Sukses

Parenting

Alasan Kehamilan Lebih Baik Direncanakan Agar Tak Terjadi Keguguran

Keluarga Berencana (KB) memang sangat penting diterapkan. Bukan hanya baik untuk ekonomi keluarga, program KB juga penting untuk kesehatan ibu. Sayangnya, banyak keluarga yang tidak mematuhi KB tersebut.

Guru Besar Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, Prof. Dr Biran Affandi SpOG(K) mengingatkan, sasaran akseptor KB ini tidak boleh dilupakan adalah pasangan usia subur paska melahirkan dan keguguran. Mereka adalah pasangan usia subur yang tidak mau hamil lagi, tetapi tidak mau ber-KB. Data menunjukkan peserta KB setelah bersalin hanya 20%. Sedangkan jumlah keguguran sekitar 6 juta per tahun. Kedua kelompok ini akan langsung subur kembali jika tidak diberikan KB.

“Kita harus melihat bahwa unmet need (kebutuhan belum terpenuhi) di depan kita yang jumlahnya tidak kurang dari 10 juta untuk dua kelompok paska melahirkan dan paska keguguran saja, dan harus menjadi sasaran untuk KB. Alat KB terbaik yang tidak mempengaruhi ASI yaitu IUD dan implant,” jelas Prof. Biran.

wakil BKKBN Widwiono menambahkan, unmeet need dalam KB disebabkan banyak faktor, antara lain jumlah tenaga kesehatan kurang, terutama di daerah sulit dijangkau sehingga di daerah tersebut pelayanan KB tidak tercukupi. Tetapi bahkan di kota besar pun, masih banyak kegagalan KB salah satunya faktor ekonomi. Masyarakat masih tidak tahu bahwa pelayanan KB di Puskesmas gratis.

“Jika angka kelahiran turun otomatis angka kematian ibu turun. Jadi untuk menurunkan AKI, program KB harus berhasil. BKKBN siap menyediakan semua kebutuhan KB, namun yang mendesak adalah edukasi ke masyarakat,” pungkas Widwiono.

Prof Biran maupun sepakat bahwa kehamilan seyogyanya direncanakan dan diinginkan. KB yang sudah dicanangkan sejak 1971 saat penduduk Indonesia hanya 70 juta, hendaknya terus digalakkan dengan berbagai upaya. Apalagi KB sangat berkorelasi dengan AKI.

(vem/ivy)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading