Sukses

Lifestyle

Romantisnya 6 Gaya Pacaran Zaman Dulu Yang So Sweet

Hai ladies, apakah Anda pernah mendengar cerita dari ayah atau ibu Anda bagaimana mereka dulu pacaran? Zaman mereka berbeda dengan sekarang. Belum ada Blackberry, belum ada Twitter, belum ada Facebook dan sebagainya. Bisa dikatakan, gaya pacaran mereka pelan.. tapi pasti.

Walaupun tidak secanggih sekarang, romantisme saat pacaran di zaman beberapa puluh tahun lalu terasa so sweet. Kami yakin deh, Anda pasti ingin merasakan sedikit romantisme pacaran di tahun-tahun yang masih jadul.

Nggak percaya, mari kita mundur ke beberapa puluh tahun tahun. Atau mungkin Anda pernah merasakan masa-masa ini? Yuk nostalgia.. 

Klik tombol di bawah untuk melihat nostalgia gaya pacaran zaman dulu!

(vem/yel)

Pacaran Naik Becak

Siapa yang sudah nonton film Habibie & Ainun? Ada adegan di mana pak Habibie muda dan ibu Ainun muda pulang jalan-jalan naik becak berdua. Duh.. senangnya.. Bisa duduk berdekatan berdua, bisa ngobrol bebas tanpa sibuk memerhatikan jalan, bahkan bisa saling bergandengan tangan. Di masa dulu, gaya pacaran tidak seberani sekarang. Pegangan tangan adalah hal yang sungguh mendebarkan. Kalau sudah begini, abang becaknya jadi obat nyamuk, hihihi..

Saat ini, hanya beberapa kota yang masih memiliki becak sebagai alat transportasi. Lebih banyak yang pacaran atau malam mingguan dijemput sepeda motor atau mobil.

Makan Bakso Semangkuk Berdua

Di masa kini, ada banyaaaaak tempat makan nyaman untuk pacaran berdua. Ada banyak cafe, rumah makan, restoran dan sebagainya. Pria dan wanita masa kini juga lebih mapan serta lebih memilih makan di tempat-tempat yang nyaman, enak, berkelas dan sebagainya. Alasannya.. ya supaya nyaman dan jaga gengsi.

Tapi tahukah Anda, ada banyak pasangan masa lalu yang menikmati indahnya makan mie ayam di pojok jalan. Biasanya, makan mie ayam atau bakso di akhir bulan suka semangkuk berdua. Lebih indah lagi jika makan bakso dengan latar belakang hujan yang romantis. Walaupun alasan utamanya tidak ada uang, tapi sensasi makan sepiring atau semangkuk berdua sungguh so sweet..

Apalagi makannya di gerobak bakso I Can't Stop Loving You seperti gambar di atas. Sip banget..

Malam Minggu Nonton Bioskop

Tidak banyak fasilitas hiburan di tahun 70 hingga 80-an. Salah satu tempat untuk malam mingguan paling wah di masa itu adalah bioskop. Yup.. nonton di bioskop sudah menjadi kegiatan mewah. Apalagi, di masa itu adalah kejayaan film-film Indonesia. Banyak film percintaan yang jadi kenangan orang tua kita, setara Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel I'm in Love, Heart dan sebagainya.

Judul-judul film romantis dalam negeri kesukaan papa dan mama kita antara lain: Cinta Pertama (Slamet Rahardjo dan Christine Hakim), Cintaku di Kampus Biru (Roy Marten, Rae Sita dan Yati Octavia), Gita Cinta dari SMA (Rano Karno dan Yessi Gusman) atau lebih dikenal sebagai film Galih dan Ratna, Catatan si Boy dan masih banyak lagi.

Surat Cinta

Ini dia benda keramat yang selalu ditunggu-tunggu mereka yang sedang kasmaran. Di masa tanpa telepon (yang punya hanya kantor dan orang kaya), maka surat adalah benda penting yang bisa mengobati rindu dan kangen di dalam dada. Apalagi.. jika pacaran jarak jauh atau pacar sedang tugas keluar kota. Pak pos bagai dewa pengantar cinta yang selalu di tunggu kehadirannya.

Di masa sekolah, kehadiran surat cinta juga mewarnai masa sebelum ada telepon dan handphone. Biasanya mereka yang sedang kasmaran menulis surat cinta atau puisi untuk 'si dia'. Surat cinta ini biasanya warna merah muda dan wangi. Deg-degan banget deh saat harus menyelipkan surat cinta di dalam buku atau tasnya. Yang pasti, perjuangannya lebih terasa dibandingkan kirim SMS/BBM yang isinya copy paste lagu atau puisi entah milik siapa.

Psst.. ingin mengirim surat cinta? Kirim ke Vemale yuk.. Syaratnya bisa dibaca di Saat Kata Cinta Sulit Terucap, Surat Cinta Ini Menjadi Bukti Dalamnya Perasaanku.

Yuk lanjut..

Telepon Dari Wartel

Saat telepon mulai mudah dimiliki warga kelas menengah, kehadiran surat cinta makin tergusur. Pasangan yang sedang kasmaran akan menelepon si dia di jam-jam tertentu agar tidak malu kepergok orang rumah. Kalau tagihan membengkak, biasanya orang rumah tahu siapa yang harus bertanggung jawab.

Di saat yang sama, kehadiran wartel mulai menjamur. Banyak juga pasangan yang rela ngantri mulai subuh demi menelepon pacarnya yang ada di luar kota. Bisa dimaklumi, karena telepon ke luar kota sangatlah mahal pada waktu itu. Di jam-jam orang sedang tidur, biasanya harga telepon interlokal lebih murah, jadilah banyak pasangan yang meluapkan kangen saat matahari belum terbit. Yang penting bisa mendengar suara si dia, hati jadi adem.

Yang lucu, pasangan zaman dulu biasanya malu-malu, contohnya begini:

Cowok: Halo, bisa bicara dengan Indah?

Indah: Iya, saya sendiri, ini siapa?

Cowok: *langsung panas dingin dan tiba-tiba menutup telepon saking paniknya*

Indah: Halo.. halo..

(suara telepon) tut.. tut...

SMS Cinta

Nah.. ini adalah masa dimana handphone mulai merajalela. Mungkin Anda pernah merasakan masa-masa indah ini. Biasanya, awal perkenalan dimulai dengan mengganggu salah satu pihak dengan pertanyaan: Hai, boleh kenalan nggak?

Jika si dia merespon, biasanya akan ada puluhan bahkan ratusan SMS yang dikirim dalam sehari. Isinya macam-macam, mulai dari pertanyaan "Sudah makan belum?", "Kamu lagi ngapain?", "Di sana hujan nggak?" dan lain sebagainya.

*** 

Itulah beberapa gaya pacaran zaman dulu yang mungkin sudah usang, tetapi so sweet.. Siapa nih yang pernah merasakan masa surat cinta atau dapat SMS: boleh kenalan nggak?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading