Sukses

Parenting

Beberapa Tanda dan Efek dari Abusive Head Trauma (AHT)

Ekspresi cinta orang tua kepada anak bisa diungkapkan dengan banyak sekali cara. Apalagi kalau mereka sedang lucu-lucunya saat berusia kurang dari satu tahun. Salah satu yang biasa dilakukan adalah dengan cara mengayunkannya sambil berusaha membuatnya tertawa. Wah, sungguh bahagia ya.

Namun, ternyata ada satu hal yang harus kita perhatikan ketika mengayunkan anak terlalu keras dalam jangka waktu tertentu. Karena ternyata, si baby bisa saja terjangkit satu trauma yang dinamakan abusive head trauma atau biasa disingkat AHT. Untuk mengetahui tanda dari AHT ini, yuk kita simak penjelasannya, seperti yang dilangsir oleh laman kidshealth.org.

Faktor Pemicu AHT
Dalam semua kasus cedera pada kepala, termasuk AHT ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa parah trauma yang dialami. Seperti misalnya kekuatan goncangan yang diberikan, durasi, dan juga seberapa sering goncangan tersebut dilakukan. Pada beberapa kasus yang parah, bayi datang ke rumah sakit dalam keadaan tidak sadar, mungkin juga kejang dan shock. Namun, dalam banyak kasus, anak-anak ini tidak dibawa ke rumah sakit kalau tidak menunjukkan tanda-tanda yang serius.

Efek dari AHT
Dalam kasus yang tidak parah, beberapa bayi yang digoncang akan mengalami beberapa gejala seperti misalnya lesu, lekas marah, muntah, nafsu makan yang menurun, jarang tersenyum, susah bernafas, berwarna kebiruan karena kekurangan oksigen, ukuran pupil yang tidak sama, tidak bisa mengangkat kepala, ataupun mungkin juga kesulitan untuk memfokuskan mata dan mengatur pergerakannya.

Efek dari AHT ini tidak bisa disembuhkan, dan sekitar 1 dari 4 kasus AHT ini dapat menyebabkan kematian. Ngeri juga kan, Ladies? Hanya karena masalah yang selama ini kita anggap sepele saja ternyata bisa berakibat sangat fatal untuk buah hati tercinta.

Bayi yang selamat dari sindrom ini kemungkinan akan mengalami kebutaan baik sebagian atau seluruhnya, hilangnya pendengaran, kejang, pertumbuhan yang terlambat, kecerdasan yang kurang dan juga gangguan belajar dan berbicara. Bahkan, yang parah, anak akan mengalami gangguan dengan ingatan mereka, keterlambatan pertumbuhan mental, sampai dengan kerusakan bagian otak yang berfungsi untuk mengatur gerakan tubuh.

Dalam beberapa kasus yang ringan, dimana bayi akan terlihat baik-baik saja setelah goncangan, mereka nantinya akan menunjukkan gejala-gejala tertentu. Terkadang, gejala pertamanya tidak bisa diamati sampai dengan mereka masuk usia sekolah dimana mereka akan menunjukkan kelainan perilaku. Namun, tentunya akan sangat sulit kalau kita harus menghubungkannya dengan AHT yang mereka alami sewaktu masih bayi karena memang rentang waktunya lumayan lama.

Nah, daripada harus menanggung resiko seperti yang sudah disebutkan di atas, lebih baik kita berhati-hati ya Ladies, ketika mengayun si buah hati terutama ketika dia menangis. Niat hati mau menenangkan, kalau kita tidak hati-hati, ujung-ujungnya malah jadi penyakit kan?

Oleh: Septia Ningrum

(vem/ver)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading