Sukses

Fashion

[Vemale's Review] Novel ''Teka-Teki Rasa'' Karya Ahimsa Azaleav

Judul: Teka-Teki Rasa
Penulis: Ahimsa Azaleav
Penyunting: Abdullah Ibnu Ahmad
Desain Kover: Raden Dion
Cetakan Pertama, September 2016
Penerbit: lampudjalan (lampudjalan.com)

Dalam bait aksara yang kamu reka, Aku menerka-nerka. Apakah kamu yang tak peka, atau aku yang salah sangka?

Dalam buaian rindu yang aku rasa, Aku menganalisa. Jugakah kamu menyimpan asa, atau semua hanya diagnosa?

Aku seperti mendengar rindumu, tapi aku takut salah mengartikannya. Akukah yang terlalu perasa?

Semua aksaramu bagai pertanda, tapi aku takut salah membacanya. Benarkah kamu menyimpan rasa?

Semua masih diagnosa…..

Karena semua masih dalam tanya, dan kepastian belum ada. Jadi biarlah kumenunggu. Mengharap ikhlas dalam doa.


Hati ini rasanya langsung jleb banget waktu baca kalimat di halaman paling awal novel ini, "Memperjuangkanmu atau mengikhlaskanmu?" Pastinya yang pernah jatuh cinta pernah merasakan dilema dan kegalauan ini. Ketika kamu jatuh cinta pada seseorang tapi belum bisa mendapat kepastian, ada rasa harap tapi ingin melepas semua rasa. Ingin sekali mendapatkan cinta yang terindah darinya tapi ada perasaan yang masih tertahan di dalam hati.

Foto: copyright Vemale/nda

Novel ini menceritakan Hafiz dan Hasna. Mereka merupakan teman sekelas sejak di bangku kelas XI SMA. Pembawaan keduanya terbilang cukup bertolak belakang. Hafiz punya sikap yang kesannya dingin dan cukup menyebalkan. Sementara Hasna punya kepribadian yang supel dan kadang suka bertingkah konyol.

Berawal dari SMS iseng, Hafiz dan Hasna mulai saling mengenal. Kedekatan mereka terbentuk dengan sendirinya. Ketika kuliah pun, mereka masih saling berkirim kabar. Hanya saja seiring dengan makin padat dan sibuknya kuliah, komunikasi mereka makin jarang. Ada rasa yang berbeda di hati mereka, tetapi hanya teka-teki yang selalu menyelimuti kebimbangan mereka. Hasna ingin mendapat kepastian tapi Hafiz juga merasa kesulitan menyatakan rasa itu.

Ketika Hafiz berniat untuk meminang Hasna, ia melihat ada cincin yang sudah melingkar di jari Hasna. Sulit untuk menerima kenyataan tersebut. Tapi ternyata Hasna pun mengalami masalah pelik sendiri. Tetap memperjuangkan cinta? Melepas dan mengikhlaskan cinta? Atau harus bagaimana? Sungguh banyak teka-teki yang muncul dalam sebentuk rasa cinta.

Cara terbaik untuk menjawab teka-teki rasa adalah dengan berhenti mencari jawabannya. Berhentilah mencari tahu apa dan bagaimana sebenarnya perasaannya. Berhentilah menerka-nerka setiap huruf yang ia reka. Berhentilah menghubung-hubungkan keadaannya dengan keadaanmu. Berhentilah mencari tahu semua jawaban teka-teki itu. Karena ini teka-teki rasa, semakin kamu menebak, semakin hilang kemurnian rasanya. Semakin banyak rasa-rasa lain yang turut larut. (Teka-Teki Rasa, hlm. 99)

Foto: copyright Vemale/nda

Menata hati dan perasaan saat jatuh cinta memang tak mudah. Kadang dilema yang dirasa sangat berat. Ada harap tapi juga takut. Ada rasa ingin mendekat tapi juga ada dorongan untuk menjauh. Ada rasa takut kehilangan tapi belum percaya diri untuk mempertahankan.

Novel Teka-Teki Rasa memberi kita pemahaman soal menata hati. Juga memperlihatkan sudut pandang baru tentang menerima rasa cinta dan memperjuangkannya meski sulit. Meski cinta memiliki teka-tekinya sendiri, selalu ada kekuatan dan keindahan yang bisa kita dapat dari perasaan ini.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading