Sukses

Beauty

Cenderung Bunuh Diri, Jika Kamu Punya 6 Faktor Kuat Ini

Berdasarkan data terbaru dari American Foundation for Suicide Prevention (AFSP, ada seseorang meninggal tiap 13,3 menit sekali karena bunuh diri Di Amerika. Bunuh diri memang sesuatu yang mengerikan, dan menjadi penyebab kematian yang sulit diprediksi.

Bunuh diri bisa dialami setiap orang, namun orang-orang yang punya kecenderungan bunuh diri bisa dilihat karakteristik dan kondisi kesehatannya melalui 6 faktor berikut ini. Jika kamu punya 6 faktor kuat berikut ini, kamu dan keluarga harus hati-hati ya.

    Jenis Kelamin

    Meski wanita cenderung punya pikiran bunuh diri, namun pria cenderung melakukannya tanpa pikir panjang. Itulah mengapa kebanyakan orang bunuh diri adalah laki-laki. Berdasarkan U.S. Centers for Disease Control and Prevention, pria 4 kali lebih besar mengalami bunuh diri dibanding wanita. Hal ini dipengaruhi banyak hal, 3 yang utama adalah status ekonomi-sosial yang rendah, hancurnya hubungan cinta, kehilangan pekerjaan.

    Umur

    Laporan dari AFSP menyatakan bahwa orang-orang dengan usia kisaran 45-64 adalah yang paling tinggi jumlahnya melakukan bunuh diri. Orang dengan usia paruh baya ini meningkat 40 persen dari tahun 1999 hingga 2011.

    Ras

    Orang kulit putih atau ras kaukasia cenderung melakukan bunuh diri. Kelompok kedua tertinggi adalah ras Indian (suku asli Amerika) dan Alaska. Ras mongolia seperti Asia, tak menjadi urutan nomor satu melakukan bunuh diri. Bersyukurlah.

    Kesehatan Mental

    Kondisi mental memang berpengaruh besar. Menurut National Alliance Mental Illness, lebih dari 90 persen pelaku bunuh diri mengalami gangguan kesehatan mental. Gangguan paling berperan kuat seperti misalnya depresi, eating disorder (bulimia dan anoreksia), gangguan bipolar, schizophrenia, dan gangguan kecemasan.

    Penyakit kronis

    Orang-orang dengan penyakit kronis yang tak kunjung sembuh memicu orang mengalami stres dan depresi berat. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Rheumatology menemukan bahwa pasien dengan RA (rematik arthritis) dua kali lebih berisiko melakukan bunuh diri, dan wanita dua kali lebih mungkin melakukannya.

    Kesulitan/Gangguan tidur

    Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Psychiatry, gangguan tidur bisa bermasalah pada otak, dan ini memicu depresi sehingga meningkatkan potensi bunuh diri. Peneliti mengevaluasi 420 orang yang mengalami gangguan tidur, dan hasilnya mereka memiliki 1.2 kali potensi lebih besar mengalami bunuh diri.

Jadi hati-hati ya jika kamu memiliki faktor di atas. Dukungan keluarga atau orang terdekat itu penting dalam melalui masa sulit. Ada baiknya jika kamu rajin curhat jika punya masalah agar hati lebih plong.

(vem/feb)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading