Sukses

Lifestyle

Terima Kasih Tuhan, Kau Beri Aku Umur Panjang

Kisah ini dikirim oleh sahabat Vemale yang tidak ingin disebutkan namanya. Kita panggil saja dengan nama Intan. Gadis berusia 23 tahun ini menuturkan kisah bahwa dirinya sempat melakukan tindakan bunuh diri, tetapi Tuhan masih memberinya kesempatan untuk hidup lebih lama dan belajar untuk menghargai hidup sekaligus menyayangi dirinya.

***

Usiaku 20 tahun saat itu. Saat aku masih berstatus seorang mahasiswi di sebuah kampus terkenal di kota Surabaya. Saat itu aku memiliki seorang pacar, sebut saja namanya Indra. Kami saling mencintai dan keluarga kami sudah saling merestui. Aku berasal dari keluarga berada, anak tunggal. Ayahku memiliki beberapa bengkel mobil yang lumayan besar, dari sanalah keluarga kami menggantungkan hidup. Semua tampak baik-baik saja, kehidupanku berlangsung normal, hingga pada akhirnya aku tahu ada yang tidak beres dengan keluargaku.

Tidak pernah terbayangkan bahwa ayahku yang baik dan penyabar melakukan perselingkuhan dengan wanita muda, yang usianya tidak jauh berbeda dengan usiaku. Wanita muda itu membuat ayahku menceraikan ibu, memilih untuk meninggalkan kami tanpa beban.

Kehidupanku hancur, setiap hari aku melihat ibu menangis. Semakin hari, tubuhnya semakin kurus. Ayah melupakan tanggung jawabnya untuk memberi nafkah anaknya. Hanya kepedihan dan air mata yang ditinggalkan ayah untuk kami. Wanita muda itu berhasil merebut kasih sayang ayah sekaligus kehidupan kami yang bahagia.

Aku dan ibu harus banting tulang membiayai kehidupan kami. Aku meninggalkan bangku kuliah dan mulai bekerja sebagai SPG produk kecantikan wanita. Dengan gaji yang pas-pasan, aku mulai membiasakan diri tinggal di kontrakan yang sempit dan pengap. Semua hal menyakitkan tersebut masih menyisakan harapan, setidaknya, masih ada Indra, pria yang aku cintai.

Tetapi hidup tidak bisa memilih. Pada akhirnya, Indra meninggalkanku. Perselingkuhan ayahku dianggap oleh keluarganya sebagai aib. Mereka takut jika aib tersebut akan mencoreng nama baik keluarga mereka. Dengan hati yang remuk, aku menerima keputusan ini. Aku tahu Indra melepaskanku dengan berat hati. Aku tahu dia masih mencintaiku, tetapi dia juga punya tanggung jawab untuk membahagiakan keluarganya.

Air mataku rasanya sudah kering untuk menangis. Aku hanya bisa menertawakan hidupku dengan putus asa. Tuhan tidak sayang padaku, hidupku hancur, orang-orang yang aku cintai meninggalkanku. Untuk apalagi aku hidup?

Satu gelas kecil obat nyamuk cair aku telan.

Semoga saat aku membuka mata, aku sudah berada di dunia lain. Entah dimana, tempat di mana aku bebas dari kepahitan hidup.

Tetapi.. saat membuka mata, aku masih ada di dalam kamar kontrakan yang pengap. Saat kepalaku masih pusing, aku mendengar suara yang tidak aku kenali. Suara tersebut memintaku untuk meneruskan hidupku, bahwa Tuhan tidak akan pernah memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya.

Aku masih hidup, aku masih bernapas, aku masih merasakan sakit pada bagian kepala. Aku tidak kehilangan nyawaku setelah meminum obat nyamuk cair, aku hanya pusing, selebihnya.. aku tidak apa-apa.

Tangisku langsung pecah saat itu. Suara itu menyadarkanku bahwa aku masih punya ibu, sosok yang paling menyayangiku. Bagaimana mungkin aku tega meninggalkan ibu saat dia menjadi wanita yang sangat rapuh.

Pelan-pelan, aku mulai bangkit dari keterpurukan. Aku percaya bahwa Tuhan pasti punya rencana terbaik untukku dan ibu. Aku mulai menggiatkan kerja keras untuk menambah pundi-pundi pemasukan, memberi les privat untuk anak SD, menjual kue basah buatan ibu pada hari Minggu, apapun akan aku lakukan selama itu halal.

***

Saat ini, aku bekerja di sebuah bank setelah mendapat beasiswa gratis. Posisiku di bagian back office sudah cukup menjamin kesejahteraanku dan ibu. Jika semuanya lancar, enam bulan lagi aku akan menikah dengan seorang pria yang mencintaiku dan menerima kondisiku. Tidak ada lagi tangisan seperti dulu. Aku ingin hidupku berguna, setidaknya untuk orang yang selalu menyediakan pelukan dan cintanya untukku.

Aku makin menghargai kehidupan, aku percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah memberi cobaan di luar batas kemampuan umat-Nya.

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading