Sukses

Parenting

Hilangkan Stigma Negatif pada Epilepsi

Stigma negatif yang melekat pada penyandang epilepsi menyebabkan masyarakat enggan mengobati penderita, parahnya lagi penyandang epilepsi cenderung dikucilkan. Beberapa stigma negatif yang populer beredar di masyarakat mengenai epilepsi seperti: penyakit akibat kutukan, guna – guna, kerasukan, gangguan jiwa dan penyakit yang ditularkan melalui air liur.

Padahal menurut Dr.Gea Pandhita S, M.Kes, Sp.S, dokter spesialis syaraf dari RS Islam Pondok Kopi, “Epilepsi bukan penyakit menular, bukan akibat kutukan dan guna – guna, bukan gangguan jiwa karena merupakan gangguan fisik.

Faktanya adalah epilepsi sebagian besar dapat diobati.” Dalam presentasinya pada edukasi kesehatan SOHO Group dan RS Islam Pondok Kopi, Dr.Gea memaparkan bahwa akibat stigma tersebut, kualitas hidup penyandang epilepsi menjadi berkurang. Beberapa laporan yang didapat yaitu problema psikososial dialami para penyandang epilepsi, seperti diisolasi secara sosial, kurangnya percaya diri serta munculnya kecemasan dan depresi.

Berdasarkan data dari WHO tahun 2009, epilepsi menyerang 1% penduduk dunia. Di Indonesia, dengan penduduk berkisar 220 juta, perkiraan penyandang epilepsi aktif sekitar 1,8 juta jiwa dan penyandang epilepsi baru mencapai 250 ribu penderita per tahun. Dari jumlah tersebut, kasus epilepsi lebih banyak ditemukan pada anak – anak.

“Kita harus mewaspadai beberapa perilaku anak kita terkait epilepsi yaitu apabila si kecil kejang kelojotan, terkejut, bengong dan kaku,” ujar dokter spesialis syaraf ini yang juga merangkap sebagai direktur pelayanan klinis RS Islam Pondok Kopi. Dr.Gea menambahkan, apabila si kecil sudah positif menderita epilepsi, maka harus diterapi dan dilakukan pengobatan secara intensif agar si kecil dapat kembali sehat dan ceria seperti sedia kala.

“SOHO Group berharap setelah adanya edukasi kesehatan ini, pengetahuan masyarakat mengenai epilepsi meningkat dan mengubah cara mereka memperlakukan penyandang epilepsi,” ujar Nurlida Fatmikasari, Public Relations Departement Head SOHO Group. Humas yang akrab disapa Mieke ini menambahkan, “Selain edukasi kesehatan, SOHO Group juga mengadakan khitanan massal sejumlah 50 orang untuk anak karyawan kami dan juga anak – anak yang berada di sekitar pabrik SOHO Group di Kawasan Industri Pulogadung”.

(vem/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading