Sukses

Lifestyle

Someone Like Adele

Vemale.com- Tentu saja, pernyataan ini tidak masuk akal setelah apa yang ia alami setahun belakang ini – albumnya, 21, sukses memperoleh banyak penghargaan.

Ia menjelaskan lebih jauh. “Penyanyi favorit saya ialah Etta James dan Aretha Franklin. Jika Anda melihat kata ‘singer’ di dalam kamus, Anda akan melihat nama mereka. Bukan nama saya,” ujarnya.

Meski ia rendah hati, sangat besar kemungkinan bahwa 30 tahun lagi orang akan membicarakan Adele sebagai legenda. Liriknya yang emosional dan vokal yang sangat powerful mampu melampaui tren dan memberikan kekuatan pada musiknya untuk tetap disukai. Belum lagi fakta bahwa ia menulis sendiri semua materi lagu dan topik favoritnya – patah hati – yang langsung mengena di hati pendengarnya. Jika Anda pernah mengalami kisah percintaan yang berakhir dengan sangat menyedihkan, Anda pasti tahu apa yang ia rasakan.

Wanita ini memang mampu masuk ke hati Anda yang terdalam dan sangat emosional ketika ia sedang bernyanyi, namun cukup menyenangkan mengetahui bahwa dirinya tidak selalu seserius itu – Adele berbicara dengan cepat, tertawa dengan lantang, dan mengucapkan kata f**k lebih sering dibandingkan kombinasi Lil Wayne dan Eminem!

“Ugh, pasti banyak yang berpikir saya ini sangat pemurung,” ujarnya. “Tapi saya sama sekali tidak seperti itu. Sebenarnya saya cukup fun dan bahagia hampir setiap waktu.” Mungkin ini karena belakangan ini ia sangat terbuka sehingga tidak ada keraguan untuk mendiskusikan mengenai masa lalu yang baik dan buruk. Adele menceritakan semuanya kepada Cosmo.

Right Start

Wanita yang dibesarkan di London ini tahu bahwa dirinya ingin menjadi penyanyi profesional sejak umur 12 tahun. “Kami sedang menonton The X Factor, dan keluarga saya akan mengatakan bahwa saya harus mengikuti acara tersebut,” ingatnya, sembari merapikan poncho Stella McCartney yang ia kenakan di atas legging hitam. “Namun kemudian Anda melihat orangtua di show tersebut berkata ‘Anak saya adalah the next Mariah Carey’ lalu anaknya hanya akan menjadi sampah. Jadi saya berpikir, ‘Kalian hanya ingin saya dipermalukan dan ditertawakan!’”

Penyanyi bernama lengkap Adele Laurie Blue Adkins ini pun memutuskan untuk memilih The BRIT School, a performing-art high school. Pada tahun pertamanya, seorang alumni sukses menjadi hit dan membuat passion-nya dalam bernyanyi semakin besar. “Tahun itu, Amy Winehouse muncul dengan album pertamanya. Luar biasa, ini menjadi salah satu favorit saya,” ujarnya. Setelah kelulusan, ia berencana untuk melanjutkan kuliah. Namun sementara Adele mempersiapkan diri untuk ujian akhir dan merencanakan pesta ulang tahun yang ke-18, ada pihak record label yang menghubunginya. “Seorang teman membuat akun Myspace dengan beberapa lagu yang saya buat di dalamnya,” katanya.

“Pria ini mengirimkan email dan berujar bahwa ia bekerja pada sebuah record label dan ingin bertemu. Saya pikir ia hanya orang iseng, jadi saya membalas, ‘Jangan ganggu, saya sedang sibuk mempersiapkan pesta ulang tahun.’ Ia bertanya apakah saya sudah dikontrak oleh pihak lain, saya bilang tidak dan bahwa ia dapat menghubungi saya beberapa minggu lagi setelah saya menyelesaikan sekolah.”

Ternyata orang tersebut bekerja untuk XL Recordings, label yang memegang Radiohead dan M.I.A. Namun Adele tidak tahu mengenai hal ini ketika ia setuju bertemu dengannya. “Sebelum pergi bertemu, saya mencari nama pria ini di Google dan baru mengetahui siapa saja yang ia representasikan. Saya sangat terkejut!” ungkapnya. “Kami bertemu, ia menyukai apa yang saya punya dan memberikan kontrak. Saya merasa tidak enak menceritakan hal ini, karena kisahnya memang semudah itu.”

Jadi bukannya pindah kota untuk kuliah, Adele mulai menulis musik untuk album pertamanya. “Saya punya beberapa lagu yang sudah siap sebelumnya, seperti Hometown Glory, yang saya tulis saat berumur 16 tahun. Ini mengenai perasaan sedih bila harus meninggalkan London untuk kuliah,” ceritanya. “Saya selalu suka menulis lagu. Namun ketika saya berada dalam situasi di mana saya harus menulis, saya jadi bingung dan tidak dapat menghasilkan apapun. Saya sangat gugup karena saya pikir label akan beranggapan bahwa saya belum siap.” Kemudian Adele bertemu dengan seorang pria.

Falling Fast and Hard

“Itu adalah kisah cinta pertama saya. Ia berselingkuh dan saya merasa hancur,” katanya. “Saya masih remaja, dan itu hanya sebuah hubungan yang sementara. Namun seketika, saya punya sesuatu untuk ditulis.” Album 19 (umur saat ia membuat album ini), dirilis pada bulan Januari 2008. Tak lama, single Chasing Pavements miliknya diputar berulang kali di radio, dan mulai banyak bintang yang membicarakan dirinya, termasuk Beyonce. Ia memperoleh banyak komentar positif dari album pertamanya, sampai dinominasikan untuk Best New Artist di Grammys...dan ia menang! Setelah itu, ia kembali ke London dan meminta waktu istirahat selama enam bulan. Dalam waktu ini, ia bertemu dengan kekasih berikutnya. “Hubungan ini lebih parah dari sebelumnya,” katanya. “Pada akhirnya hubungan kami menjadi tragis, dan kami putus. Saya baik-baik saja tanpanya, tapi saya tidak mau tidak bersamanya, saya masih menyayanginya.”

Satu hari setelah berakhirnya hubungan mereka, ia pergi ke studio rekaman dan menulis lagu Rolling in the Deep. “Kami bertengkar hebat malam sebelumnya. Ia mengejek dengan mengatakan hal seperti: hidup saya akan berantakan tanpanya. Dan ia menyebut saya needy, membuat saya kaget. I’ve never been needy,” ceritanya, tampak sedikit memanas. “Keesokan harinya, saya pergi ke studio Paul Epworth dan saya menyanyikan versi pertama dari lagu tersebut. Di penghujung hari, kami menyelesaikan lagu tersebut. That was my ‘Bitch!’ moment.”

Paul Epworth – an award winning producer – mengingat hari tersebut. “Ia mengeluarkan tenaga 150 persen,” ujarnya. “Anda bisa lihat itu menjadi luapan emosi yang besar darinya.”

Dengan demikian, Adele resmi memulai pembuatan album keduanya, 21. ia membuat beberapa lagu lain mengenai patah hati, seperti Set Fire to the Rain dan Turning Tables. Namun tidak ada lagu yang mampu mengalahkan Someone Like You. Di mana ia mengutarakan bahwa pria tersebut telah move on dan bersama wanita lain. “Bahkan sekarang, saya masih emosional saat membawakan lagu tersebut,” ujarnya. “Sangat menakutkan, karena ini merupakan perasaan jujur yang saya tuliskan. Saya tidak yakin dapat menulis lagu yang lebih baik dari itu. I think that’ll be my song, you know?”

Healing Her Heartbreak

Meski terbuka dalam lagu-lagunya, ia mengaku tidak selalu mudah baginya dalam situasi yang personal. Ia mampu menuangkan isi hati pada stadium yang dipenuhi oleh orang yang tidak ia kenal. Tapi di depan pria yang disukai, ia akan terdiam. “Sulit bagi saya untuk mengungkapkan perasaan,” katanya.

Jadi, apa ia siap untuk melangkah maju dan mencari pria baru yang akan mendengarkan ungkapan cintanya? “Untuk saat ini, hanya ada saya dan Louie,” ujarnya, merujuk pada anjing peliharaannya, seekor dachshund. Sebagian dari itu mungkin disebabkan ia belum sepenuhnya mampu melupakan kisah cintanya yang terakhir. “It’s bittersweat. Karena saya tidak akan menyerahkan kesuksesan saya saat ini untuk apapun. Namun di saat yang sama, saya akan melakukan apapun untuk dapat bersamanya,” ceritanya. “I miss him, I do. Dan berat rasanya menyanyikan semua lagu tersebut karena itu mengingatkan saya akan betapa brilliant kami bersama saat hubungan kami baik, dan betapa tragis hal tersebut di situasi sebaliknya.”

Ia mungkin belum siap untuk menjalin hubungan dalam waktu dekat, tapi ia tahu apa yang ia inginkan. “Pertama, saya butuh seseorang yang mampu membuat saya tertawa,” katanya. “Dan berikutnya, saya tidak akan semudah itu memberikan waktu saya. Dulu saya kerap meninggalkan suatu tempat lebih cepat untuk bertemu dengannya, atau membatalkan rencana agar saya dapat sampai di rumah bersamaan dengannya. Ini tidak sehat, dan saya tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi.”

Tinggalkan masa lalu, karena Adele berharap yang terbaik untuk hubungannya yang akan datang. “Suatu saat saya ingin menikah. Namun pria tersebut harus mau menandatangani prenup,” ucapnya. “Can you imagine?!”

Tak lama ia berdiri, dan mengatakan pada Cosmo bahwa ia harus segera meeting. Namun sesuatu terlintas di pikirannya. “God! Jika saya menemukan kebahagiaan tersebut, apa yang akan saya tulis?” ujarnya sembari bercanda. “No. No. I really want my next album to be happy and fun.” [initial]

Source: Cosmopolitan Edisi Desember 2011, Halaman 50

(Cosmo/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading