Sukses

Parenting

Satu Hal yang Kusyukuri dari Masa Kecilku: Waktu Itu Belum Ada HP

Anak zaman sekarang dianggap belum gaul kalau belum punya HP atau gadget. Bahkan belum sah rasanya disebut anak gaul atau kekinian jika belum punya akun Facebook atau media sosial lainnya. Saat ini pun bukan hal yang aneh melihat anak-anak SD bahkan TK sudah mahir menggunakan ponsel.

Ponsel sepertinya bukan lagi sekadar alat komunikasi. Ponsel sudah jadi mainan untuk anak-anak. Itu baru ponsel saja. Belum lagi dengan tablet dan gadget lainnya. Ada banyak game yang bisa dimainkan. Pun, mau nonton video di internet juga gampang.

Eh, tapi bukan berarti saya menganggap ponsel dan gadget itu sepenuhnya berdampak negatif. Jelas masih ada sisi positifnya melihat saat ini zaman juga makin dinamis dengan semua perubahan yang terjadi. Tapi saya merasa bersyukur dulu saat saya masih kecil belum ada HP. Praktis saya tak pernah bermain HP saat masih SD. Tapi itu jadi salah satu hal yang paling saya syukuri. Karena apa? Tanpa HP atau gadget, masa kecil saya sangatlah berkesan dan penuh kenangan yang tak terlupakan.

Waktu Istirahat Sekolah Diisi dengan Main Lompat Tali

Dulu, sungguh menyenangkan saat waktu istirahat sekolah akhirnya tiba. Karena waktu istirahat artinya bermain dengan teman-teman. Mulai dari main bola bekel, kejar-kejaran, dan lompat tali. Bikin capek memang tapi keseruannya jelas tak bisa tergantikan dengan apapun.

Waktu Bermain Lebih Banyak Diisi dengan Interaksi Sosial

Beruntung dulu di zaman saya, tak ada yang sibuk main HP saat sedang main bareng (jelas saja karena pada zaman itu memang belum ada HP). Sehingga saat bermain, ya isi kegiatannya lebih banyak interaksi sosial. Bercanda, bermain bersama, sampai bertengkar. Agak sedih ketika saat ini saya sering melihat anak-anak yang kalau berkumpul lebih sering sibuk dengan gadget-nya masing-masing. Kalau pun mengobrol biasanya tak jauh-jauh dari soal gadget yang mereka pegang sendiri.

Padahal interaksi sosial sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Dalam artikel Children and the Benefits of Friendship yang dimuat di lifeeducation.org.au,disebutkan bahwa ada penelitian yang menemukan kalau ikatan pertemanan itu bisa membantu anak-anak lebih mengenal dirinya dan membangun jati dirinya. Ketika anak-anak tumbuh besar, teman-teman merekalah yang nantinya akan membantu mereka mengatasi stres dan masalah-masalah baru yang muncul khususnya saat memasuki usia remaja.

Bermain dengan Teman Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Kerasa sekali kok bedanya antara efek bermain aktif dengan teman-teman dan sibuk sendiri sepanjang waktu main HP. Bermain dengan teman-teman, secara tidak langsung rasa percaya diri akan meningkat. Interaksi sosial dan keaktifan gerak tubuh saat bermain memberi dampak yang sangat positif bagi tumbuh kembang anak. Sementara kalau terlalu asyik sendiri main dengan HP atau gadget, seorang anak bisa lupa diri dan cenderung mementingkan dirinya sendiri.

Memori Bermain dengan Teman-Teman Masa Kecil Tak Pernah Hilang

Mungkin kamu masih ingat dengan masa kecilmu dulu? Mulai dari memanjat pohon, main di kali, atau iseng mengusili ayam tetangga. Semua kenangan itu jelas tak akan pernah bisa hilang. Bahkan mengingat itu semua memberi kebahagiaan sendiri di hati. Coba bayangkan kalau dulu saat kita masih kecil, dunia kita hanya diisi dengan asyik sendiri main HP atau gadget. Pastinya tak akan ada memori indah yang kita punya.

Dilansir dari motherearthliving.com, John Ratey, seorang dokter di Harvard dalam bukunya, Spark: The Revolutionary New Science of Exercise and the Brain, menjelaskan bahwa manfaat bermain itu tak hanya sebatas berdampak positif untuk tubuh dan kemampuan bersosialiasi. Main 10 menit saja yang melibatkan aktivitas fisik bisa memberi dampak pada fungsi otak. Membuat otak lebih aktif dan lebih baik. Kalau anak-anak di bawah usia 12 tahun lebih banyak menghabiskan waktunya main gadget daripada main di luar rumah, bisa-bisa tumbuh kembang otaknya bisa terhambat.

Setiap individu lahir di zaman dan generasi berbeda. Dan saya sungguh sangat bersyukur menjadi bagian dari generasi 90an di mana dulu waktu saya bermain lebih banyak dihabiskan bersama teman-teman daripada bersama gadget.

Penggunaan gadget pada anak-anak memang perlu pengawasan dan arahan yang tepat dari orang tua. Jangan sampai anak-anak jadi keasyikan sendiri main HP misalnya, sampai-sampai ia melupakan tanggung jawabnya yang lain. Terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget atau HP jelas bisa menghambat tumbuh kembang anak.

Ladies, kalau kamu sendiri, apa yang paling kamu ingat dari masa kanak-kanakmu dulu? Saat masih belum ada HP atau gadget, apa yang biasa kamu mainkan dulu bersama teman-temanmu?

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading