Sukses

Parenting

Zika Virus, Mengenal Penyebab Serius Mikrosefalus Pada Bayi

Baru-baru ini World Health Organization (WHO) baru saja mengeluarkan peringatan bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus Zika berubah status menjadi emergency karena sudah menyebar luas dan menjadi virus yang membahayakan, namun apakah virus Zika?

Tak banyak yang tahu apakah virus Zika itu dan mengapa virus ini menjadi ancaman kesehatan bagi banyak orang, terutama bagi bayi yang baru lahir. Dikutip dari situs resmi WHO, Zika virus adalah sejenis virus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Jadi bukan hanya menyebarkan demam berdarah, cikungunya dan demam kuning, nyamuk ini juga menyebarkan virus Zika. Orang-orang yang terkena virus Zika biasanya akan mengalami demam ringan, gatal-gatal kulit (exanthema) dan konjungtivitis pada mata.

Gejala ini biasanya akan berlangsung selama 2-7 hari lamanya. Hingga saat ini masih belum ada obat, vaksin atau cara penanganan medis khusus yang bisa menyembuhkan virus zika. Cara pencegahan terbaik adalah dengan cara menghindari gigitan nyamuk Aedes aegypti yang biasanya menyerang saat pagi atau sore hari.

Virus ini terkenal menyebar di kawasan negara khatulistiwa dan pertama kali ditemukan di Uganda dan Tanzania. Menurut banyak laporan, transmisi virus Zika pada janin bisa menyebabkan mikrosefalus pada bayi yang baru lahir, menyebabkan otak bayi tak berkembang dan mengecil. Sudah ada 4000 lebih kasus bayi dengan mikrosephalus di Brazil yang dilaporkan hingga Oktober 2015 lalu.

Itulah mengapa saat ini WHO meletakkan tingkat bahaya virus Zika sama dengan virus Ebola. Selama belum diketahui cara penanganan yang baik tentang virus Zika, diharapkan para wanita menunda kehamilan terlebih dahulu hingga bisa dipastikan bahwa virus Zika mulai mereda.

(vem/feb)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading