Sukses

Parenting

Courtly Love dan Perzinahan Abad Pertengahan

Ladies, pernahkah Anda menduga bahwa ternyata beberapa gagasan-gagasan dan juga ide-ide penting mengenai seks yang kita pegang teguh sekarang ini berasal dari abad pertengahan? Gereja abad pertengahan memiliki opini dan juga tatanan hukum tentang semua aspek seksualitas.

Namun, seperti yang terlansir dari laman oddee.com, beberapa aturan dan gagasan tersebut terkadang terkesan membingungkan. Contohnya, perbuatan zinah dianggap dosa dan terancam hukuman mati, akan tetapi prostitusi dianggap wajar. Kontradiktif, bukan?

Gereja melarang segala macam bentuk ekspresi nafsu seksual di muka umum, namun pandangan masyarakat pertengahan mengenai "courtly love" malah menyatakan bahwa ekspresi cinta dan kekaguman adalah suatu bentuk nafsu yang erotis namun juga suatu bentuk pencapaian batin seseorang.

Courtly love dihubungkan dengan sang prajurit yang jatuh cinta kepada wanita yang sudah bersuami atau menikah. Prajurit tersebut mengaguminya dari jauh, berperang untuknya bahkan sampai mengorbankan nyawanya.

Seks juga merupakan hal yang sangat sakral bagi mereka penganut Kristen yang taat. Mereka tidak diperbolehkan melakukan hubungan seksual apabila mereka belum menikah.

Seks sebelum menikah maupun perselingkuhan merupakan hal yang sangat dianggap berbahaya dan ancaman hukumannya bisa berupa pengakuan dosa atau hukuman mati. Tak hanya Gereja yang mengharamkan perzinahan, para bangsawan juga perlu diyakinkan bahwa anak-anak hasil perkawinan mereka merupakan benar-benar anak kandung mereka. Akan tetapi, kenyataannya ternyata tidak seburuk itu.

Para pendeta biasanya akan mengampuni atau memaksa para pendosa seksual tersebut untuk menikah, atau tidak, mereka hanya akan dihukum dengan beberapa tahun pengakuan dosa.

 

Oleh: Ardisa Lestari

 

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading