Sukses

Lifestyle

Kisah Cinta Mengharukan: Aku Mencintai Seluruh Kekuranganmu Sesederhana Isyarat 'I Love You'

Oleh: Winda Carmelita

Ladies, dalam kehidupan ini, siapa sih orang yang tak ingin memiliki pasangan yang berparas rupawan atau mapan kehidupannya? Alasan ingin memperbaiki keturunan dan punya kehidupan yang lebih baik biasanya diungkapkan kala orang lain menanyakan mengapa menetapkan tipe-tipe pasangan idaman tertentu. Namun, bagaimana dengan mereka yang memiliki kekurangan secara fisik? Apakah mereka tak layak dipilih atau tak layak mendapatkan cinta yang tulus? Simak kisah berikut ini.

***

Cerita ini dituturkan oleh seorang laki-laki berusia 30 tahun tentang adik perempuannya yang kini berusia 26 tahun dan baru saja menikah.

Suatu hari sepulang sekolah ketika kami masih duduk di sekolah dasar, Anne, adik perempuanku satu-satunya, berlari-lari menghampiriku. "Kak, aku mau ke perpustakaan kota, tapi aku nggak punya kartu anggotanya."

Aku yang tahu betul si kecil Anne-ku tak terlalu suka membaca buku, heran. "Kamu mau pinjam buku apa? Kenapa nggak pinjam buku di perpustakaan sekolah saja?"

Anne menggeleng. Tangannya memilin-milin ujung rok dengan gelisah. "Umm, di perpustakaan sekolah bukunya nggak ada sih, Kak."

"Buku apa sih? Kakak punya kartunya kok. Ayo Kakak antar," ujarku. Dan kami berdua pun berjalan kaki menuju perpustakaan kota yang tak jauh letaknya dari rumah dan sekolah kami waktu itu.

Sesampainya di depan perpustakaan kota, Anne langsung menghambur menuju ke rak-rak berisi buku-buku yang sangat besar. Aku menunggunya sambil membaca majalah. Ia kembali dengan menggotong buku sangat tebal berjudul "Bahasa Isyarat Untuk Pemula".

"Ada tugas sekolah ya?" tanyaku penasaran. Untuk apa Anne membaca buku setebal itu kalau bukan untuk tugas sekolah, sedangkan ia bukan tipikal anak yang suka membaca.

Anne menggeleng. Di luar dugaan, ia menjawab, "Nggak. Tadi ada anak pindahan baru, Kak. Namanya Rudy. Dia duduk di belakangku. Kasihan, dia nggak bisa mendengar. Aku pengen deh belajar bahasa isyarat biar bisa ngobrol sama dia," ujarnya sambil tersenyum. "Kasihan ah, dari tadi di kelas nggak ada yang ngajakin dia ngobrol selain Bu Guru."

Kontan aku sangat terkejut mendengar jawaban adik kecilku. Seketika itu juga hatiku terasa hangat, sama hangatnya dengan hari ini, 18 tahun setelah kejadian hari itu. Kini aku berdiri disamping adik kecilku yang kini telah dewasa, di upacara pernikahannya, melihatnya menggerak-gerakkan tangannya menunjuk dada, mengepalkan kedua tangan di dada dan menunjuk laki-laki di sampingnya dengan tatapan yang begitu hangat. Ia mengisyaratkan kepada Rudy:

"I Love You"

 

(vem/wnd)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading