Sukses

Parenting

Vaksin Hepatitis B Berbahaya bagi Bayi

Vaksin Hepatitis B merupakan salah satu imunisasi pada bayi yang diwajibkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia bersamaan dengan vaksin BCG (Tuberkulosis), Polio, DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), dan Campak. Namun, tahukah Moms bahwa vaksin Hepatitis B ternyata memiliki dampak yang buruk bagi bayi?

Di Amerika, dilaporkan banyak bayi jatuh sakit setelah mendapat suntikan vaksin Hepatitis B. Parahnya, banyak kasus yang berujung pada kematian bayi. Beberapa ciri-ciri reaksi terhadap vaksin ini antara lain menangis untuk waktu yang lama, pingsan, tidur berlebih, demam, muntah dan diare, serta perubahan serius pada fisik, mental, dan emosional.

Menurut sebuah studi, bayi yang mendapatkan vaksin Hepatitis B memiliki level antibodi 3 kali lebih tinggi dari orang dewasa dengan vaksin yang sama. Kejanggalan ini dapat mengganggu perkembangan otak anak serta menyebabkan disfungsi sistem imun. Selain itu, tidak semua bayi beresiko terkena Hepatitis B. Pasalnya, Hepatitis B adalah penyakit yang ditularkan melalui donor darah, gaya hidup beresiko seperti pergaulan bebas dan penggunaan jarum bekas pakai dalam narkoba. Jadi, Hepatitis B bukan murni penyakit pada anak-anak.

Lebih mengejutkan lagi, seperti yang dilansir dari mercola.com, vaksin ini nyatanya hanya dapat bertahan selama 5 tahun setelah disuntik. Jadi, manfaat dari vaksin tersebut telah hilang jauh sebelum bayi anda tumbuh dan beresiko tertular. Sebaiknya vaksin Hepatitis B hanya diberikan pada bayi yang beresiko tertular, yaitu jika ibu yang sedang hamil terbukti terinfeksi penyakit tersebut. Tentunya, Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter tentang keuntungan dan kerugian yang mungkin didapatkan, Moms.

Muhammad Faris

(vem/ova)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading