Sukses

Parenting

Fakta Tentang Generasi Z dalam Memandang Agama, Keragaman dan Negara

Ladies, mungkin kamu sering mendengar istilah Generasi Z. Tapi apakah kamu tahu siapa sebenarnya yang dimaksud dengan Generasi Z? Menurut Wikipedia, Generasi Z adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 masehi. Generasi Z adalah generasi setelah Generasi Y, generasi ini merupakan generasi peralihan Generasi Y dengan teknologi yang semakin berkembang. Beberapa diantaranya merupakan keturunan dari Generasi X dan Y.

Generasi Z ini disebut juga dengan iGeneration, generasi net atau generasi internet. Mereka memiliki kesamaan dengan Generasi Y, tapi mereka mampu mengaplikasikan semua kegiatan dalam satu waktu seperti nge-tweet menggunakan ponsel, browsing dengan PC, dan mendengarkan musik menggunakan headset. Apapun yang dilakukan kebanyakan berhubungan dengan dunia maya. Sejak kecil mereka sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.

Nah, bagaimana Generasi Z dalam memandang agama, keragaman dan negara? Baru-baru ini PPIM UIN Jakarta membuat survey tentang Generasi Z. Dalam satu hari Generasi Z mengakses internet 3-5 ham per hari, 61% Generasi Z mengakses internet untuk bermain game dan 90% mengaksesnya melalui ponsel.

Masih berdasar survey yang dilakukan PPIM UIN Jakarta, dengan kemudahan akses internet membuat Generasi Z memiliki banyak relasi, tidak hanya di dunia nyata tapi juga di dunia maya. Seharusnya dengan semakin mudahnya terhubung dengan dunia luar, Generasi Z lebih berpikiran terbuka. Sayangnya, dari hasil survey PPIM UIN Jakarta yang dimulai 1 September - 7 Oktober 2017, kepada 2.181 orang muslim yang terdiri dari 1.522 siswa, 337 mahasiswa, 264 guru yang tersebar di 34 provinsi, 68 kabupaten dan kota di Indonesia hasilnya cukup menyedihkan.

Dari hasil survey tersebut didapat sepertiga dari Generasi Z setuju jika Jihad adalah perang, 1 dari 5 siswa setuju bahwa bom bunuh diri adalah jihad, sepertiga Generasi Z setuju jika orang yang murtad tidak masalah dibunuh, dan sepertiga Generasi Z setuju jika perbuatan intoleran kepada minoritas tidak masalah. Masih dari hasil survey PPIM UIN Jakarta, mengatakan sumber rujukan Generasi Z adalah 50,89% berasal dari media sosial. Hasil Survey ini juga mengungkapkan 49% guru dan dosen tidak setuju jika pemerintah melindungi kelompok yang dianggap menyimpang. 86,55% guru dan dosen setuju pemerintah melarang keberadaan kelompok yang dianggap menyimpang.

Ladies, untuk mengetahui hasil survey dari PPIM UIN Jakarta tentang cara pandang Generasi Z dalam melihat Agama, Keragaman dan Negara cek video di bawah ini.

Semoga bermanfaat.

(vem/apl)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading