Sukses

Lifestyle

Romantis: Berawal Dari Cinta Monyet, Kami Telah Menikah 29 Tahun

Masih ingat dengan cinta monyet Anda? Cinta monyet identik dengan hubungan manis yang indah, namun terkesan konyol karena dijalani oleh anak-anak. Anda juga bisa saja menjalani cinta monyet meskipun akhirnya tidak sampai ke jenjang pernikahan. Eh tapi ternyata, ada lho cinta monyet yang  berlabuh ke pernikahan hingga puluhan tahun. Seperti hubungan yang dijalani oleh Cecilia Dinio Durkin, dan ia ceritakan melalui Cosmopolitan.com berikut ini. 

Saya dan Peter suami saya, pertama kali bertemu pada tahun 1984. Saat itu saya adalah seorang mahasiswa baru dan berusia 21 tahun, sementara Peter berusia 23 tahun. Kami bertemu di suatu restoran tempat saya bekerja sebagai pramusaji, sedangkan Peter datang ke restoran itu untuk melamar pekerjaan. Peter akan mengajukan diri untuk tergabung dalam Peace Corps, maka ia membutuhkan pekerjaan. Dan untungnya, ia mendapatkan pekerjaan di restoran itu.

copyright Cosmopolitan.com/Cecilia Dinio Durkin

Hubungan kami berawal sebagai teman. Di tempat kami bekerja, ada tradisi untuk berkumpul bersama sesama karyawan setelah jam kerja. Suatu hari, setelah bekerja, Peter mencium saya. Tentu saya sangat terkejut. Namun sejak saat itu, kami berusaha memanfaatkan waktu bersama yang kami miliki dengan baik, karena kami tahu waktu kami tidak banyak. Kami pergi ke pantai, museum, dan pergi berdansa. Ia juga memasak untuk saya, bahkan membantu saya saat saya pindah ke apartemen baru. Sejauh itu saya tahu bahwa ia hanyalah cinta monyet, karena ia akan segera pergi, dan saya tidak masalah dengan fakta itu.

Lalu, tiba saatnya bagi kami untuk berpisah..

(vem/reg)

Peter Pergi Untuk Kembali..

Sesaat setelah ia pergi untuk mengikuti Peace Corps pada bulan September, saya menulis surat untuknya. Ia baru membalas surat tersebut setelah ia tiba di Botswana. Surat menyurat tersebut terus berlanjut. Kami saling mengirim surat sekali dalam seminggu. Namun itu hanya surat menyurat biasa, semacam Anda menunjukkan perhatian pada seseorang. Bukan surat romantis yang ditulis sepasang kekasih, karena kami tahu bahwa tidak ada masa depan untuk hubungan kami.

[startpuisi]Aku menemukan seseorang yang tepat, pada waktu yang tidak tepat..[endpuisi]

Lalu pada bulan Desember, Peter mengalami cidera punggung yang parah, sehingga pihak Peace Corps harus memulangkannya untuk menjalani terapi. Kami menjalani waktu bersama-sama saat itu. Meskipun jauh dalam pikirannya, ia berharap pihak Peace Corps akan memanggilnya kembali setelah ia sembuh, sehingga ia bisa melanjutkan tugas dan kewajibannya di Botswana. Namun sayangnya hal itu tidak pernah terjadi.

Pihak Peace Corps berpendapat bahwa tidak akan aman jika mereka mengijinkan Peter kembali, karena cidera yang ia alami sangat parah. Mereka tidak ingin bertanggung jawab jika sesuatu yang buruk menimpa Peter lagi. Tentu saja hati Peter sangat hancur. Sejak kecil, ia sudah memimpikan bisa terlibat dalam Peace Corps, dan kini mimpinya itu hancur berantakan.

Kemudian, setelah pihak Peace Corps secara resmi telah membebas tugaskan Peter, ia menyadari bahwa ia tidak bisa terus bergantung pada pikiran untuk kembali ke Botswana. Saat itu kami tahu bahwa ini artinya Peter dan saya bisa kembali bersama, dan hubungan kami sudah punya masa depan. Peter mulai fokus untuk mencari pekerjaan tetap. Peter juga membeli cincin tunangan untuk saya dengan gaji terakhir yang ia dapat dari Peace Corps. Kami pun menikah pada tahun 1986, tidak sampai setahun setelah kami bertunangan.

copyright Cosmopolitan.com/Cecilia Dinio Durkin

Orang tua saya terkejut dengan rencana pernikahan kami, karena mereka belum mengenalnya secara dekat. Yang mereka tahu tentang Peter hanyalah ia seorang pria yang pernah mereka jumpai dalam liburan keluarga, yang kemudian pergi ke Afrika. Mereka tidak pernah tahu bahwa selama Peter di Afrika, kami masih berhubungan. 

Semua proses ini terasa sangat cepat, bahkan terlalu cepat..

Perubahan Dalam Hidup Saya Sangat Membahagiakan

Semuanya terjadi sangat cepat, mulai dari berkencan dengannya, lalu dia pergi, dan kemudian kami menikah. Semuanya terjadi hanya dalam kurun waktu dua tahun. Banyak teman saya yang bertanya-tanya mengapa proses yang kami lalui harus begitu cepat. Saya juga bertanya-tanya sebenarnya. Namun semua ini terasa sangat benar. Lambat laun saya menyadari bahwa tidak ada orang lain yang saya inginkan untuk bersama saya seterusnya, selain Peter.

[startpuisi]Dalam setiap waktu yang kami lalui, Tuhan seolah berkata, "Ini bukanlah akhir dari kisah cinta kalian"..[endpuisi]

Hubungan pernikahan kami sangat bahagia, namun juga penuh kejutan. Peter masih suka bepergian, jadi kami sangat sering berpindah tempat tinggal. Kami punya 3 orang anak. Satu anak perempuan lahir pada tahun 1995, lalu dua anak laki-laki lahir pada tahun 1998 dan 2002. 

Suatu hari, Peter mengatakan pada saya bahwa ia telah mendapatkan pekerjaan di Botswana, dan ia ingin kami sekeluarga pindah ke sana. Tentu saja saya sangat terkejut, karena saya bahkan tidak tahu ia melamar pekerjaan di Botswana. Namun saat ia menjelaskannya kepada saya, saya menyadari bahwa pekerjaan itu sangat cocok untuknya, dan akan membuatnya bahagia. Pada tahun 2003, kami sekeluarga pindah ke Botswana. Kami bahagia, dan menyadari bahwa kehidupan seperti inilah yang kami berdua butuhkan.

copyright Cosmopolitan.com/Cecilia Dinio Durkin

Saya tidak pernah menyangka bahwa pria yang hanya cinta monyet, ternyata bisa menjadi suami saya, bahkan kami telah menikah selama 29 tahun. Saya rasa semua ini berawal dari hubungan terbaik yang pernah saya miliki, karena tadinya saya pikir hubungan kami hanyalah hubungan sementara. Lalu hubungan tersebutlah yang ternyata mengubah seluruh hidup saya, menjadi lebih baik.

Menghargai waktu yang Anda miliki dengan seseorang, karena Anda merasa bahwa tidak akan ada banyak waktu yang tersisa ternyata mampu meningkatkan standar kebahagiaan Anda. Seseorang pernah mengatakan kepada saya bahwa 'jika kamu marah atau kecewa pada seseorang, ingatlah saat-saat bahagia yang pernah kamu lalui bersamanya. Kamu akan memaafkannya dengan lebih mudah, dan hubungan kalian juga akan membaik'. Setelah membaca kisah Cecilia, saya rasa saran tersebut ada benarnya. Menghargai waktu yang Anda miliki dengan seseorang, akan membuat Anda lebih menghargai orang tersebut, serta hubungan Anda dengannya.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading