Sukses

Fashion

Bauran Gaya Kultur Jawa Keraton & Cina Klasik Priyo Oktaviano

Vemale.com - Serangkaian gelaran fashion yang menghadirkan beragam koleksi dari para desainer ternama, menu-menu masakan khas tradisional yang dihadirkan di Kampung Tempo Doeloe, serta Wine and Cheese Festival yang memanjakan hasrat kuliner, semua terangkum di Jakarta Fashion & Food Festival 2012 (JFFF 2012) yang telah berlangsung untuk ke-9 kalinya.

Sebagai puncak dari penghujung event JFFF 2012 ini, acara penutupan dilakukan dengan menghadirkan pagelaran busana spektakuler karya desainer ternama, Priyo Oktaviano.

JFFF kali ini mengangkat tema Innofashion, yaitu perpaduan dari kata innovation dan fashion sebagai interpretasi kekayaan budaya nusantara melalui olah karya mode dan kuliner dengan sentuhan tren gaya hidup terkini. Sesuai dengan tema tersebut, Priyo Oktaviano menggelar koleksinya dengan tema Palais Royal. Pria yang memiliki darah Jawa dan China ini mengangkat kultur budaya leluhur dengan penggabungan kedua nuansa kental Jawa Keraton dengan gaya Shanghai.

Penggabungan gaya Shanghai tahun 1920an dengan gaya Keraton yang mewah elegan dihadirkan dalam 35 koleksi, yang terdiri dari 27 koleksi wanita dan 8 koleksi pria, dan terbagi dalam 3 sekuen.

“Istimewanya koleksi kali ini, untuk pertama kalinya saya menggunting kain songket. Hal ini belum pernah saya lakukan, dan ternyata ada teknik yang berbeda jika kita menggunting songket,” ucap Priyo mengenai koleksinya kali ini.

Dalam konferensi pers sebelum show digelar, Priyo juga menjelaskan bahwa koleksinya kali ini hampir 70 persen menggunakan material handmade Songket Bali. Sisanya menggunakan Linen, katun, chiffon, dengan detail – detail lain yang mempercantik koleksinya.

Show diawali dengan para penari bernuansa Bali modern, yang menguatkan nuansa Bali yang juga diangkat dalam show Priyo. Koleksi – koleksi apik dari Priyo juga menghadirkan songket – songket Bali yang indah juga mewah dalam motif dan warna.

Acara kemudian dilanjutkan dengan penganugerahan Fashion Icon Awards 2012 kepada Nian S Jumenad, dalam kategoriLifetime achievement. Jasanya dalam penulisan literatur mengenai batik sangat diperhitungkan. Kemudian kategori Heritage dengan kreasi kreatif mengangkat inspirasi kain daerah yang dianugerahkan kepada Ghea Panggabean. Kategori Non Heritage, yaitu sebagai pelopor institusi designer dan pengelola acara mode Indonesia dianugerahkan kepada Syamsidar Isa.

Sekuen pertama menghadirkan koleksi bernuansa Shanghai yang kental, dengan dominasi warna merah, marun dan gold. Sementara sekuen kedua sisi Keraton yang kental dengan nuansa Jawa mengharmonikan warna klasik hitam, gold dan brown. Sekuen terakhir, merupakan puncak di mana Priyo melakukan penggabungan dua kultur budaya Jawa dengan Cina, menggabung baju Shanghai panjang dengan belahan tinggi nan seksi, kerah cheongsam dan motif – motif oriental yang didominasi warna hitam, putih, cokelat, gold dan merah.

Masing-masing kultur ditampilkan dengan kuat dalam koleksi Priyo. Sebagai aksen kuat oriental, tattoo naga terlihat menghiasi kaki sang model, sementara aksen lurik yang hadir dalam ikat pinggang menghadirkan sisi kultur Jawa. Bentuk kerah beskap juga memberikan kesan androgini yang kuat pada atasan hitam ketat lengan panjang, dipadu celana semi balon yang longgar.

(vem/ana/miw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    Loading