Sukses

Lifestyle

Sudah Tak Zaman Tunangan Terlalu Lama, Segeralah Menikah

Ladies, siapa di antara kamu yang sedang menunggu hari pertunangan? Hari di mana kamu dan dia mengikat diri untuk bersiap menuju pernikahan yang sakral.

Jika orang-orang tua dulu mengikat diri dalam pertunangan yang berdurasi tahunan, tidak demikian dengan apa yang dialami generasi sekarang. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil riset Bridestory, salah satu online wedding marketplace terbesar di Indonesia.

Dalam hasil laporan Tren Pernikahan 2017 di Indonesia, disebutkan bahwa usia pertunangan paling sering dijalani adalah tujuh bulan hingga setahun yaitu sekitar 40,2% dari 5.000 responden pria dan wanita. Sedangkan usia pertunangan lebih dari setahun hanyalah 3,6 persen dari responden.

Menurut psikolog yang mendalami masalah relationship, Titi Saidah, pertunangan dianggap menjelaskan budaya di Indonesia sebagai proses menuju pernikahan. "Ada sisi keseriusan dan ikatan keluarga di dalamnya. Oleh karena itu, biasanya dilakukan menjelang pernikahan atau sekadar formalitas saja," ujar Titi pada vemale.com.

Kisah ini senada dengan yang diceritakan Nova, ibu rumah tangga yang hanya empat bulan bertunangan dengan suaminya sekarang. Hanya saja dia dan keluarganya memiliki kepercayaan lain mengenai singkatnya masa bertunangan. "Pilih nggak lama-lama tunangan karena pamali takut terjadi godaan dari luar alias banyak godaan setan, nggak jadi nikah 'kan amit-amit," ujar Nova.

Lain lagi dengan alasan yang dikemukakan Amelia, ibu pekerja yang tujuh bulan bertunangan sebelum akhirnya menikah tiga tahun lalu. "Karena tanggal gedung resepsi menentukan tanggal pernikahan. Keluarga sudah menyiapkan beberapa tanggal--dihitung pakai hitungan Jawa, kemudian dicocokin sama yang tersedia di gedung," tutur Amelia lalu tertawa.

Pergeseran Digital Untuk Persiapkan Pernikahan

Well, apa pun alasannya, tren pernikahan sekarang memang sudah berubah. Selain dari masa pertunangan, para pasangan yang ingin menikah saat ini lebih memilih dunia digital sebagai referensi acara pernikahannya.

Menurut Kevin Mintaraga, CEO Bridestory, walaupun rekomendasi dari keluarga dan teman (23,6%) masih menjadi pilihan utama, pencarian secara online, seperti melalui platform Bridestory (16,4%), media sosial (Instagram, Facebook) (13,2%), dan search engine (10,7%) juga turut menjadi preferensi andalan dalam menemukan vendor pernikahan.

Untuk undangan pun seperti itu. Di mana pengiriman undangan pernikahan secara digital atau e-invitation juga semakin marak dilakukan oleh mayoritas pengantin di Indonesia (78,5%).

"Kami melihat bahwa ranah pernikahan Indonesia mulai memasuki dunia digital pada beberapa tahun terakhir. Tingkat penggunaan smartphone yang sangat tinggi menjadi salah satu faktor yang secara tidak langsung memengaruhi perilaku calon mempelai dalam merencanakan pernikahan mereka," ujar Kevin.

Nah, jika kamu sedang berada dalam proses perencanaan ini, tak ada salahnya mengikuti tren pernikahan 2017. Selain bisa meringkas waktu, kamu juga akan mendapati banyak bantuan yang mudah didapatkan. Good luck, Ladies!

(vem/zzu/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading