Sukses

Parenting

Kenali Gejala ADHD Pada Anak

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan kesehatan mental yang umum didiagnosis pada anak-anak usia pra-sekolah.

ADHD menyebabkan peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Dilaporkan bahwa, satu dari 11 anak usia sekolah mengalaminya. 40% dari anak berusia 4 tahun mengalami kesulitan dalam memberi perhatian.

Para ahli berkata orang tua harus mengenali mana yang menjadi gejala gangguan ini agar mendapat diagnosa dan perawatan yang tepat.

"ADHD memiliki basis biologi yang sering menjadi kondisi seumur hidup. Kami ingin mendeteksi ADHD sejak dini karena ia memiliki efek mendalam pada perkembangan pembelajaran dan akademik," kata Dr. Mark Mahone, Direktur Neuropsikologi di Kennedy Krieger Institute, Baltimore.

Memahami variasi otak yang terjadi pada orang dengan ADHD dapat membantu mendiagnosa dan merawat penderita dengan benar, kata Mahone, seperti yang ditulis Live Science.

Contohnya, penelitian membuktikan bagian otak bernama bernama caudate nuclei berukuran lebih kecil pada anak dengan ADHD bila dibandingkan dengan anak lainnya. Bagian itu bertanggung jawab pada kemampuan motorik dan kontrol kognitif.

Mahone menyarankan agar orang tua berkonsultasi pada dokter bila menemukan gejala-gejala berikut pada anak berusia 3-4 tahun:

1. Memanjat secara konstan meski telah dilarang.

2. Gerakan-gerakan yang berkelanjutan, seperti terus-menerus menggerakkan lutut, tidak bisa duduk tenang seperti menggeliat dan kaki yang tidak bisa diam diiringi sering bangun.

3. Berlari dan bergerak dengan sangat cepat sehingga menyebabkan luka serius, misalnya dijahit, meski telah dilarang.

4. Pada anak usia 4 tahun, tidak dapat melompat dengan satu kaki.

5. Tidak bisa bermain dengan tenang bersama teman-temannya. Terkadang bertindak agresif yang menyebabkan anak itu harus dipindahkan dari tempat bermain.

6. Bersuara lebih kencang dan berisik daripada teman-teman bermainnya.

7. Sering berteman dengan orang asing, dengan sedikit hati-hati.

8. Menunjukkan rasa takut yang rendah sehingga dapat menyebabkan anak menghadapi bahaya.

9. Ketidakmampuan untuk fokus lebih dari beberapa menit tanpa kehilangan minat.

10. Penolakan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang memerlukan perhatian lebih dari satu-dua menit.

Ketika gejala ini muncul, anak harus dievaluasi, kata Mahone.

"Ada perawatan yang aman dan efektif yang dapat mengendalikan gejala, meningkatkan kemampuan mengatasi dan mengubah kebiasaan buruk untuk memperbaiki kemampuan akademik dan sosial," kata Mahone.

(Ant/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading