Sukses

Parenting

Depresi Pasca Melahirkan, Kenali Penyebab dan Gejalanya Mom

Setelah melahirkan tidak sedikit ibu yang merasa lelah, stres, banyak pikiran, takut, bimbang bahkan depresi. Moment kelahiran memang menjadi moment paling membahagiakan bagi setiap wanita meski taruhannya adalah nyawa.

Hanya saja, moment kelahiran terkadang juga memicu perubahan mental hingga menimbulkan depresi atau yang sering disebut sebagai baby blues syndrome.

Apa Penyebab dari Depresi Pasca Melahirkan?
Depresi ini sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari lingkungan yang kurang mendukung, pengalaman merawat bayi yang kurang, kurangnya komunikasi dengan pasangan atau kelelahan karena setiap siang dan malam harus merawat serta memastikan buah hatinya baik-baik saja.

Penyebab lain adalah berubahnya kehidupan dari sebelum dan sesudah melahirkan yang sangat jauh sehingga tidak jarang membuat ibu baru cukup bingung. Pola makan yang tidak sehat, pengetahuan yang kurang tentang aktivitas setelah melahirkan dan adanya masalah internal dalam keluarga juga tidak menutup kemungkinan seorang ibu mengalami depresi setelah melahirkan.

Gejala dari Depresi Setelah Melahirkan
Melansir dari laman Popsugar, sebuah penelitian yang dilakukan di British Columbia University menyebutkan jika kemarahan terus-menerus yang dialami seorang ibu setelah melahirkan adalah tanda paling umum dari depresi. Christine Ou, kepala penelitian terkait mengatakan, "Ada bukti yang mengindikasikan kalau kemarahan yang terus terjadi akan meningkatkan intensitas depresi. Kondisi ini akan berdampak buruk pada anak maupun ibu juga seluruh keluarga."

Selain perasaan marah, munculnya perasaan tidak percaya diri, bingung dan bimbang juga menjadi tanda lain dari depresi setelah melahirkan. Ibu yang tidak yakin dengan dirinya sendiri untuk merawat buah hatinya meningkatkan risiko depresi dan putus asa.

Agar mom tidak mengalami baby blues atau depresi setelah melahirkan, pastikan untuk senantiasa tenang, sabar dan tabah. Pastikan untuk selalu menjaga komunikasi secara lebih baik dengan pasangan, orang tua atau anggota keluarga lainnya. Jangan segan untuk mengonsultasikan segala masalah kamu selama menjadi ibu baru dengan bidan, dokter atau psikolog.



(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading