteri dari kotoran hewan.

Tentu saja pembuatan kosmetik ilegal ini tidak memenuhi standarisasi kesehatan. Ruangan yang kotor, alat-alat yang tidak disterilkan terlebih dahulu dan kebersihan orang yang meraciknya, sangat meragukan. Bahkan ditemukan bakteri seperti e.coli dan Terbayang bagaimana harga kosmetik ilegal yang sangat murah, harus dibayar dengan risiko kesehatan kita?

Melawan industri kosmetik ilegal

Dengan membeli kosmetik ilegal, itu artinya seseorang sudah siap dengan segala konsekuensi beratnya. Selain pelanggaran membeli barang yang melanggar hak cipta, mempertaruhkan kesehatan adalah konsekuensi besar yang harus dihadapi. Masalahnya, mereka yang dirugikan karena akibat kosmetik ilegal ini tak bisa meminta pertanggungjawaban siapapun. Berbeda dengan kosmetik yang asli, yang berada di bawah perlindungan merk dan hukum yang jelas shingga kita bisa menuntut jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Estee Lauder, sebagai salah satu brand yang banyak dipalsukan produknya, angkat suara soal praktek ilegal ini. "Kosmetik counterfeit ini terlihat menyerupai aslinya, tetapi sesungguhnya tidak. Ini adalah praktik kriminal yang menyalahi hukum," tertulis dalam pernyataan perusahaan ini dalam websitenya.

Foto: elcompanies.com

Bagi perusahaan yang juga menaungi sejumlah brand besar seperti M.A.C dan Clinique ini, praktek kosmetik ilegal bukan hanya merugikan perusahaan dari segi bisnis. Tetapi sebagai brand-brand besar yang melalui serangkaian tahap uji klinis, perusahaan-perusahaan kosmetik dunia lebih menitikberatkan pada dampak buruk kesehatan yang dapat menyebabkan kematian.

Beberapa tahun belakangan ini, industri kecantikan Indonesia sedang tumbuh dengan subur. Begitu banyak brand-brand lokal yang berinovasi menciptakan kreasi makeup dan skincare yang disesuaikan dengan kondisi kulit orang Indonesia. Terlebih lagi, brand-brand lokal saat ini berlomba-lomba mengunggulkan penggunaan bahan alami yang menyehatkan kulit, cruelty-free serta meminimalisir pemakaian kandungan kimiawi pada produknya. Pilihan yang ditawarkan banyak, kemasan yang tak kalah bagus dengan merk luar negeri dengan harga yang bervariasi dan bisa dibilang terjangkau. Jadi, why not memakai produk lokal yang lebih jelas bahannya ketimbang membeli produk abal-abal yang mencuri identitas brand lainnya?

Make up bukan sekedar sebagai alat dekoratif yang membuat tampilan jadi lebih menarik. Tetapi nilai make up lebih dari itu. Sebuah lipstik bisa memberikan rasa bahagia dan kepuasan saat diulaskan ke bibir pemiliknya. Tetapi, bijaklah dalam membeli dan menggunakan kosmetikmu ya, Ladies. Pertimbangkan sebaik-baiknya produk kecantikan yang akan kamu beli: bagaimana dampaknya untuk keberlangsungan roda perekonomian masyarakat dan terlebih lagi, pikirkan dampaknya untuk kesehatanmu jangka panjang.

And after all, it’s better to keep it real than to be a fake.

(vem/wnd)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading