Sukses

Lifestyle

9 Kisah Terbaik, Remuknya Hati Karena Cinta

Jatuh cinta memang indah, tapi tidak semua orang mengalami kisah cinta yang bahagia selama-lamanya. Kadang, seorang wanita harus melewati masa pahitnya putus cinta, ditinggal pergi dan pengabaian dari orang yang dicintai. Kisah cinta yang sudah terjalin indah bisa berakhir karena orang tua tidak merestui, karena beda agama, dan karena dia menyukai wanita lain.

Menyedihkan memang, tetapi tidak ada salahnya 9 kisah remuknya hati karena cinta jadi pedoman untuk Anda. Kisah-kisah ini tidak selalu menyedihkan, Anda bisa mendapat inspirasi bagaimana melalui situasi yang sama.

Tekan tombol di bawah untuk memulai 9 kisah cinta yang tidak berakhir bahagia.

(vem/yel)

Ibuku Benar, Pria Itu Bukan Jodohku

Kisah nyata ini terjadi pada tetangga saya, sebut saja namanya Ajeng. Ajeng adalah wanita yang sangat cantik dan mandiri, dia bekerja di sebuah bank swasta sebagai staf akuntansi. Banyak pria yang jatuh hati pada Ajeng, salah satunya adalah pria bernama Bimo. Setelah masa perkenalan selama tiga bulan, dua insan yang sedang jatuh cinta ini saling mengenalkan diri pada keluarga.

Setelah Bimo berkenalan dengan keluarga Ajeng, ibu Ajeng dengan jujur mengatakan pada putrinya bahwa dia tidak setuju bila Ajeng berpacaran dengan Bimo. Di mata ibu Ajeng, Bimo terlihat tidak serius, tidak memiliki keteguhan hati dan semangat untuk bekerja, bahkan, Bimo tak malu jika meminta uang kepada Ajeng untuk membiayai ongkos perbaikan mobil. Hal inilah yang dirasa ibu Ajeng sebagai sesuatu yang kurang baik dari seorang pria bila ingin menikahi anak gadisnya.

Karena dibutakan oleh cinta, Ajeng membela Bimo. Di mata Ajeng Bimo adalah pria sempurna yang akan membahagiakan hidupnya. Ajeng bahkan berkata kasar pada ibunya.

Di akhir kisah, Ajeng baru sadar bahwa feeling ibunya benar, Bimo bukan pria yang baik. Baca selengkapnya dalam Ibuku Benar, Pria Itu Bukan Jodohku.


Cinta Kita Terhalang Orang Tua

Pernah jatuh cinta dengan begitu mendalam hingga Anda merasa bahwa dia adalah 'the one?' Perasaan cinta yang demikian dalam tidak hadir begitu saja. Perasaan cinta yang seperti ini umumnya hadir karena kedua belah pihak memiliki sebuah ikatan hati yang khusus yang tidak bisa dinalar hanya dengan akal sehat. Ya, hubungan cinta yang indah dan apa adanya ini harus terhempas oleh dua kata: orang tua.

Wanita ini sudah terlampau dalam menyayangi laki-laki ini. Lima tahun bukanlah waktu yang singkat bagi keduanya untuk menjalin sebuah hubungan tanpa komitmen yang penuh dengan ungkapan cinta. Mengapa tanpa komitmen? Keluarga adalah satu hal yang benar-benar menjadi penghalangnya.

Wanita ini jatuh cinta kepada pria ini lima tahun yang lalu. Laki-laki ini pun merasakan hal yang sama dan perasaan yang tidak jauh berbeda. Mereka menjaga jalinan cinta yang hanya berani tumbuh di dalam hati saja. Sebuah kata dalam wujud strata telah mempersulit sebuah hubungan cinta sederhana yang mereka punya. Wanita ini, dengan segala atribut kesuksesannya, secara tidak langsung telah merumitkan hubungan di antara keduanya.

Kisah cinta ini banyak dialami dan harus berakhir sebelum dimulai. Simak cerita selengkapnya dalam Cinta Kita Terhalang Orang Tua.

Saat Aku Gagal Menikah

Aku adalah seorang karyawati di rumah sakit swasta di kota “S”. Di antara segala kesibukan bekerja di rumah sakit dan rutinitas di asrama, aku masih menyempatkan diri untuk bergabung dalam kelompok paduan suara. Aku menyanyi untuk acara-acara pernikahan di gereja. Aku bersyukur dikaruniai bakat untuk menyanyi ini. Banyak pengalaman positif yang kudapatkan dengan bergabung dalam kelompok paduan suara .

Sebagai seorang wanita berusia 25 tahun, aku mempunyai seorang kekasih. Dia bekerja di bidang pelayaran. Sekian lama kami menjaga hubungan cinta dan bersikap saling percaya meski jarak sering memisahkan. Selama beberapa tahun pula kami berusaha untuk saling mengenal dan menjalin kasih sayang hingga suatu ketika kami memutuskan untuk menikah. Semua persiapan pernikahan mulai dari pernak-pernik kecil kecil hingga rencana pertemuan keluarga sudah kami bicarakan bersama.

Sayangnya, pernikahanku gagal diadakan, baca kisah kebangkitan diri setelah gagal menikah dalam Saat Aku Gagal Menikah.

Cintaku Pupus Karena Beda Agama

Usiaku 20 tahun ketika berkenalan dengan Angga, dia adalah teman satu kampus denganku. Walaupun beda fakultas, kami sering bertemu saat makan di kantin atau saat menghadiri acara kampus. Singkat cerita, kami saling jatuh cinta dan mulai berpacaran.

Angga adalah pemuda yang baik dan sopan, dia juga bukan tipe pria yang suka mempermainkan wanita, karena itulah aku jatuh cinta padanya. Tetapi di balik sifat baiknya, ada satu hal yang bisa menjadi penghalang hubungan kami, yaitu agama yang berbeda.

Hingga.. orang tua kami sedikit demi sedikit menentang hubungan kami. Di kedua belah pihak, mereka ingin agar hubungan kami berakhir. Bagi orang tuaku dan orang tua Angga, hal yang paling prinsip tidak akan bisa disatukan dengan cinta. Bisa saja kami menerima di awal, tetapi akan banyak cemooh dari orang-orang.

Kisahku harus berakhir, mengalah tak selamanya kalah, aku juga masih menghormati orang tuaku. Baca kisah selengkapnya di Cintaku Pupus Karena Beda Agama.

Aku Cinta Kamu Dan Dia

Tak pernah terbayang sebelumnya di benakku, bisa mencintai dua orang sekaligus. Aku tahu ini salah, tetapi yang aku tak tahu adalah bagaimana bisa memilih dia tanpa menyakiti hatimu.

"Bang, besok kita jadi ke pantai?" tanyaku sambil tetap asyik dengan ponsel di genggamanku. "Nggak jadi ah kamu sibuk sendiri gitu!" candanya sambil mengacak-acak rambutku. Dipa adalah sosok pria yang belum lama ini dekat denganku. Sebenarnya kami sudah saling kenal cukup lama, tetapi tak ada yang menyadari mulai kapan perasaan kagum dan sayang itu muncul. Aku sendiri memanggilnya abang karena ia memang sangat perhatian padaku. Usia kami berbeda 5 tahun, dan ia tahu benar bagaimana cara memanjakan aku.

Kekasihku. Hmm... sebenarnya aku mencintainya. Kami toh sudah jalan lebih dari 3 tahun lamanya. Tetapi entah kenapa kami seperti orang asing yang tak punya chemistry satu sama lain. Bercanda saja kami jarang. Tetapi ajaibnya kami bisa bertahan dalam hubungan untuk sekian lama. "Lalu mengapa harus dipertahankan?" pertanyaan tersebut selalu menggangguku setiap saat. Sayangnya hingga kini, aku tak juga tahu jawabannya.

Akhirnya cinta harus memilih

satu yang pasti

Mana mungkin

terus jalani, cinta begini...

Siapa yang dipilih oleh gadis ini? Temukan jawabannya dalam Aku Cinta Kamu Dan Dia.


Aku Ikhlaskan Cinta Kandas di Tengah Jalan

Aku mengenal pria ini saat kami masih memakai seragam putih abu-abu, sebut saja namanya Bayu. Dia tidak tampan tetapi berhasil merebut hatiku. Aku yang selama ini tidak percaya dengan segala hal-hal manis tentang cinta akhirnya bisa merasakan indahnya jatuh cinta. Bersama Bayu, aku melewati hari-hari yang indah selama masa sekolah, hingga kami lulus.

Kami terpaksa menjalani pacaran jarak jauh karena Bayu diterima di kampus yang berbeda kota. Kisah cinta kami masih hangat, kami saling percaya walaupun saya akui, kami sering mengalami pertengkaran. Bagi kami, pertengkaran adalah hal yang wajar, kami saling memaafkan dan berjanji untuk tidak mengulangi hal yang sama. Aku percaya Bayu adalah pria baik dan setia.

Dua tahun masa pacaran kami, perlahan, kami saling mengetahui sifat asli masing-masing. Walaupun kami berbeda kota, ada banyak sahabat saya yang memantau sikap dan gerak-gerik Bayu. Aku merasa banyak perubahan pada Bayu setelah kami menempuh kuliah. Dia yang tadinya hangat menjadi kasar dan tidak segan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati.

Aku tidak pernah menyesali kejadian ini. Bagiku, lebih baik pernah merasa sakit karena cinta daripada tidak pernah merasakan cinta sama sekali. Setuju dengan kisah ini? Anda bisa membaca kisah selengkapnya dalam Aku Ikhlaskan Cinta Kandas di Tengah Jalan.

Keajaiban Cinta Hanyalah Ilusi

Namaku Ernis, saat ini usiaku 23 tahun. Lima tahun yang lalu, aku berkenalan dengan seorang pria, sebut saja namanya Galih. Usia kami terpaut setahun, kami pertama kali berkenalan pada saat ospek di kampus. Dia adalah seniorku, dan kami berada pada jurusan yang sama.

Sejak hari pertama ospek, dia sering berbuat ulah padaku. Kadang dia sering membuatku kesal dengan menyuruhku membawa barang ini itu saat ospek. Membawa onde-onde tanpa wijen, membawa donat selai durian, dan barang lain yang tidak wajar. Aku akan dihukum jika keesokan hari tidak membawanya. Jujur, aku kesal padanya, dia satu-satunya senior yang merepotkanku, sementara senior yang lain bersikap biasa saja.

Aku menikmati masa kuliah dengan menyenangkan. Bersama Galih, aku menikmati manisnya jatuh cinta. Kami sudah seperti teman, keluargaku juga merestui hubungan kami. Kadang aku berbincang dengan ibu Galih yang tinggal di luar kota. Intinya, dari pihak keluarga, tidak ada rintangan sama sekali. Jika diibaratkan, hidupku seperti gula-gula, sangat manis dan menyenangkan. Saat jatuh cinta, semua hal terasa ajaib.

Hingga aku sadar bahwa keajaiban itu kadang hanya ilusi..

Baca kisah selengkapnya dalam Keajaiban Cinta Hanyalah Ilusi.

Cinta Tidak Harus Memiliki

Aku jatuh cinta pertama kali saat duduk di bangku SMA, kelas 1. Pemuda itu.. sebut saja Yuda. Dia bukan tipe pemuda yang disukai banyak siswi, aku juga tidak tahu kenapa bisa menyukainya. Mungkin senyumnya yang hanya berbentuk lengkung kecil, mungkin suara tawanya saat berhasil mencetak gol ketika pelajaran olahraga, mungkin sikap diamnya, entahlah..

Waktu itu aku terlalu malu untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Aku hanya bisa diam-diam memperhatikan. Aku suka dengan wajah seriusnya saat mengerjakan tugas kimia atau matematika. Wajah dan senyum yang berhasil meluluhkan hatiku, membuatku selalu memikirkannya, tersenyum sendiri, membayangkan jika dia menggandeng tanganku dan hal-hal alami yang akan dirasakan saat seorang gadis sedang jatuh cinta.

Semua terasa indah..

Walaupun hanya dalam anganku saja.

Mungkin apa yang sering dikatakan orang-orang benar adanya..

Cinta tidak harus memiliki.

Baca kisah selengkapnya di Cinta Tidak Harus Memiliki.

Dia Pergi Meninggalkan Cinta Untukku

Semoga peristiwa di bawah ini membuat Anda belajar lebih bersyukur untuk apa yang Anda miliki. Cinta sejati adalah dambaan siapa saja yang hidup di dunia ini.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang sangat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang dia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga aku merasa dia sudah berkewajiban membuatku bahagia dan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tidak ada seorang pun yang berani melawan keinginanku. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tidak suka handuknya yang basah diletakkan di tempat tidur. Aku sebal melihatnya meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket. Aku benci ketika dia memakai komputerku untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan aku juga marah kalau dia menghubungiku berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, aku tidak mau mengurus anak. Awalnya, dia mendukung keputusanku untuk minum pil KB. Rupanya dia menyembunyikan keinginan begitu dalam untuk memiliki anak. Hingga suatu hari aku lupa minum pil KB. Dia tahu namun membiarkannya. Singkat cerita, aku hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan. Itulah kemarahan terbesarku padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh dia melakukan semua keinginanku.

Takdir memiliki keinginan lain, suamiku meninggal sebelum aku bisa mencintainya dengan tulus. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tidak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus. Kisah mengharukan ini dapat Anda baca selengkapnya di Dia Pergi Meninggalkan Cinta Untukku.


Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading