Sukses

Lifestyle

Hayo, Masih Ingat Nggak Dengan 4 Minuman Kuno Yang Nikmat Ini?

Ladies, kalau membahas soal minuman, yang terlintas di pikiran masyarakat Indonesia saat ini pasti nggak jauh-jauh dari minuman-minuman modern dalam kemasan yang dijual di supermarket. Mulai dari minuman berenergi, minuman soda berkarbonasi hingga minuman rasa-rasa 'kekinian' seperti taro dan matcha.

Kalau melihat ke masa-masa puluhan tahun silam, minuman-minuman yang beredar di Indonesia masihlah sangat tradisional. Pembuatannya pun sederhana, kebanyakan malah masih mengandalkan cara rumahan dan manual. Walau zaman telah berganti, ternyata 5 minuman dan sirup kuno buatan asli Indonesia ini masih bertahan lho. Hayo, ada yang pernah dan masih mengkonsumsinya?

Sirup Tjampolay

Sirup Tjampolay | Copyright seputar-cirebon.com

Sirup Tjampolay adalah merk sirup kuno yang masih bertahan hingga kini. Tahu nggak sih, Ladies, merk Tjampolay ini pertama kali dibuat Tan Tjek Tjiu pada tahun 1936. Dilansir dari website siruptjampolay.com, perusahaan ini sempat berhenti enam tahun, kemudian beroperasi lagi pada tahun 1970.

Awal kemunculannya, sirup Tjampolay hanya mengeluarkan tiga varian rasa yaitu rossen, asam jeruk dan nanas. Kini telah mengeluarkan sembilan varian rasa yaitu pisang susu, melon, leci, jeruk nipis, moka dan mangga gedong. Yang banyak jadi favorit adalah rasa pisang susu dan mangga gedong sehingga kedua varian rasa sirup asal Cirebon ini banyak diburu pembeli oleh-oleh.

Sirup Sarang Sari

Sirup Sarang Sari | Copyright kristiagie.wordpress.com

Merk sirup lainnya yang nggak kalah memorable adalah sirup Sarang Sari. Sirup Sarang Sari telah ada sejak tahun 1930-an dan berjaya hingga era 1990-an.

Kalau dibandingkan dengan usia kita, usia orang tua bahkan kakek-nenek kita, bisa jadi sirup Sarang Sari lebih tua lho. Meski sudah dimakan usia, sirup ini nggak banyak berubah dari sisi tampilannya: botol hijau mirip botol bir dengan label warna oranye.

Ada empat jenis rasa yang dikeluarkan oleh merk yang awalnya dimiliki oleh pengusaha asal Groningen, Belanda bernama De Wed Bijlsma ini. Rasa frambozen, vanili, manalagi dan pisang ambon pernah begitu lekat di hati masyarakat Indonesia karena rasanya yang enak dan terbuat dari gula batu asli. Sayangnya, merk ini semakin susah dicari, padahal masih banyak penggemarnya lho!

Siropen Leo

Siropen Leo masih beredar hingga kini | Copyright merdeka.com/Rizky Wahyu Permana

Sirup dengan lambang singa sebagai maskotnya ini, mungkin terlihat hampir sama dengan merk sebelah. Tapi merk sirup asal Malang ini sudah sangat tua lho, Ladies, sudah sejak tahun 1948. Buat kamu yang tinggal di Malang dan sekitarnya, tentu sudah tak asing lagi dengan merk primadona ini. Pasalnya, sirup ini boleh dibilang sirup mewah pada zamannya. Sirupnya kental dan rasanya sangat manis, cukup bergengsi jika dihidangkan kepada tamu yang bertandang ke rumah.

Sirup Leo masih bisa ditemui di beberapa swalayan di Malang, misalnya di Lai-Lai Supermarket buah. Tetapi memang popularitasnya tak seperti di masa lalu karena kini sudah banyak merk-merk sirup yang lebih modern dan beranekarasa.

Limun Sarsaparilla

Botol limun sarsaparilla yang unik | Copyright flickr.com/Yan Arief

Limun sarsaparilla, seperti namanya, terbuat dari tanaman Sarsaparilla. Minuman dalam kemasan botol kaca ini sangat terkenal pada masanya. Nggak heran, menurut cerita masyarakat Yogyakarta, minuman ini cukup 'mewah' pada zaman dulu karena minuman para raja-raja.

Rasa minuman yang lebih dikenal dengan sebutan Saparella ini dibuat dari soda hasil dari fermentasi air tanaman sarsaparilla. Minum saparella dingin sungguh nikmat, apalagi rasanya yang unik. Namun saat ini minuman ini mulai sulit dijumpai karena tanaman Saparilla pun mulai langka.

Temulawak beruap "P.L Hawai"

Temulawak beruap | Copyright wikipedia.org

Kebayang rasa temulawak yang pahit? No, Ladies. Minuman sari temulawak buatan PL. Hawai, Banyuwangi, ini justru sangat segar. Sari temulawak ini dikemas dalam botol pendek berwarna gelap dan mengandung citarasa soda. Yup, sari temulawak ini mengandung karbonasi sehingga banyak yang menyebutnya "sari temulawak beruap."

Minuman sari temulawak ini sangat populer tahun 1980-an di sekitar wilayah Jawa Timur, khususnya di Jombang dan Banyuwangi. Sampai saat ini kalau kamu berkunjung ke Jombang atau Banyuwangi dan singgah di warung-warung kecil, minuman ini masih dijual. Jangan lupa minta segelas es batu ya, supaya rasanya lebih nampol!

Coffee Beer "Agung"

Coffee beer | Copyright jombangcityguide.blogspot.com

Nah, kalau yang satu ini sangat unik. Bir soda dengan citarasa kopi, tapi tidak mengandung alkohol. Jadi halal dan aman dikonsumsi segala umum. Botolnya hampir mirip dengan botol Temulawak Beruap. Cara penyajiannya pun hampir sama: tuang isi coffee beer ke dalam gelas berisi es batu. Sruput pelan-pelan di siang hari yang panas. Segarnya juara!

Itu dia lima produk minuman kuno Indonesia yang masih diproduksi. Mana yang bikin kamu bernostalgia?

(vem/wnd)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading