Sukses

Parenting

Sudah 7 Tahun Putriku Menderita Depresi Akut Gara-Gara Video Porno

Dibandingkan manfaatnya, video porno atau film porno lebih banyak memberi dampak negatif. Apalagi jika yang menonton adalah anak-anak di bawah umur. Dampak yang ditimbulkan bisa sangat buruk dan sulit untuk disembuhkan.

Zhao Jingjing (22 tahun) hanya duduk termenung di kamar tidurnya. Sesekali ia matanya melihat pemandangan di balik jendela kamarnya. "Lihatlah ia hanya duduk di sana, melamun dengan pikiran kosong," kata sang ayah ketika wartawan mengunjungi rumahnya di Lini, Changde, Cina. "Sesekali ia akan menonton televisi tapi tak mau berbicara pada siapa pun," imbuhnya.

Dilansir dari online.thatsmags.com, tujuh tahun sudah, Jinjing hanya menghabiskan waktunya di kamar tidur ukuran 10 meter persegi. Ini bermula ketika ia berusia 15 tahun dan menonton sebuah video porno di ruang keluarga.

Saat duduk di kelas 9, Jingjing menemukan sebuah DVD misterius di ruang keluarga. Karena semua keluarga dan temannya berada di meja mahjong, Jingjing memutuskan untuk menonton video itu sendirian. Namun, tak lama, setelah 10 menit, ia mematikan televisi. Sejak malam itu, Jinjing jadi orang yang berbeda. Ia tak mau bicara dengan siapa pun dan selalu terlihat gugup.


Sang ayah Mr. Zhao menjelaskan kalau video tersebut memang berisi adegan-adegan erotis. Setelah kejadian tersebut, pihak sekolah dan teman-teman Jingjing juga mengaku kalau Jingjing jadi orang yang sangat berbeda.

Mr. Zhao pun membawa putrinya ke psikiater. Rupanya adegan-adegan erotis yang ada di video tersebut terus mengendap di ingatan Jinjing. Jingjing tak kuasa untuk menghapus semua adegan porno yang sudah ia lihat dari pikirannya. Ia didiagnosis menderita obsessive-compulsive disorder dan depresi. Demi kesembuhannya, ia harus izin dari sekolah.

Tujuh tahun kemudian, kondisi Jingjing belum juga membaik. Terpaksa ia keluar dari sekolah karena sudah ketinggalan banyak pelajaran. Kini, ia sudah mengisolasi dirinya dari dunia luar.

"Putri saya membenci saya," kata Mr. Zhao. "Ia membenci teman saya yang membawa video porno tersebut, membenci saya karena telah membuatnya keluar dari sekolah, dan kini ia tak bisa bekerja, serta menyalahkan saya karena yang terjadi saat ini," lanjutnya. Sebagai seorang ayah, hatinya sangat sedih dan sakit. Ia tak tega melihat kondisi putrinya tersebut. Bahkan setelah menghubungi beberapa dokter, hasilnya tetap nihil.

"Menonton pornografi adalah pengalaman pertamanya mengenal apa itu yang namanya berhubungan seks," kata Xu Min, psikolog dari Changde Recovery Center. "Menurut Jingjing, seks adalah sesuatu yang kotor dan tolol. Karena belum pernah mendapatkan pendidikan tentang seks sebelumnya, ia malah dihantui dengan pengalaman traumatis usai menonton video porno tersebut," jelasnya lagi.

Ladies, kejadian yang dialami Jingjing ini bisa jadi pelajaran untuk kita semua. Tentang betapa pentingnya pendidikan tentang seks untuk anak-anak. Juga tentang perlunya pengawasan dan pengarahan yang tepat kepada anak-anak agar bisa memahami seks dengan benar.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading