Sukses

Parenting

Awas Salah Didik! Orangtua Terlalu Mengatur Bisa Jadikan Anak Temperamental

Orangtua memang memegang tanggung jawab mendidik anak agar bisa tumbuh dengan baik, namun ada kalanya cara mendidik orangtua itu salah. Sayangnya, beberapa orangtua belum menyadari kesalahan itu dan masih saja terus melakukan apa yang selama ini mereka yakini benar dalam hal mendidik anak.
 
Salah satu kesalahan tersebut adalah menjadi orang tua yang terlalu mengatur. Sebuah penelitian terbaru mengatakan bahwa anak yang hidup dengan orangtua yang terlalu mengatur, manipulatif (memaksakan kehendak) dan sering menyalahkan anak karena suatu hal ternyata cenderung tumbuh jadi anak yang mudah emosi, temperamental dan sulit dikendalikan.

Penelitian yang dipimpin Jamie Abaied di University of Vermont ini mengadakan analisis terhadap kadar keringat pada 180 mahasiswa. Semakin berkeringat, semakin tertekan anak tersebut. Tak ada hubungannya sama sekali dengan orangtua dan anak kan? Tapi hasilnya mengejutkan.

Ternyata anak yang punya tingkat berkeringat tinggi adalah mereka yang punya masalah dengan keluarga atau orangtuanya di rumah. Anak-anak yang berkeringat dingin karena tekanan secara mental menunjukkan karakter temperamental, bertindak terburu-buru dan tak bisa mengendalikan emosi. Ini dipicu juga dengan semakin tidak nyamannya anak dalam keluarga.
 
Sebaliknya, mereka yang tidak berkeringat dingin berlebih menunjukkan sikap lebih kalem karena hidup dalam lingkungan orangtua yang tidak memberikan tekanan atau pengaruh mengatur terlalu keras. Itulah mengapa penelitian ini berhubungan erat dengan parenting.

Setiap orang harus mengerti seberapa penting peran orangtua dalam mendidik anak. Cerewet bagi seorang ibu dan nasihat dari ayah bisa jadi pendukung agar anak menjadi lebih baik, namun ketahui batasannya.

Jangan mencoba membesarkan anak dengan tujuan agar mereka bisa menjadi seperti kamu, karena anak punya karakter sendiri dan mereka akan tumbuh seperti apa yang mereka inginkan. Peran orangtua adalah mengarahkan, memberikan pandangan sehingga anak bisa memutuskan apa yang mesti ia lakukan untuk hidupnya, bukan membelokkan dan memaksakan kehendak.

(vem/feb)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading