Sukses

Lifestyle

Menjadi Ibu di Zaman Victoria, Harus Suci Secara Seksual

Wanita dan seksualitas sepertinya memang terus menghadapi serangkaian tuntutan masyarakat yang tak ada habisnya. Tuntutan ini banyak ditemukan pada zaman Victoria, khususnya menyangkut peran wanita sebagai ibu.

Seperti yang terlansir dari laman webpage.pace.edu, ada beberapa permintaan dan persyaratan tak adil yang diberlakukan terhadap wanita sebagai seorang ibu dalam suatu pernikahan. Pertama, menjadi seorang ibu berarti harus terpisah dari hal apapun yang mengandung unsur sensualitas. Melakukan hubungan seks selain untuk memperoleh keturunan akan dianggap kotor dan menjijikan.

Kesucian adalah suatu hal yang diharapkan dan dibutuhkan oleh seorang ibu agar bisa dihormati. Masyarakat Victoria menganggap kesucian adalah suatu komponen penting untuk menjadi seorang ibu yang ideal. Meskipun menjadi seorang ibu berarti sudah mengalami atau melakukan hubungan seksual dengan kata lain sudah tidak perawan, meskipun begitu mereka tetap digambarkan sebagai seorang perawan.

Pandangan tersebut mengartikan bahwa seorang ibu juga harus beriman terkait agama yang mendukung pandangan wanita agar terhindar dan bebas dari segala macam hal yang berbau sensualitas. Kepercayaan seperti itu dimaksudkan agar seorang ibu dapat merawat anak-anaknya dengan baik, karena seorang ibu yang tak beriman tidak akan bisa mengajarkan kesopanan kepada anak perempuannya sehingga sama sekali tidak akan cocok menjadi seorang ibu.

Bahkan lebih jauh lagi, nilai-nilai moral keibuan yang diberikan oleh masyarakat ternyata lebih penting dari peran wanita itu sendiri sebagai seorang ibu.

 

Oleh: Adisa Lestari

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading