Sukses

Lifestyle

When Two Become One

Vemale.com - Konon katanya, pria dan wanita itu amat berbeda dari cara pemikirannya. Kenyataan ini tak selamanya bisa Anda salahkan lho. Kalau menurut pepatah lama, ada banyak jalan menuju Roma. Dalam hal ini, perbedaan antara Anda dan sang kekasih, ternyata bisa diselesaikan dengan cara jitu yang sudah Cosmo sediakan buat Anda. Beberapa kasus (yang sebenarnya sepele), mungkin terasa familiar dengan love life Anda. Dan faktanya, sampai sekarang saja Anda pun belum bisa memahami jalan pikiran si dia. Relaks dear, jangan lantas menyalahkan si dia terus menerus, karena Cosmo akan mengajak Anda “berkunjung” ke dalam alur pemikirannya. Tentu untuk menghasilkan sebuah win-win solution! Tak tanggung-tanggung, Cosmo juga mengundang beberapa sahabat pria untuk turut menanggapi dilema yang kerap dialami kaum Hawa ini. And voila..you guys can meet happily in the middle!

Case #1 Saat Ia Terlalu “Datar”

Meski aktivitas Anda sangat padat, toh Anda masih menyempatkan diri untuk menanyakan harinya. Tapi apa yang didapat? Justru HANYA sebuah kalimat singkat, “Iya” atau “Oke” sebagai balasannya. Oh well.

What’s on His Mind: “Masih banyak tumpukan pekerjaan yang harus kami kerjakan, di banding emosi sesaat yang tengah kalian alami.” – Dimas, 27 tahun

Pria memang bukan makhluk yang vokal. Jadi, jangan lantas menghujaninya dengan omelan akan tanggapannya ini. Kalau ia diam, bukan berarti ia tengah bad mood atau malas bercerita kepada Anda. Menurut Louann Brizendine, penulis The Male Brain and The Female Brain, bagian otak pria yang berfungsi untuk mencerna kata-kata memang lebih tipis dibanding wanita. Tak heran kalau pria akan memilih untuk diam saat tak ada hal penting yang harus terlontar dari mulutnya.

What’s on Your Mind: Anda memang lebih mudah terangsang untuk berkomentar saat melihat sedikit sinyal menarik untuk diperbincangkan. Plus, Anda juga dikenal sebagai makhluk yang pintar dalam mengekspresikan diri saat merasa senang, sedih, atau marah. Belum lagi tingginya hormon estrogen yang mampu merangkai kalimat...straight from our brain!

The Solution!

Daripada membuang tenaga dan waktu untuk memaksa si dia menceritakan semua hal yang dialaminya, lebih baik alihkan pembicaraan yang lebih fun! Masih penasaran? Di sela dinner yang relaks, coba pancing ia dengan, “oh ya, kemarin kamu sempat bilang akan pergi dengan si A, so..how was it?”

Nah, saat keadaan semakin santai, biasanya pria akan lebih mudah merespon semua pertanyaan yang terlontar dari Anda.

Case #2 Saat Si Dia Butuh Space

Tumpukkan pekerjaan yang datang bertubi-tubi memang buat Anda juga pasangan jadi “gila”. Anda pun lantas mendambakan sesi dinner ditemani segelas cocktail bareng si dia. Tapi dalam situasi ini, pasangan justru lebih memilih untuk hangout bersama dirinya sendiri. Sigh!

What’s on His Mind: “Lebih baik berdiam diri dan jauh dari keramaian, ketimbang saya harus menerima rentetan komplain dari si dia. Kalau hal itu terjadi, rasanya saya ingin menghilang sesaat dari si dia!” – Joe, 27 tahun

Tenang dear, sebenarnya ia bukan pria tak berperasaan seperti yang Anda sangka. Menurut penelitian, pria dengan tingkat stres yang tinggi akan mengalami penurunan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Plus, ia pun sulit mengerti mengapa Anda jadi kesal saat ia tidak bisa menemani.

What’s on Your Mind: Dalam situasi tertekan sekalipun, wanita tetap memiliki rasa simpati yang tinggi terhadap orang lain. Ditambah, Anda pun memiliki tingkat keegoisan tinggi untuk memaksa orang lain mendengar segala keluh kesah Anda. Karena sama seperti pria, saat Anda stres hormon yang menciptakan perasaan baik ini kian berkurang sebanyak 50%, dan sulit untuk bertahan seorang diri.

The Solution!

Memaksa pria untuk bicara, sama dengan memancing pertengkaran. Ia akan merasa tertekan, Anda pun merasa tak dianggap. Biarkan ia menikmati waktunya selama beberapa saat, tapi jangan sampai Anda menyimpan semua keluh kesah Anda, ya. Setelah situasi sudah mereda, baru katakan permasalahan Anda padanya. Kalau sudah begini, ia pun tak memerlukan waktu lama untuk terus “bersembunyi” dari Anda.

Case #3 Saat Lupa Momen (Yang Menurut Anda) Penting!

Buat Anda, film yang ditonton saat kencan pertama adalah satu dari banyak hal lain yang HARUS selalu diingat! Saat ia lupa, Anda berpikir, “Apa momen itu tak terlalu penting buat si dia?”

What’s on His Mind: “Saat kencan pertama, saya lebih fokus mengatur perasaan, ketimbang memikirkan Anda mengenakan pakaian apa kala saya menjemput di depan rumah.” – Ryan, 26 tahun.

Kalau ia tak ingat, bukan berarti ia tak peduli dengan Anda. Menurut penelitian, pria dan wanita menyimpan memori yang berbeda dalam otaknya. Pria lebih sering menggunakan otak kanan, di mana ia lebih fokus pada hal besar, tanpa memiliki kemampuan lebih untuk mengingat setiap detailnya.

What’s on Your Mind: Sedangkan, Anda sangat bergantung pada otak kiri yang lebih mengacu pada apa yang dirasakan setiap momennya. Tak heran, jika Anda dapat mengingat setiap momen kecil yang menurut Anda sangat berarti.

The Solution!

Untuk membantunya mengingat semua hal, coba pancing si dia dari hal yang besar. Saat berhasil mengingat momennya, ia pasti bisa menyatukan setiap clue yang Anda ucapkan untuk menjadikannya sebuah detail yang utuh. Kalau sudah begini, Anda tak perlu lagi menangis dan merasa tak spesial saat ia berhasil mengingat semua hal. [initial]

Source: Cosmopolitan, Edisi April 2012, halaman 196

(Cosmo/miw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading