Sukses

Lifestyle

Ersa Mayori Profesi Sempurna

Ersa Mayori pernah memiliki banyak impian. Tak semuanya terwujud. Tapi realitas hidupnya saat ini justru membuatnya sangat bahagia.

Oleh Laras Eka Wulandari

“What is happiness; to be dissolved into something complete and great” – Willa Cather.

Kutipan di atas tepat untuk menggambarkan cara Ersa Mayori (32), mewujudkan kebahagiannya. Istri dari Otto Satria Djauhari (40) serta ibu dari Aiska Vairana (8) dan Talullah Malaika (4) ini bercerita tentang hidupnya yang sempurna. Tapi ia masih menyimpan mimpi tentang karier dan keluarga kecilnya.

Bertahan 20 tahun

Ersa yang biasa dipanggil Echa ini menyadari bahwa berkarier di dunia hiburan bukanlah perkara mudah. Kariernya dimulai dari modelling, lalu menjajal dunia akting, hingga kini bertahan lama sebagai presenter. Begitulah salah satu  cara mengembangkan diri hingga benar-benar menemukan dunia yang dicintainya. “Prinsip saya dalam bekerja adalah mencintai pekerjaan. Dengan cinta saya akan total bekerja,” ujarnya.

Pernah menyangka bisa bertahan selama itu?

Meski sangat mencintai pekerjaan, tapi saya tidak pernah menyangka bisa berkarier di dunia entertainment selama ini. Senang sekali.

Apa saja usaha Anda untuk bertahan?

Saya percaya, dalam bekerja, apapun bidangnya, setiap orang memang harus melakukan pengembangan diri, dan memegang tinggi profesionalisme. Saya juga memanfaatkan peluang dengan maksimal.

Jadi Anda memanfaatkan peluang?

Ya. Banyak orang yang menolak pekerjaan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Saya sebaliknya. Saya tidak akan tahu potensi saya sebelum mencoba.

Bagaimana Anda menyeleksi pekerjaan?

Saya tidak terlalu selektif memilih pekerjaan. Asal jadwal memungkinkan dan saya menyukainya, saya terima. Berbeda dengan tawaran iklan. Saya akan menerima jika produk itu benar-benar saya sukai dan saya akui manfaatnya. Brand ambassador adalah citra perwakilan dari produk yang dibawanya. Jadi saya harus percaya. Bagaimana masyarakat bisa percaya pada produk itu kalau saya sebagai bintang iklannya tidak menggunakannya?

Menjaga penampilan jadi salah satu bentuk profesionalisme Anda?

Ya, saya sadar betul, selain kemampuan yang maksimal, penampilan merupakan sesuatu yang penting. Keduanya harus sama porsinya. Penampilan yang enak dilihat adalah salah satu modal utama dalam pekerjaan di dunia hiburan.

Demi penampilan yang baik, apa saja usaha yang Anda lakukan?

Saya menjaga pola makan, seperti mengurangi konsumsi gula, garam dan kalori, serta rajin berolahraga. Setelah melahirkan anak pertama, saya harus mengembalikan bentuk tubuh kurang lebih setahun. Baru kurus, langsung hamil lagi anak kedua. Setelah rehat 3 bulan dari operasi sesar, saya melakukan diet ketat dan merekrut personal trainer. Menjaga penampilan dengan berbagai cara adalah bentuk pertanggungjawaban pada profesi saya. Memiliki anak bukan alasan untuk tidak merawat tubuh.

Tidak Kehilangan Peran

Jadwal yang padat tidak jarang membuat Ersa sulit bertemu dengan kedua buah hatinya. Untuk memandu acara infotainment, Insert di Trans TV, dalam 15 hari setiap bulannya ia harus berangkat pukul 5 pagi. Saat itu anak-anaknya masih tidur. Pulang ke rumah pukul 11 siang, anak-anak masih di sekolah. Setelah itu harus shooting lagi dan baru kembali pukul 23.00 ketika anak-anak sudah tertidur. Belum lagi kesibukannya memandu acara off air. “Mama ngga pulang ya semalam? Kok kita tidak ketemu, ya?” ujar Ersa menirukan gaya bicara anak sulungnya. Beruntung ia memiliki suami yang mau membagi waktu untuk keluarga dan mendukung profesi Ersa sepenuhnya.

Seberapa besar dukungan suami?

Saat hari kerja mungkin anak-anak tidak terlalu kehilangan karena jadwal mereka yang juga penuh. Tetapi ketika hari libur, saya tidak selalu menghabiskan waktu bersama, malah kadang harus ke luar kota. Saat itulah suami saya mengurus semua kegiatan anak-anak. Dari mulai bermain hingga mengerjakan PR untuk hari Senin. Jadi anak-anak tidak hanya dengan pengasuh saja. Peran orangtua harus selalu ada. Setidaknya salah satu, ibu atau ayahnya. Jadi walaupun saya sibuk bekerja, kehilangan mereka terobati karena ada ayah mereka. Tapi saya selalu berkomunikasi dengan mereka melalui ponsel.

Pendidikan apa yang Anda terapkan untuk anak-anak?

Sejak kecil saya mendidik mereka untuk menyalurkan pendapat. Dimulai dari hal kecil, misalnya memilih makan ikan atau ayam. Dengan begitu mereka belajar mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pilihannya. Sopan santun juga jadi prioritas. Seperti; berbicara harus sopan pada pengasuh. Saya dan suami cukup keras mendidik mereka dalam cara  bersikap kepada orang lain.

Apa saja aktivitas Anda bersama anak-anak?

Anak-anak senang dengan berbagai kegiatan fisik. Jadi kami sering berenang dan bersepeda saat car free day. Jadi Kika (panggilan anak sulungnya) dan ayahnya menggunakan roller blade. Saya dan Ulla (panggilan anak bungsunya) bersepeda.

Tak Sesuai Impian

Jika melihat ke belakang, sebenarnya apa yang dijalani Ersa bukanlah bagian dari rencana besarnya. Tapi, untuk semua impiannya yang tak terwujud, ia meyakini bahwa inilah jalan terbaik dari Tuhan. Menurutnya tidak semua manusia bisa menjalankan apa yang digariskan kepada mereka dengan baik. “Banyak orang yang menyalahkan keadaan. Saya tidak. Jadi, bisa menjalankan segalanya dengan sempurna adalah anugerah,” ujarnya.

Impian apa saja yang tidak terwujud?

Seperti anak kecil umumnya, saya ingin menjadi dokter. Lalu karena tidak sanggup melihat darah, saya berubah haluan menjadi psikolog. Walaupun saat itu sudah menjalani pekerjaan sebagai model, saya masih menganggap itu hanya sampingan dan tetap fokus mengejar impian.

Kemudian Anda meraih gelar Sarjana Psikologi?

Ya, saya didukung pendapat para sahabat yang mengatakan bidang itu sangat cocok dengan kepribadian dan karakteristik diri saya. Mereka suka meminta pendapat tentang masalah mereka. Menurut mereka masukan yang saya berikan sangat membantu dan rasional.

Tapi akhirnya Anda memilih dunia hiburan?

Saya berprinsip harus mengambil berbagai kesempatan itu dengan maksimal. Saya tidak salah mengambil keputusan itu. Saya sangat bahagia. Jika ada kesempatan, saya ingin sekali melanjutkan kuliah psikologi profesi yang nantinya bisa saya gunakan untuk membantu sesama. Khususnya bagi perempuan dan anak-anak.

Mimpi Anda soal pasangan hidup?

Nah, soal itu impian saya terwujud. Saya memiliki pria terseksi yang pernah saya temui. Dia sesuai dengan pria idola saya. (Ersa tertawa).

Source :  Goodhousekeeping Edisi April 2013 halaman 44

(vem/gh/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading