Sukses

Lifestyle

Mengapa Saran 'Jadi Diri Sendiri', Sebaiknya Tidak Kamu Percayai

Kamu pasti sudah sering mendengar nasihat bijak bahwa menjadi diri sendiri akan membuatmu menjadi pribadi yang lebih bahagia, benar kan? Tak ada yang salah memang dengan nasihat ini, tapi bukan berarti kamu bisa menelan mentah-mentah kata-kata ini.

Menjadi diri sendiri bukan berarti kemudian kamu berhenti belajar menjadi pribadi yang lebih baik. Hanya karena kata-kata "menjadi diri sendiri", bukan berarti kamu harus menjadi apa adanya di setiap situasi dan kondisi.

Belajar menjadi original dan tulus

Menjadi original berarti kamu bisa mengenali seperti apa dirimu (self-aware). Seperti apa emosi, pikiran serta nila-nilai yang kamu pegang. Dalam dunia kerja, ketulusan dan jujur menjadi diri sendiri adalah hal yang terkadang agak tricky. Ada kalanya kamu harus apa adanya, ada kalanya kamu perlu sedikit seperti bunglon.

Ini risikonya jika kamu terlalu "menjadi diri sendiri".

1. Mudah dimanfaatkan. Jangan terlalu polos dan menunjukkan apa adanya dirimu. Tak semua orang berpikiran baik, beberapa banyak yang punya niat buruk dan menyakiti. Kamu harus bisa membedakannya.

2. Kamu menciptakan pikiran yang kaku. Karena rasa percaya diri yang tinggi, kamu tahu bahwa pikiranmu bisa menuntunmu ke segala hal yang baik. Namun kamu jadi lupa bahwa ada banyak pemikiran di luar sana yang bisa mengembangkan pemikiranmu dan caramu menilai segala hal dalam hidup.

Menjadi diri sendiri itu penting, tapi kamu juga harus hati-hati. Ada baiknya jika kamu menjaga keseimbangan antara menjadi diri sendiri dengan menjaga diri sendiri. Ketahui situasi dan kondisinya, kapan harus jadi diri sendiri dan kapan jadi sedikit 'orang lain'.

(vem/feb)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading