Sukses

Parenting

Bidan Desa Kalah Populer dari Dukun Beranak

Masyarakat desa mengenal dukun beranak jauh sebelum mereka mengenal bidan desa. Proses persalinan dan pasca persalinan masyarakat desa sepenuhnya ditolong dengan dukun beranak yang notabene tidak pernah mengenyam pendidikan kesehatan sama sekali.

Agak ngerti, ya, ladies, membayangkan proses persalinan yang dilakukan secara tradisional tanpa peralatan medis yang mumpuni dan kehigienisan yang agak meragukan. Namun, kembali lagi, karena masyarakat desa lebih mengenal dukun beranak daripada bidan, maka bersalin dibantu dukun beranak seems pretty ok.

Selain karena masyarakat desa yang lebih dulu mengenal dukun beranak dibandingkan bidan desa, beberapa alasan mengapa dukun beranak lebih disukai menurut laman ibudanbalita.com adalah:

Pertama, dukun beranak dianggap lebih berpengalaman dibandingkan dengan bidan desa yang rata-rata baru lulus sekolah kebidanan.

Kedua, masyarakat takut untuk bersalin di bidan desa karena pasti dijahit.

Alasan ketiga, melahirkan di bidan desa lebih mahal dibandingkan di dukun beranak yang biasanya dibayar secara sukarela.

Khusus alasan yang ketiga, agaknya tidak semua masyarakat pedesaan mengetahui tentang jampersal (jaminan persalinan) yang menggratiskan setiap ibu yang melahirkan di puskesmas dengan dibantu oleh bidan desa.

Seperti dilaporkan oleh bangka.tribunnews.com, masyarakat kini lebih dihimbau untuk melahirkan di bidan desa karena alasan keamanan dan kemudahan mengurus akta kelahiran. Dukun beranak tetap dipersilakan untuk menerima panggilan dari masyarakat, namun kemudian harus dilaporkan ke bidan desa untuk tindakan medisnya.

Oleh: Pravianti

(vem/ver)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading