Sukses

Beauty

Onkoplastik Siap Kembalikan Tubuh Indah Penderita Kanker Payudara

Ladies, apa "mahkota" wanita di mata kamu? Apakah rambut? Hati yang tulus? Atau wajah yang menawan? Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Gumelar pernah mengatakan bahwa salah satu mahkota wanita adalah payudara.

Mengapa demikian? Karena payudara merupakan salah satu keunggulan fisik wanita yang bisa memberi kecantikan dan asupan gizi untuk anak-anaknya kelak lewat ASI. Lalu bagaimana rasanya bila payudara itu hilang dari tubuh?

Linda yang pernah menderita kanker sekitar 20 tahun lalu mengatakan bahwa hal itu merontokkan wanita secara mental. "Bayangkan salah satu mahkota kita itu diangkat dari tubuh, rasanya..." ujar istri Linda ketika ditemui dalam suatu acara di bilangan Jakarta Pusat pada pertengahan Oktober 2016.

Pada kanker payudara stadium awal, Breast Conservation Surgery (BCS) atau bedah konservasi payudara dapat memberikan hasil yang efektif, seperti halnya masektomi. Pembedahan konservasi payudara merupakan teknik pengangkatan kanker dan upaya menyelamatkan payudara yang tidak ditemukan sel kanker. Proses ini merupakan opsi pilihan bagi sebagian besar penderita daripada masektomi (pengangkatan seluruh payudara).

Seiring berkembangnya teknologi dan melihat dampak operasi ini pada mental wanita, hadirlah inovasi Oncoplastic Breast-Conserving Surgery (OBCS) atau bedah konservasi payudara onkoplastik. "Dampak kanker payudara terhadap kepercayaan diri seorang perempuan menginspirasi kami untuk berinovasi dengan menyediakan opsi bedah konservasi payudara onkoplastik," ujar dr. Esther Chuwa, pakar bedah payudara dari Gleneagles Hospital Singapura, dalam acara 'Parkway Hospital Exclusive Media Gathering - Peringatan Hari Kanker Payudara Sedunia' pada akhir pekan lalu di wilayah Menteng, Jakarta Pusat.

dr. Esther Chuwa dan dr. Khoo Kei Siong/Imogen

"Teknik onkoplastik tidak saja mengobati kanker tetapi juga membantu untuk menjaga penampilan perempuan. Dengan teknik bedah plastik, onkoplastik dapat mencapai hasil estetika yang lebih diinginkan."

Ditambahkan Dr. Khoo Kei Siong, juga seorang onkologis dari Gleneagles Hospital Singapura, bahwa penyebab kanker payudara yang masih belum diketahui dengan pasti membuat semua wanita memiliki potensi yang sama untuk terjangkit olehnya. Malah sekitar 80- 90% wanita yang terkena kanker payudara tidak memiliki sejarah penyakit tersebut di keluarga mereka.

"70% dari penderita pun tidak terlihat memiliki faktor risiko. Hal ini membuktikan bahwa hingga saat ini penyebab kanker payudara masih belum dapat diketahui dengan pasti,” ungkap dr.Khoo.

Dr. Khoo menambahkan, sangat penting bagi masyarakat untuk benar-benar memahami hal terkait penyakit kanker payudara agar mereka dapat melawannya. Beragam tindakan pencegahan dan pengobatan yang ada kini menawarkan solusi kepada perempuan agar dapat melawan penyakit mematikan ini. Namun, masih banyak fakta beredar mengenai penyakit kanker payudara yang tidak benar.

"Hal tersebut dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami dan terinformasi mengenai perkembangan teknologi yang ada," kata dr. Khoo.

(vem/zzu)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading