Sukses

Parenting

Balita Juga Bisa Kena Depresi, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat

Selama ini mungkin kita hanya memahami kalau yang bisa mengalami depresi itu hanya orang dewasa saja. Sementara anak-anak, dunianya masih penuh warna sehingga rasanya mustahil mereka mengalami depresi. Tak ternyata dalam sejumlah kasus, anak-anak juga bisa mengalami depresi.

Mungkin agak aneh ya, benarkah anak-anak sudah rentan terkena depresi? Seperti yang dikutip dari theweek.com, balita usia 2-3 tahun pun sudah bisa mengalami depresi. Meski balita secara psikologis rasanya masih terlalu belia mengalami yang namanya depresi tapi nyatanya mereka juga bisa mengalami depresi.

Moms, yuk kenali gejala si kecil mengalami depresi. Jangan sampai terlambat mengetahuinya agar nantinya bisa diatasi dengan tepat dan cepat.

Susah Meluapkan Kebahagiaan

Anak jadi terlihat susah untuk bahagia atau meluapkan rasa senangnya. Salah satu tanda depresi yang umum terjadi adalah mengalami anhedonia, suatu keadaan di mana seseorang tidak mendapat kesenangan dari melakukan kegiatan-kegiatan yang dulu menyenangkannya atau membuatnya bahagia. Bila anak mulai terlihat tak lagi menyukai atau bahagia dengan mainan yang dulu begitu disukainya, kita perlu segera mewaspadai sikapnya. Apalagi jika anak sering terlihat lesu dan tak bersemangat tanpa sebab atau alasan yang pasti, kita sebagai orang tua harus segera memberinya perhatian.

Gampang Tantrum atau Rewel

Mudah sekali tantrum dan rewel. Anak selalu gampang meledak-ledak dengan emosinya. Mudah sekali ia ngambek dan kesal. Untuk membuatnya tenang butuh usaha yang sangat keras. Dan terjadinya bukan cuma sekali dua kali tapi berkali-kali.

Seringkali Gelisah

Selalu saja ada hal yang membuatnya tak tenang. Hal-hal kecil dan sepele bisa dengan mudahnya membuatnya gelisah. Emosinya sangat tidak stabil. Saat ada sesuatu yang mengusiknya, anak bisa sangat mudah menangis dan ngambek.

Pola Makan Mendadak Berubah

Jika dulu rutin sekali makannya dan tidak rewel apalagi pilih-pilih makanan, kini anak jadi susah sekali untuk disuruh makan. Nafsu makannya seringkali berkurang. Akibatnya anak pun jadi gampang jatuh sakit.

Lebih Sering Menyendiri

Mood anak kadang memang susah untuk ditebak. Tapi kalau sikapnya makin sering menyendiri atau sengaja mengucilkan diri, kita perlu memberi pendekatan yang lebih intensif dari sebelumnya. Anak yang depresi kadang lebih memilih untuk memendam perasaannya dan susah untuk percaya pada orang lain bahkan pada orang tuanya sekalipun. Apalagi jika masih balita dan kosakatanya terbatas, maka ia akan makin kesulitan untuk mengungkapkan perasaannya.

Sudah jadi tugas kita untuk selalu mendampingi anak dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan dengan baik. Saat anak mulai menunjukkan perubahan sikap dan perilaku yang aneh, beri perhatian lebih padanya, ya Moms.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading