Sukses

Parenting

Bagaimana jika Anak Membangkang?

Pernahkah anak membangkang ketika Bunda menasehatinya? Lantas, apakah yang Bunda lakukan? Memarahinya kah? Atau Bunda tetap membiarkannya saja?

Ketika mengalami kejadian semacam itu, kesalahan satu-satunya bukan ada pada anak saja nih, Bunda. Menurut penulis buku Parenting with Love and Logic, Jim Fay, orang tua juga seharusnya mengkoreksi diri; apakah orang tua kurang bersikap tegas? kurang bertoleransi? atau kurang adil kah?

Selain itu, jika anak membangkang, Bunda sebaiknya tidak berargumen lebih. Tapi, coba dengarkan terlebih dahulu alasan anak agar anak juga tetap merasa diperhatikan. Jika ada yang perlu dikoreksi, maka diskusikanlah kembali dan buat kesepakatan dengan anak. Namun, jika alasan anak kurang bisa diterima, misalkan hanya karena iri terhadap temannya, dan sebagainya, sebaiknya Bunda tetaplah mengacu pada kesepakatan yang telah dibuat dengan anak sebelumnya. Inilah yang disebut bersikap demokratis, namun tegas; bersikap lunak tapi tetap taat pada kesepakatan. Dengan demikian, anak pun tidak akan menganggap remeh keputusan orang tua dan tetap mendengarkan serta melaksanakan nasehat orang tua dengan baik.

Terkadang, ada juga orang tua yang tidak mau di-cap orang tua dictator atau orang tua yang bersikap terlalu sewenang-wenang dan keras aturan terhadap anak. Jika Bunda merasa demikian, memberikan pelajaran terhadap anak sebagai konsekuensi atas tindakan yang mereka lakukan juga perlu nih, Bunda. Bukan berarti harus bersikap terlalu tega ya, Bunda. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak penasaran lagi dengan konsekuensi yang didapat jika melakukan hal-hal yang melanggar nasihat orang tua. Misalkan, apa yang terjadi jika mereka tidak mau sarapan pagi, jika mereka tidak mau belajar dengan baik, dan sebagainya. Dengan demikian, anak pun akan sadar dan mengerti sendiri mengenai pentingnya melakukan dan alasan dilarangnya suatu hal. Orang tua pun juga tidak perlu lelah beragumen kan, Bunda? Namun, tetap saja, pengawasan ekstra dari orang tua harus dilakukan. Tentu, Bunda dan keluarga tidak mau ‘kan jika anak terlanjur menikmati apa yang mereka tidak seharusnya lakukan. Membentak, marah-marah, atau bersikap terlalu keras terhadap anak hanya akan melelahkan diri sendiri dan membahayakan kondisi psikologi anak. Pengalaman pribadi merupakan proses pendewasaan bagi anak itu sendiri.

Selain itu nih, Bunda. Bunda dan ayah juga harus sadar bahwa orang tua adalah role model bagi anak itu sendiri. Anak akan cenderung segan atau malu melakukan sesuatu hal jika orang tua benar-benar memberikan contoh yang benar secara konsisten. Seperti yang diungkapkan oleh Jim Fay pula bahwa makhluk hidup pada dasarnya memulai kehidupan melalui proses imitasi atau meniru. Jadi, sekali lagi, jika terjadi sesuatu yang salah pada anak, sebelum mengingatkan anak, orang tualah yang harus introspeksi dulu ya, Bunda.

Oleh: -Tyz
Sumber : http://www.m.webmd.com/

(vem/ver)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading