Sukses

Beauty

Inilah Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Untuk Mengatasi Stress Pasca Trauma

Peristiwa bom yang meledak di Sarinah, Thamrin, Jakarta pada Kamis kemarin (14/1), mengguncang dunia, terlebih bangsa Indonesia. Tak pernah kita sangka, siang itu menjadi siang mencekam yang memakan korban jiwa dan menimbulkan trauma bagi sebagian warga Indonesia.

Ladies, peristiwa seperti ledakan bom ataupun kecelakaan memang akan menyisakan trauma mendalam pada korban maupun keluarga korban. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan stres yang menyebabkan trauma setelah selama dari peristiwa yang mengancam hidup seseorang, atau disebut yang kerap disebut Shell Shock atau combat fatigue.

Saat seseorang dalam situasi yang mengancam nyawanya, tubuh akan meningkatkan produksi hormon dalam tubuh yang mengkondisikan diri untuk siaga dari bahaya. Jika seseorang tak memiliki trauma, produksi hormon ini akan berangsur-angsur normal kembali. Namun, jika seseorang mengalami stress pasca-trauma, kondisi ini akan tetap tinggi, seperti yang kami kutip dari deherba.com.

(vem/wnd)

Gejala Stress Pasca-Trauma

Stress pasca-trauma biasanya memunculkan gejala berupa seseorang tidak dapat mengendalikan pikirannya sendiri. Saat berhadapan dengan situasi yang mirip dengan trauma di masa lalu, ia akan mudah reaktif. Ada yang emngalami mimpi buruk yang seram, mudah terkejut jika mendengar suara keras, kehadiran seseorang secara tiba-tiba di belakangnya ataupun histeris saat teringat situasi buruk yang menimpanya.

Gejala stress pasca-trauma ini diiringi dengan perasaan gemetar, jantung berdegup kencang, tiba-tiba sulit bernafas, keringat dingin hingga pingsan. Untuk gejala stress pasca-trauma secara psikis, misalnya sulit berkonsentrasi, mudah marah, merasa hampa dan selalu kesepian, melamun, merasa tersisih dan kehilangan gairah hidup.

Mengatasi Stress Pasca Trauma

Stress pasca-trauma tak dapat hilang dalam sekejap karena butuh waktu mengatasi perasaan sang korban untuk lepas dari belenggu memori buruknya. Pendekatan pribadi dipercaya lebih ampuh. Tentunya diperlukan terapi untuk menyeimbangkan kondisi jiwanya yang tidak stabil.

Seseorang yang mengalami stress pasca-trauma dapat dibantu pemulihannya, misalnya dengan cara:

  • Membantunya menemukan kepercayaan diri
  • Jadilah pendengar yang baik dan supportif
  • Diajak kembali menekuni hobi dan melakukan hal-hal yang rekreatif
  • Jangan memaksanya menceritakan trauma yang pernah dialaminya
  • Mengajaknya melakukan kegiatan-kegiatan yang berifat membangun rohani dan spiritual.

Sebaiknya konsultasikan dengan dokter guna mendapat pengobatan yang tepat dan menghindari kondisi yang semakin parah. Stress pasca-trauma memang tak dapat sembuh dalam waktu singkat, tetapi bukanlah hal yang menakutkan untuk dihadapi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading