Sukses

Beauty

Sejarah Penyakit Mental pada Wanita

Sejak dulu, wanita yang telah dikenal sebagai makhluk yang lebih lemah daripada pria selalu dianggap mempunyai perasaan yang lebih halus dan lebih emosional daripada pria, dan karena itu pula lebih sering menderita stres atau gangguan pikiran yang lebih berat.

Menurut situs epigee.org, sebelum tahun 1800an, para wanita di Eropa yang menderita gangguan jiwa atau depresi dianggap memiliki penyakit dalam jiwanya berupa roh jahat yang harus diusir. Mereka dikumpulkan di suatu rumah sakit jiwa dan dilarang melakukan kontak dengan orang lain. Karena jiwa mereka dianggap dipenuhi setan, mereka dirawat secara tidak baik dan tidak diberikan fasilitas yang mendukung.

Pada era Victoria di Inggris, wanita yang menunjukkan rasa tak bahagia atau stres atau segala bentuk ketidakwajaran otomatis dilabeli ‘gila’, tanpa dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Mereka langsung dianggap sakit dan perawatannya cenderung bersifat mengasingkan mereka dari dunia luar dengan mengurung mereka di sebuah kamar dan memaksa mereka istirahat atau tidur seharian, membaca buku, dan makan makanan yang tidak enak dan sederhana, seperti bubur.

Namun akhirnya seiring perkembangan zaman, wanita dengan gangguan kejiwaan dapat dirawat dengan sesuai dan diberikan fasilitas yang baik. Para dokter, pskiater, dan psikolog mulai melakukan banyak penelitian dan pemahaman akan gangguan mental atau jiwa semakin berkembang dan perawatannya telah banyak diaplikasikan dan dipelajari oleh berbagai tenaga profesional.

Oleh: Isdiana Zulidha

(vem/tyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading