Sukses

Beauty

Cara Mencegah Kanker Serviks Sejak Dini dari Ahli

Menurut, Prof. dr. Andrijono SpOG(K), Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Proses terjadinya kanker serviks diawali dengan infeksi Human Pappiloma Virus (HPV). Masalahnya, infeksi HPV tidak menimbulkan gejala.

Data Litbangkes Kemenkes menunjukkan insiden infeksi HPV di Indonesia mencapai 5,2%, atau ada 1 kasus per 20 orang. HPV akan memenetrasi sel-sel serviks. Kabar baiknya, 70-80 persen infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya, jika daya tahan tubuh bagus.

“Hanya 4-5% infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker. Perjalanan setelah infeksi adalah lesi pra kanker dan kanker. Pap smear dan IVA umumnya menemukan kelainan di tahap pra kanker,” ujar dr. Andrijono SpOG(K), saat ditemui dalam acara “Upaya Mendorong Program Nasional Vaksin HPV Untuk Cegah Kanker Serviks’, di Gondongdia, Jakarta, Jumat (19/1).

Ia menambahkan, terdapat ratusan tipe HPV namun hanya sekitar 19 tipe yang menyebabkan kanker, dan tipe tersering menjadi penyebab kanker adalah HPV tipe 16, 18, dan 52. Ketiganya bisa menyebabkan kanker secara tunggal, artinya tidak disertai infeksi tipe lain.

Selain pada perempuan, infeksi HPV dapat menyebabkan kanker pada pria (kanker penis, anus, dubur, dan kanker laring). Maka di luar negeri, vaksin HPV juga diberikan pada pria. Infeksi HPV tidak ada obatnya sehingga langkah paling efektif adalah vaksinasi HPV.

“Vaksin HPV sangat aman karena dibuat dari “cangkang virus” sebagai zat aktif vaksin sehingga tidak berbahaya. Begitu disuntikkan akan terbentuk antibodi yang menyebar melalui darah ke seluruh jaringan, termasuk serviks,” tambahnya.

Momen penjelasan kanker serviks/copyright redaksi vemale/anisha

Vaksin HPV dapat diberikan pada anak perempuan usia 9-14 tahun dengan dua dosis dan pada perempuan dewasa usia 14-44 tahun, 3 dosis (bulan 0,2 dan 6 bulan). Untuk program nasional dan pilot project, vaksin diberikan pada anak kelas 5 SD (usia 5 tahun). Mengapa? Karena pernikahan di bawah umur masih tinggi di Indonesia.

“Jadi dikejar sebelum seorang anak remaja menikah (aktif secara seksual),” tuturnya.

Biaya untuk program nasional kanker serviks jauh lebih murah dibandingkan biaya pengobatan kanker serviks. Jika ada 2 juta anak perempuan usia 10 tahun, dan diperkirakan harga sekali suntik 6 dolar maka hanya dibutuhkan 320 milyar setahun. Efektivitas vaksin mendekati 100%.

Baca Juga: Faktanya Setiap 1 Jam, 1-2 Perempuan Meninggal karena Kanker Serviks

Di negara-negara yang sudah menjalankan program vaksin HPV secara nasional, kejadian kanker serviks secara signifikan turun. Misalnya di Australia turun 50% setelah menjalankan program 10 tahun, bahkan Kanada dan Swedia turun 80-84%. Pilot project vaksin HPV yang sudah dijalankan saat ini menggunakan vaksin quadrivalen. Dari pilot project yang sudah dilakukan, tidak ditemukan keluhan efek samping.

Irma Chaniago, Anggota Komisi IX DPR-RI, juga berharap semua pihak harus mendorong vaksin HPV sebagai program nasional. Kenapa mendesak? Karena di daerah rata-rata belum memiliki alat kemoterapi, bahkan rumah sakit regional rujukan tidak memiliki fasilitas kemoterapi. Ditambah sosialiasi kanker serviks tidak sekuat program Kemenkes lain.

“Pemerintah belum menjadikan vaksinasi HPV prioritas karena pola pikirnya kanker serviks bukan wabah. Pemerintah harus lebih peduli pada perempuan Indonesia karena perempuan yang melahirkan tunas-tunas bangsa sebagai penerus bangsa,” tutupnya.

(vem/asp/apl)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading