Sukses

Parenting

Keajaiban Datang Setelah Indung Telurku Diangkat

Kisah ini diceritakan oleh sahabat kami bernama Dewi. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

***

Setiap wanita memiliki naluri keibuan, aku yakin, semua wanita ingin menjadi seorang ibu, aku pun demikian. Setelah menikah, impian terbesarku adalah segera mengandung dan menimang buah hati. Aku tidak sabar menanti seorang anak memanggilku dengan sebutan "Bunda," dan "Ayah," pada suamiku.

Bulan demi bulan berlalu, aku menunggu hingga alat uji kehamilan menunjukkan tanda positif, tetapi impianku sepertinya masih jauh. Hasil tes kehamilan selalu menunjukkan tanda negatif. Hingga akhirnya, tahun demi tahun berlalu. Hingga usia pernikahanku menginjak tiga tahun, aku belum menemukan tanda-tanda kehamilan.

Entah berapa kotak alat uji kehamilan yang sudah aku habiskan, aku sudah tidak lagi menghitungnya. Kecemasanku semakin memuncak, mengapa aku belum juga hamil. Padahal, teman dan keluargaku yang menikah belakangan sudah menimang buah hati. Selama ini aku tidak merasakan keanehan pada siklus menstruasiku, hasil pemeriksaan dokter juga baik. Suamiku sehat, aku juga. Aku terus berharap dan berdoa.

Tidak puas hanya memeriksakan kesehatan di satu dokter, aku dan suami mencoba dokter lain. Di sana, kami melakukan pemeriksaan yang lebih banyak. Hingga akhirnya diketahui bahwa salah satu tumor jinak menggerogoti indung telur bagian kanan. Dunia rasanya runtuh. Aku menangis sejadi-jadinya saat dokter menjelaskan bahwa satu indung telurku harus diangkat. Saat itu, rasanya harapan menjadi ibu hilang separuh. Aku masih ingat, suamiku duduk di sampingku, menggenggam tanganku dengan erat dan membiarkan aku menangis di bahunya.

Suamiku tahu bahwa aku akan sulit menjalani operasi tersebut, tetapi dia meyakinkan aku bahwa yang terpenting adalah kesehatanku. Masih ada harapan karena hanya satu indung telurku yang diangkat. Akhirnya operasi itu berhasil, tumor itu diangkat dari tubuhku, separuh harapanku ikut lenyap bersamaan dengan hilangnya satu indung telur.

Walaupun operasi sudah dilakukan, bulan demi bulan berlalu dan aku belum juga menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Semua cara sudah aku coba, mulai dari pengobatan modern hingga tradisional. Mertuaku mulai tidak sabar dan sedikit demi sedikit menyalahkanku. Jika sudah begitu, aku hanya bisa menangis. Sekali lagi, aku sungguh bersyukur memiliki suami penyabar, yang tidak meninggalkanku dalam kondisi ini.

Doaku tidak pernah putus. Hingga pada akhirnya aku memasrahkan semuanya pada Tuhan. Jika memang yang terbaik adalah kondisi ini, aku menerimanya. Aku tidak lagi mendesak Tuhan agar segera memberiku anak. Jujur, kadang aku menyalahkan Tuhan atas kondisiku. Kenapa harus aku yang mengalaminya? Di luar sana, ada banyak ibu yang tega membuang bayinya. Sedangkan aku, aku bersumpah akan merawat mereka dengan baik. Aku kembali meyakinkan diri bahwa Tuhan tahu yang terbaik, aku tidak boleh berburuk sangka pada-Nya.

Hingga pada suatu hari aku merasakan mual dan pusing. Aku pikir tubuhku terlalu lelah, akhirnya aku iseng melakukan tes uji kehamilan. Inilah keajaiban yang aku nantikan. Tanda (+) muncul di alat uji kehamilan. Aku hampir tidak percaya, dan untuk memastikannya, aku melakukan tes di klinik kesehatan. Hasilnya sama, positif. Aku kembali menangis, tapi kali ini adalah tangis bahagia. Aku berjanji akan menjaga kandungan ini dengan baik hingga dia lahir ke dunia.

Sembilan bulan berlalu dengan cepat, akhirnya aku bisa mendengar tangis pertama buah hatiku. Buah hati yang selalu aku rindukan. Kebahagiaanku semakin lengkap. Aku punya suami yang begitu baik dan sabar, juga tangisan bayi yang melengkapi kehidupan kami.

Tiga tahun berlalu, putri kami tumbuh sehat dan menjadi anak yang menggemaskan. Saat kisah ini kutulis, aku sedang mengandung enam bulan. Pendapat orang-orang yang mengatakan bahwa kemungkinan wanita sepertiku tidak akan bisa hamil terpatahkan. Keajaiban itu ada, dan aku percaya. 

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading