Sukses

Beauty

Coba Tebak Berapa Usia ''Hot Mama'' Cantik Ini?

Usia bukan halangan untuk selalu tampil cantik dan bugar. Dengan menjaga pola makan dan juga rutin olahraga, kesehatan tubuh akan tetap terjaga. Seperti yang dialami oleh ibu yang satu ini.

Julukan hot mama tampaknya tak berlebihan jika diberikan pada Gillian Giam. Seperti yang dilansir oleh stomp.com.sg, wanita berusia 45 tahun ini merupakan seorang janda beranak dua. Dirinya mengaku kalau dulu teman-temannya yang selalu dapat pria tampan sementara dirinya memperoleh yang sisa. Di usianya yang ke-30 pun, berat badannya pernah mencapai 80 kg.

Foto: copyright stomp.com.sg


Saat masih muda, Gillian memakai kacamata tebal dan berat badannya terus naik. Dia selalu mengeluh kalau dirinya tidak terlahir dengan bawaan langsing dan tak pernah merasa percaya diri. Sehingga kalau pun diet, semangatnya selalu naik turun.

Sudah banyak diet ketat yang dilakukannya. Mulai dari sengaja tidak makan dan membiarkan dirinya lapar. Sampai-sampai ia menderita emotional eating dan suka makan yang manis-manis khususnya saat sedang merasa depresi.

Foto: copyright stomp.com.sg

Dulu saat masih kerja di perusahaan media. Hampir setiap malam ia menghabiskan waktunya dengan minum-minum sampai pagi. Kebiasaan dan gaya hidup tak sehat itu pun berdampak buruk bagi kesehatannya. Dia pun makin sering gelisah dengan setiap jumlah kalori yang masuk di tubuhnya. Sehingga, setiap kali selesai makan besar, dia sengaja membuat dirinya lapar. Kegiatan makan pun jadi kegiatan yang sama sekali tak membuatnya nyaman.

Titik balik itu muncul ketika ia menyadari kalau ia terus melakukan pola hidup yang buruk itu, nanti ketika sudah tua dia hanya akan jadi beban untuk anak-anaknya kelak. Akhirnya ia berusaha sekuat tenaga mengubah pola hidupnya jadi lebih sehat lagi.


Pernah dalam setahun berat badannya turun 20 kg tapi ia mengaku caranya saat itu sama sekali tak sehat. "Aku sengaja menahan nafsu makanku, aku meminta pembantuku memasakkan seklumit tumis sayur dan aku mengonsumsinya untuk tiga kali makan. Itu sama sekali tak sehat dan aku sering jatuh sakit," kenangnya. Saat berlibur ke Bangkok, Gillian jatuh cinta pada olahraga swing yoga. Akhirnya, ia pun membuat sendiri studio yoga yang diberi nama Motionwerkz.

Bagi Gillian, olahraga yoga saja tidak cukup. Akhirnya ia memilih swing yoga yang menurutnya bisa memenuhi keinginannya. Setelah mengenal swing yoga, Gillian pun jadi makin rajin ke tempat fitnes.

Foto: copyright stomp.com.sg

Gillian lalu bertemu dengan pelatihnya, Agnes Quintessa Lee. Kurang dari setahun, otot-otot Gillian mulai terbentuk. Berolahraga memberinya energi baru yang selama ini tak pernah dirasakannya selama 40 tahun dalam hidupnya. Tak ada lagi muntah-muntah yang pernah ia alami di setiap akhir pekan. Olahraga memberinya semangat dan energi baru. "Aku sebelumnya belum pernah olahraga dan sekarang aku memiliki banyak sekali energi," ungkap Gillian.

Rutinitas olahraga yang dijalaninya meliputi tiga kali lari lima hingga sepuluh kilometer, tiga kali sesi olahraga di tempat fitnes, dan sesekali panjat tebing.


Mengubah gaya hidup yang tadinya hobi pesta jadi lebih rutin olahraga juga mengubah lingkaran sosialnya. Dia ditinggalkan sejumlah temannya tapi ia justru mendapat teman baru yang lebih baik di tempat fitnes. "Mereka memiliki jiwa bahagia, kami banyak tertawa, banyak bercanda, dan tak mengeluh. Kami saling menyemangati satu sama lain. Aku lebih memilih kondisi yang seperti daripada pergi ke bar dan mendengarkan keluhan orang-orang atas masalah hidupnya," ujar Gillian.

Dengan tubuh yang lebih bugar dan seksi, tak bisa dipungkiri kalau Gillian sering menerima banyak pujian di akun Facebook. Tapi Gillian tak terlalu mempedulikannya. "Bagi sebagian orang mungkin itu bentuk pujian, tapi tidak untukku. Khususnya di depan anak-anakku," papar Gillian. Kalau ada yang mendekati atau menggodanya pun, Gillian lebih memilih untuk tak melakukan kontak mata.

Puluhan tahun terbiasa dengan tubuh gemuk, Gillian kadang merasa belum terbiasa jika ada orang yang menyebutnya "seksi". Baginya saat ini yang terpenting adalah bagaimana bisa menjaga tubuh dan kestabilan emosi dengan baik.

"Kalau seseorang tak mau melepas beban emosionalnya, ia bisa saja menurunkan berat badannya tapi nanti akan terus naik lagi. Aku mengenal orang-orang yang begitu terobsesi dengan olahraga karena berat badan mereka bisa turun banyak sekali, tapi mereka masih saja tidak merasa bahagia," ujar Gillian.

Tak mudah memang untuk menjaga bentuk tubuh tetap ideal dan kebugaran fisik. Segala sesuatunya butuh usaha dengan proses yang tak sebentar.



(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading