Sukses

Parenting

Kenalkan Prita, Wanita yang Rela Memberi Kenyamanan Untuk Ibu Melahirkan

Ladies kamu tahu siapa itu Doula? Di Indonesia sendiri memang masih banyak yang belum mengetahui apa itu profesi doula.

Nah, doula sendiri ialah seorang profesional yang terlatih dalam proses persalinan dan memberikan dukungan terus menerus untuk ibu sebelum, selama, dan setelah kelahiran. Salah satunya yang telah aktif menjadi doula ialah Dyah Pratitasari selaku Prenatal/Postpartum Yoga Teacher, Birth Doula & Breastfeeding Counsellor.

Ia mengatakan, profesinya yang dipilih saat ini ialah dari pengalaman pribadi. Setelah menikah, hamil, melahirkan, punya anak, ia merasa bahwa momen hamil, melahirkan, menyusui itu seperti perempuan dikasih kesempatan untuk terlahir kembali sebenarnya.

Dikasih kesempatan belajar selama sembilan bulan hamil dengan segala ketidaknyamanan dan perubahan yang hadir selama hamil untuk kemudian nantinya ketika si bayi ini lahir, ternyata bukan cuma anaknya yang lahir, tapi dua kali melahirkan dengan pengalaman yang berbeda, mengajaknya belajar bahwa ketika melahirkan, ternyata pada momen itu juga sebenarnya ia dan suami seperti  "dilahirkan" kembali.

“Saya dilahirkan jadi seorang ibu, suami saya dilahirkan jadi bapak. Dan saat dikasih kesempatan lagi untuk hamil dan melahirkan berikutnya saya jadi dikasih kesempatan lagi untuk belajar dengan pengalaman yang berbeda,” ujarnya saat ditemui Vemale.com di Jakarta pada Rabu, 10 Januari 2018.

Di kehamilan keduanya, dirinya memberdayakan diri dengan yoga, makan yang lebih baik,  belajar tentang apa sih yang terjadi saat proses persalinan. “Saya harus ngapain, suami saya harus ngapain, dan ternyata saat semua itu dilakukan saya merasa pengalaman persalinan saya yang kedua jauh lebih berkesadaran. Dari pengalaman ini saya merasa kalau teman-teman saya yang lain pun diberi kesempatan, informasi, punya support system, didukung oleh orang-orang yang membuat dia nyaman, saya merasa semua perempuan sebenarnya punya kesempatan untuk punya pengalaman yang positif saat melahirkan,” ujarnya.

Prita, sapaan Dyah, mengatakan awalnya mengikuti teacher training untuk prenatal yoga. Ketika jadi konselor menyusui, bertemu para ibu, ternyata ia juga menemukan bahwa banyak ibu yang menyusui ASInya tidak keluar, di beberapa hari pertama itu juga berkaitan dengan proses persalinannya. Jadi jika proses persalinannya traumatis, dia dipisahkan dari bayinya, tidak didukung oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, ternyata berkaitan dengan tingkat baby blues dan kelancaran proses menyusuinya juga.

Dari pengalaman-pengalaman itulah, Prita mendirikan Teman Lahiran dengan berbagai kegiatan seperti prenatal/postnatal yoga, women circle and class, birth doula, birth photography, dan breastfeeding support.

“Kebetulan saya sudah yoga sudah sejak lama dan sejak saat itu saya mulai mendalami tentang kehamilan, saya jadi konselor menyusui, dari situ saya resign karena saya ngerasa passion saya memang di sini. Dari situlah kemudian saya terpanggil untuk belajar lebih dalam lagi menjadi doula
Teman lahiran sendiri kegiatannya udah lama, sejak 2013-2014. Termasuk mendokumentasikan persalinan karena saya seneng fotografi dan merasa setiap persalinan itu punya keindahannya masing-masing. Pada waktu fotografi juga sebagai salah satu bentuk dukungan yang bisa saya berikan ke ibu,” ujarnya.

Prita adalah seorang Doula yang bekerja demi memberi kenyamanan pada para ibu yang melahirkan/copyright vemale.com/Anisha SP

Teman Lahir yang baru saja launching pada November 2017 ini sebagai wadah bernaungnya para ibu hamil, yang dibantu oleh beberapa teman Prita. Teman lahiran sifatnya subsidi silang, 80 persen klien sifatnya profesional, 20 persen diniatkan untuk memfasilitasi teman-teman dengan kondisi khusus. "Ada ibu-ibu dalam kondisi tidak ada suami, tidak didukung oleh keluarga, depresi, untuk di kasus-kasus seperti ini saya tidak menetapkan tarif. Tapi dikembalikan ke ibu, mau semampunya aja,” tambahnya.

Prita mengatakan, dirinya telah mengambil tranning doula sejak 2014. Dan mendapatkan beasiswa yang ia dapatkan dari Bumi Sehat Bali. Inilah mengapa, menjadi doula tidak asal-asalan karena ada kode etik seperti tidak boleh mengambil kerjaan media. “Ilmu Doula benar-benar disusun dengan baik. Informasi pun diberikan sesuai prosedurnya”, tuturnya.

Setiap pekerjaan pasti saja ada suka duka dan tantangannya. Begitu pun dengan doula, Prita mengatakan, setiap menemani ibu melahirkan merasa diberi pelajaran terus oleh tuhan, proses persalinan memiliki keindahan masing-masing.

“saya seperti dapat pelajaran terus setiap proses persalinan, dikasih kesempatan seperti lahir kembali, konsekukensinya mendampingi dalam kondisi khusus, seperti punya kelainan, di kasus ini saya perlu tetap membantu ibu menenangkan di kelahiran. Atau nemenin ibu yang ditinggalkan suami bekerja, jadi doula punya job desk tambahan seperti memilih kamar, nemenin siang malam, tapi ternyata bayi tidak bisa dipertahankan, suaminya masih bekerja di luar negeri, mengurus jenazah juga. Saya bersyukur bisa ikut di setiap kelahiran, mendampingi mereka, setiap klien kasih pengalaman, jadi banyak saudara karena setelah melahirkan silahturahmi masih ada,” ujarnya.

Selain itu, jam kerja yang tidak menentu. Seperti ia harus pergi ke rumah sakit subuh-subuh jika ada persalinan pada waktu subuh. “Jam kerjanya ajaib, ibu udah kontraksi 5 menit itu jadi alarm saya, jadi jam berapa pun itu saya mesti datang, apalagi kalo anak saya lagi sakit, jadi kadang-kadang itu tantangan, kadang-kadang ketakutan pergi jam 2 pagi, tapi bismillah aja,” tuturnya.

Walau dahulu ia menerima konsumen wilayah Jabodetabek. Namun untuk memaksimalkan pelayanannya, kini hanya menerima wilayah Jakarta Selatan dan Depok.



(vem/asp/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading