Sukses

Parenting

Hati-hati Alergi, Si “Silent Killer” Terhadap Kualitas Hidup Anak

 Alergi merupakan reaksi tubuh berlebihan terhadap benda asing di sekelilingnya yang disebut alergen. Reaksi alergi terjadi saat tubuh salah mengartikan zat yang masuk sebagai zat berbahaya. Alergi sering ditemukan pada Si Kecil dan masih sering dianggap remeh oleh orangtua.

Penelitian yang dilakukan King RM, Knibb RC, Hourihane J (2009) menunjukkan bahwa alergi tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup anak bahkan juga keluarga, khususnya ibu. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut Roslina Verauli, M.Psi,. Psi, Psikolog di RS Pondok Indah, Pac Health dan Dosen Magister Profesi Psikologi Universitas Tarumanegara mengatakan, “Alergi bahkan mengakibatkan stress psikologis hingga menyebabkan kecemasan dan depresi.

Ibaratnya, alergi yang dibiarkan dapat menjadi "silent killer" bagi kualitas hidup secara keseluruhan.” Disebut "silent-killer" karena dampaknya dapat mencapai kondisi yang buruk bagi kualitas hidup anak maupun keluarga dengan anak penderita alergi.

Berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention (CDC), angka kejadian alergi meningkat 3 kali lipat sejak 1993 hingga 2006. Sementara itu, data World Allergy Organization (WAO) 2011 menunjukkan prevalensi alergi terus meningkat dengan angka 30-40 persen populasi dunia.

Alergi yang dialami seseorang ketika dewasa bisa jadi merupakan manifestasi alergi yang terjadi sebelumnya. Alergi timbul seiring dengan perkembangan usia seseorang. Gangguan ini dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Organ tubuh yang terpengaruh pun dapat berbeda-beda. Contohnya ketika kecil seseorang mengalami dermatitis atopik atau gangguan pada kulit, ketika dewasa mereka dapat menderita rhinitis yaitu gangguan kronis pada hidung seperti bersin-bersin disertai rasa gatal pada hidung, hidung tersumbat dan keluar cairan encer (ingus) dari hidung.

Walaupun jarang menimbulkan kematian, hal-hal tersebut tentunya akan mengganggu produktivitas kerja dan kehidupan sosial seseorang. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya. Dr. Widodo Judarwanto, SpA, dari Children Allergy Center, RS Bunda Jakarta menuturkan, “Alergi dapat mengganggu sistem tubuh kita termasuk kondisi psikologis Si Kecil.” Gangguan psikologis itulah yang menimbulkan gangguan perkembangan dan perilaku pada Si Kecil seperti gangguan konsentrasi, emosi, dan keterlambatan bicara.

Pemberian asupan nutrisi secara ekslusif sejak usia dini merupakan langkah awal yang tepat agar anak terlindung dari gangguan alergi. ASI dipercaya sebagai asupan terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta untuk pencegahan alergi. Sementara, penelitian yang dilakukan oleh The German Infant Nutritional Intervention Study (GINI) 2010 yang merupakan studi terbesar di dunia mengenai pencegahan alergi, menyatakan jika pada kondisi medis tertentu seorang bayi tidak bisa mendapatkan ASI, pemberian formula whey terhidrolisa parsial (formula hypoallergenic atau HA) pada usia 16 minggu pertama secara signifikan dapat mengurangi risiko terjadinya alergi hingga usia 6 tahun.

Sistem imun tubuh memiliki peran penting dalam mengurangi risiko alergi. Alergi disebabkan oleh sistem imun yang bereaksi secara berlebihan terhadap alergen tertentu. Saluran cerna yang sehat dapat meningkatkan sistem imun sehingga dapat mengurangi risiko alergi. Di sinilah peran probiotik Bifidobacterium Longum untuk membantu fungsi saluran cerna sehingga risiko alergi Si Kecil dapat dikurangi.

Menyadari pentingnya tindakan pencegahan alergi sejak dini, menjelang Hari Alergi Dunia yang diperingati setiap 8 Juli, Nestle Indonesia kembali mengingatkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya mencegah alergi pada anak-anak untuk menciptakan kualitas hidup mereka yang lebih baik di masa depan melalui acara Allergy Free Day.

Allergi Free Day berlangsung berturut-turut di Jakarta dan Surabaya pada 29 Juni dan 6 Juli. Dengan menghadirkan Dr. Widodo Judarwanto SpA. dan psikolog Roslina Verauli M.Psi,. Psi. “Cegah alergi pada buah hati anda sejak dini untuk kesehatan dan kualitas kehidupannya di masa depan,” tutup Dr. Widodo

(vem/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading