Sukses

Fashion

[Vemale's Review]: ''Spy in Love'' Karya Dwitasari

Judul: Spy in Love
Penulis: Dwitasari
Berdasarkan Skrip Film: Danial Rifki
Penyunting: Dila Maretihaqsari
Perancang dan ilustrasi sampul: Nocturvis
Ilustrasi isi: Nocturvis
Pemeriksa aksara: Intan Puspita & Mia Fitria Kusuma
Penata aksara: Anik Nurcahyati
Foto isi: Danial Juma
Diterbitkan oleh Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Cetakan Pertama, Agustus 2016

Hotel di tepi pantai Pulau Penang! Aku tak sabar memulai hidup baru bekerja di hotel impian. Ternyata Tuhan masih sayang kepadaku, setelah beberapa waktu lalu memberikan ujian yang kukira tak akan bisa terlewati. Eh, atau memang belum terlewati? Coba, siapa yang tidak putus asa jika ditinggal menikah kekasih dengan teman sendiri?

Dan, di sinilah aku sekarang. Berharap angin laut Penang bisa menerbangkan sisa patah hatiku. Tapi, belum apa-apa, aku sudah terlibat lagi dengan urusan laki-laki! Putra, lelaki itu sebenarnya menarik, tapi ia terus berada di dekatku seperti seorang penguntit. Ia juga sering memergokiku dalam keadaan yang memalukan. Apa yang diinginkannya dariku?

Ish, aku harus berhati-hati agar tidak selalu berurusan dengannya, apalagi sampai jatuh cinta. Eh, kenapa aku sampai berpikir begitu? Tidak, tidak! Ah, pokoknya aku tak mau jatuh untuk kali kedua!


Spy in Love, dari judulnya sudah agak terbayang dengan isi cerita novel ini. Ada mata-mata, juga kisah asmara. Novel yang diadaptasi dari skenario film ini terinspirasi dari tragedi kecelakaan Malaysia yang terjadi beberapa tahun lalu. Putra Nusantara, ia juga jadi ikut korban kecelakaan tersebut dan kedua orang tuanya meninggal. Menjadi yatim piatu, Putra dibesarkan oleh kakeknya, Satria seorang mantan agen rahasia Indonesia yang serba bisa dan kini berprofesi sebagai dosen. Bergelar S3 ilmu politik dari luar negeri, Putra lebih memilih bekerja sebuah manajer hotel di Penang. Hal ini menimbulkan perdebatan sendiri antara Putra dan Kakeknya.

Di Penang, Putra bertemu dengan Jasmine. Jasmine merupakan karyawan baru di hotel tersebut, tepatnya sebagai wedding organizer. Dengan pekerjaan baru tersebut, wanita berdarah campuran Malaysia-Indonesia itu setidaknya bisa mencoba untuk melupakan kisah patah hatinya meski memang sulit. Jasmine awalnya sangat benci dengan pria Indonesia, mengingat luka yang baru ia dapat karena berhubungan dengan pria Indonesia dan juga tentang kisah sedih kedua orang tuanya sendiri. Seiring waktu, Putra dan Jasmine semakin dekat. Tak butuh waktu lama hingga akhirnya mereka mantap untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Namun, restu tak langsung bisa mereka dapatkan. Ibu Jasmine dan Kakek Putra menentang hubungan tersebut. Lalu, kejadian demi kejadian misterius terjadi. Termasuk soal Geng Mawar Hitam. Misteri soal kecelakaan pesawat Malaysia yang diduga jatuh di Penang itu pun terungkap. Yang tak kalah mengejutkannya adalah soal identitas Putra yang sebenarnya. Ada misi yang selama ini ternyata disembunyikan Putra dari Jasmine. Lalu, bagaimana akhir cerita mereka? Ehm, nggak berani membocorkannya di sini, takut jadi spoiler.

Pada Bab Pertama, cerita menggunakan sudut pandang Putra. Lalu di Bab Kedua, sudut pandang Jasmine yang digunakan. Namun, di Bab Ketiga sampai akhir, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga. Tampaknya Bab Pertama dan Kedua memang dibuat khusus untuk mengenalkan dua tokoh utama novel ini, Putra dan Jasmine.

Menurut saya, cerita novel ini lebih kental pada kisah asmara Putra dan Jasmine. Di bagian Prolog kita memang akan langsung dibuat penasaran dengan jalan ceritanya. Kalimat pembukanya saja, "Darah kering di pelipis pramugari itu telah menciptakan aroma anyir di tubuhnya." Tuh, langsung terasa sekali ada sesuatu yang misterius dalam cerita ini, kan? Kemudian, cerita pun bergulir dengan konflik-konflik yang saling berkaitan antara Putra dan Jasmine. Kisah percintaannya lebih dominan daripada konspirasinya sendiri, tapi tetap terjalin dengan cukup apik.

Foto: copyright Vemale/nda

Ada kutipan-kutipan yang jleb banget di setiap awal bab novel ini. Kutipan-kutipan itu sangat membantu sekali untuk menghadirkan chemistry sendiri ketika mengikuti ceritanya.

Foto: copyright Vemale/nda

Buat yang lagi putus cinta atau patah hati, pasti langsung merasa sehati dengan yang dialami Jasmine. Beruntungnya Jasmine bisa bertemu Putra meski ternyata kenyataan sempat membuat perasaannya terombang-ambing.

"Karena kamu tidak akan pernah tahu, seorang perempuan pergi bukan karena dia telah merasakan luka, tetapi karena dia merasa tidak lagi dianggap ada." (Jasmine, hlm. 71)

"Perempuan lebih senang menunggu daripada memulai. Aku tidak minta bukan berarti tidak mau, ya." (Jasmine, hlm. 71)


Yang seru lagi dari novel ini adalah soal hubungan Kakek Putra dan Ibu Jasmine. Keduanya sudah bagai kucing dan anjing saja. Sering bertengkar dan berdebat, apalagi kalau sudah menyangkut soal Indonesia-Malaysia. Tapi ada banyak hal yang berkesan dari hubungan keduanya. Walau awalnya sama-sama tak menyetujui hubungan Putra dan Jasmine, ternyata... (ah, takut spoiler lagi deh).

Novel ini sangat cocok dibaca saat sedang bersantai atau bahkan sebelum tidur. Tapi kalau mau baca sebelum tidur, sepertinya bakal begadang deh untuk menuntaskan membaca dan mengetahui akhir ceritanya.





(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading