Sukses

Lifestyle

Berbuat Dosa Atas Nama Cinta, Hati Makin Bimbang

 

Dear Vemale,

Sebut saja saya N, usia 19 tahun.

Saya pacaran sejak tahun 2010 dengan seorang laki-laki, sampai sekarang hubungan kami masih baik-baik saja walau kadang bertengkar.

Meski awalnya iseng, saya tidak bisa berbohong bahwa saya sangat mencintai dia dan sangat takut kehilangan dia. Saya tipe wanita setia dan tidak pernah bermain-main dengan perasaan. 

Sebenarnya saya sangat bahagia bisa memiliki dia, keluarga kami sudah saling kenal. Namun ada satu hal yang membuat kebahagiaan saya terasa kurang sempurna. Mungkin kisah saya ini akan membuat orang lain berpikir saya wanita bodoh, tapi inilah kenyataan yang sudah terjadi.

Selama 2 tahun pertama kami pacaran, semua masih biasa saja. Tapi di tahun ke-3 kami pacaran, dia mengungkapkan bahwa dia tidak ingin kehilangan saya ,dia sangat mencintai saya, dia sering cemburu buta terhadap saya. Saya merasa semua ucapannya itu sangat tulus, melihat semua tindakan dia yang begitu bertanggung jawab dan perhatian pada saya.

Yang membuat saya kaget dan tidak percaya, saat dia meminta saya membuktikan cinta dengan melakukan hubungan suami istri dengannya. Saya bingung, tapi dia selalu membujuk dan berkata hal yang sama pada saya, sampai akhirnya saya merelakan semuanya.

Mulai hari itu dan sampai detik ini, setiap kami bertemu dia pasti selalu meminta hal sama. Bahkan jika kami berjauhan, dia selalu meminta foto saya tanpa busana. Sering saya berpikir tindakan ini salah, saya berdosa. Saya sering menasehatinya untuk tidak melakukan hal ini kepada saya, tapi dia tidak bisa mengembalikan dirinya seperti dulu saat kami pertama pacaran, sampai saya merasa putus asa dan ingin meninggalkannya.

Di luar itu, sikapnya tak berubah. Semua masih sama seperti dulu, bahkan dia lebih menyayangi saya. Dia selalu bilang bahwa dia sebenarnya tak ingin melakukannya, dia berjanji akan menikahi saya setelah lulus kuliah. Tapi kebahagiaan saya tidak sempurna jika kami terus melakukan hal yang salah seperti ini, saya tidak pernah tenang, karena jujur saya takut jika dia meninggalkan saya begitu saja.

Sejauh ini, dia sudah mengusahakan agar kami segera menikah, karena ayah dan ibu saya sudah memberikan restunya. Tentunya, mereka tidak pernah tau apa yang telah kami lakukan. Yang menjadi masalah lain adalah restu orang tua pacar saya. Mereka merestui kami tapi tidak mengizinkan kami untuk menikah muda, entah apa alasannya. Sesungguhnya niat dia baik, menjadikan saya istri sah secara agama dan negara, tapi orangtua pacar saya sangat melarang keras pernikahan muda dan bertunangan.

Yang jadi pertanyaan saya saat ini,

1. Bagaimana solusinya agar orang tua pacar merestui pernikahan secepatnya? Saya sadar kesalahan yang telah saya lakukan bersama pacar saya sudah terlalu jauh.

2. Bagaimana caranya agar pacar saya bisa kembali menjadi laki-laki yang baik seperti dulu dan tidak kecanduan dengan hal-hal berbau seks?

3. Apakah pantas saya memperjuangkan hubungan kami yang sudah 5 tahun? Sebab hubungan kami diwarnai hal-hal negatif seperti sekarang meskipun kami saling mencintai.

 

JAWABAN:

 

Hai dear,

Sedikit miris membaca kisahmu. Sebenarnya sejak awal, hati nurani kamu sudah memberi alarm bahwa tindakanmu dan pacarmu salah. Perasaan tidak nyaman dan rasa berdosa yang menghantui adalah ketukan hati nurani bahwa tindakan tersebut tidak baik dan tidak direstui Tuhan. Sayangnya, sinyal ini diabaikan.

Tidak sedikit orang yang sangat takut kehilangan seseorang yang ia sayangi, namun entah mengapa mereka tak pernah merasa takut ditinggalkan Tuhan. Sesungguhnya cinta hanyalah perasaan sementara yang tidak permanen. Rasa itu bisa ada karena kehendak Tuhan. Begitu pula sebaliknya, rasa cinta itu bisa menghilang atas kehendak Tuhan.

Cinta bisa hadir dengan berbagai alasan, namun dari semua alasan itu, ada yang terbaik. Cinta yang dibangun atas dasar mencintai karena Tuhan adalah cinta yang InsyaAllah Dia ridai dan Dia restui. Sebaliknya, jika cinta itu tidak didasari cinta pada Tuhan, seringkali hal itu mencederai hati dan perasaan manusia. Cinta yang tulus karena Tuhan tidak berfokus pada nafsu dan rasa takut kehilangan.

Bisakah apa yang kamu rasakan disebut cinta? Jika memang mencintai, kenapa malah membuat cinta itu sebagai alasan untuk terus berbuat dosa? Apakah benar itu cinta yang diridai Tuhan? Saya harap kamu memahami dan merenungi hal ini.

1. Bagaimana agar cinta kalian direstui orang tua?

Kita tahu bahwa yang menciptakan cinta dan ikatan pernikahan adalah Tuhan, maka akan lebih baik jika kamu mencari restu Tuhan terlebih dahulu. Kita sering mencari restu manusia di awal, namun baru melibatkan restu Tuhan di akhir perjalanan. Bukankah restu orang tua selalu bergantung pada restu Tuhan di awal hubungan? Sebab jodoh ada di tangan Tuhan, bukan di tangan orang tua.

Tanyakan pada Tuhan, apakah hubungan cintamu dan si dia benar-benar hubungan yang Tuhan restui?

2. Bagaimana caranya agar pasanganmu kembali menjadi laki-laki yang baik seperti dulu?

Caranya adalah dengan mengubah dirimu menjadi lebih baik darinya. Wanita baik hanya untuk laki-laki baik, begitu pula sebaliknya. Berdamailah dengan perasaan, dan dirimu sendiri. Tanamkan dalam hati bahwa rida Tuhan adalah hal terpenting dalam membangun hubungan yang baik. Hubungan antara sesama manusia sangatlah rapuh, sedangkan iman adalah penguat hati yang mudah bimbang dan rapuh. Perbanyak berdoa dan seringlah mengobrol dengan Tuhan, karena dialah yang Maha Menenangkan dan akan memberikan jawaban terbaik atas kegundahan hatimu.

Semoga jawaban saya bermanfaat untuk kamu. Terima kasih :)

 

Satria Utama (@Satria_cs)

Dating & Relationship Coach Indonesia

Website: satriautama.tumblr.com

Informasi pendaftaran private coach:

082125998332 (No SMS)

(vem/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading