Sukses

Lifestyle

Kekurangan Tenaga Ahli, Besarnya Gaji akan Melonjak di Tahun 2030

Ladies, baru-baru ini Korn Ferry (NYSE: KFY) mengemukakan bahwa besaran gaji para tenaga ahli diprediksi akan meningkat karena kurangnya jumlah tenaga ahli di seluruh wilayah Asia Pasifik. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa pada tahun 2030, kekurangan tenaga ahli yang sangat dibutuhkan akan menyebabkan perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik mengeluarkan biaya ekstra hingga miliaran Dollar Amerika Serikat.

“Kita memasuki era baru dalam bekerja di mana meskipun sumber daya manusia melimpah, namun jumlah tenaga ahli masih kurang: terdapat banyak sekali karyawan, namun sangat sedikit karyawan yang memiliki keahlian yang dibutuhkan perusahaan untuk membantu perusahaan tersebut bersaing,” kata Dhritiman Chakrabarti, Korn Ferry Head of Rewards and Benefits untuk wilayah Asia Pasifik. “Secara umum, kenaikan gaji mengikuti kenaikan inflasi, namun gaji para tenaga ahli yang dibutuhkan akan melonjak ketika perusahaan-perusahaan memutuskan untuk bersaing dalam merekrut sumber daya manusia terbaik.

Penelitian Korn Ferry Salary Surge memprediksikan dampak kekurangan tenaga ahli di tingkat global, yang mana kekurangan tenaga ahli tersebut telah dikemukakan pada penelitian sebelumnya baru-baru ini yaitu Korn Ferry Global Talent Crunch. Penelitian Korn Ferry.

Salary Surge memperkirakan dampak yang diakibatkan dari kurangnya tenaga ahli terhadap gaji di 20 negara dalam tiga periode, yaitu 2020, 2025 dan 2030 serta pada tiga sektor yang meliputi layanan finansial dan bisnis; teknologi, media dan telekomunikasi; serta manufaktur. Penelitian ini mengukur berapa besaran kenaikan gaji yang harus dibayar oleh perusahaan, di atas besaran kenaikan yang disebabkan oleh inflasi.

Sementara itu, Indonesia diprediksi memiliki jumlah tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan sarjana atau lebih tinggi sebanyak 12,7 juta orang pada tahun 2030. Meskipun demikian, kebutuhan akan jumlah tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan sarjana atau lebih tinggi diperkirakan akan mencapai 16,5 juta orang di Indonesia pada tahun 2030. Hal ini berarti bahwa Indonesia masih akan kekurangan 3,8 juta tenaga kerja dengan latar belakang pendidikan sarjana atau lebih tinggi, dan hal ini akan menyebabkan perusahaan-perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan hingga US$ 76.397 miliar untuk membayar gaji tenaga kerja ahli pada tahun 2030. Dari ketiga sektor tersebut yaitu layanan finansial dan bisnis; teknologi, media dan telekomunikasi (TMT) serta manufaktur, kekurangan tenaga ahli terbesar terjadi di sektor TMT, yang diprediksi akan mencapai 502.000 orang pada tahun 2030.

So, menjadi seorang yang ahli sangat penting ladies. Maka, jangan berhenti dan lelah belajar. tekuni minat dan bakat kamu. Well, tentu kamu ingin dibayar dengan mahal atas kinerja kamu bukan? Semoga informasi ini bermanfaat.

(vem/apl)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading