Sukses

Lifestyle

Pernikahan Popo dan Disna, Budget Rp. 50 Juta Cukup Buat Semua

Melaksanakan resepsi pernikahan memang identik dengan biaya yang cukup mahal. Mulai dari kebutuhan katering, souvenir, gaun, dan sebagainya. Inilah yang membuat calon pengantin terkadang terbebani, bahkan rela mengundur tanggal pernikahan agar dana tercukupi terlebih dahulu.

Namun, hal ini tidak berlaku pada pasangan Dwi Ratih dan Disna Harvens. Mereka bisa menggelar pernikahan sederhana namun penuh hikmat pada bulan Mei 2016 lalu. Cerita cinta mereka dimulai pada tahun 2009, ketika Popo, sapaan akrab Dwi Ratih bertemu dengan Disna di rumah kerabatnya.

"Awal bertemu tahun 2009 saat sedang berkunjung ke rumah salah satu teman kami yang masih dalam satu inner circle, tapi kami sudah saling sama-sama tahu sejak 2005 karena suamiku sekarang ini adalah mantan pacarnya sahabatku waktu SMP, hahaha. Tapi dari 2005-an sampe 2009 belum pernah ketemu, baru ketemu ya awal 2009 itu," ujar Popo saat dihubungi tim Vemale.

Singkat cerita, setelah enam tahun berpacaran akhirnya mereka memutuskan untuk mengikat janji suci tepat pada bulan Mei 2016. Alasannya menikah Popo melihat Disna sebagai calon suami sekaligus teman yang dapat memecahkan masalah dengan asyik tanpa berdebat panjang.   

"Dia termasuk kategori pria yang bisa membantu dalam memecahkan masalah yang ada, baik di pribadi aku maupun masalah kita berdua. Sosok yang bisa dijadikan teman main, nongkrong, diskusi soal apapun mulai politik (dia anak politik, aku yang nggak tahu apa-apa soal politik jadi sering nanya-nanya ke dia) sampai sharing soal fashion dan gaya hidup," tambahnya.

Foto: dok. Popo dan Disna

Jadi menurut Popo, cari suami jangan yang bisa senang-senang bersama saja, coba kasih masalah, dia bisa menyelesaikannya dengan baik atau tidak. Kalau tidak, lebih baik buang jauh-jauh saja.

Dalam mempersiapkan pernikahan pun pasangan ini merasa tidak ada masalah yang besar menuju janji suci tersebut, karena mereka berdua telah memikirkan konsep pernikahan dengan matang.

"So far nggak ada masalah yang lahir dari diri kami pribadi, sebab kami sudah memikirkan matang-matang konsep pernikahan bahkan jauh sebelum dia datang ke keluargaku untuk memintaku sebagai istrinya. Dia pribadi tanya dulu ke aku mau jadi istrinya nggak, terus diskusi segala printilan. Aku sama dia nggak bosen brainstorm segala rencana usai menikah, misal dari pemasukan uang, akan digunakan apa aja, ingin punya anak berapa, mau punya rumah kapan, punya mobil kapan, segala hal kecil didiskusikan," tuturnya.

Ia melakukan hal tersebut karena tidak mau terjebak dalam mahligai pernikahan yang manis-manisnya cuma di awal saja. "Aku bilang ke suami aku punya tujuan hidup A B C D E, dan dia selalu support apapun itu. Begitu juga sebaliknya. Nggak sebentar untuk menyocokkan pikiran aku dan dia untuk ke tahap pernikahan, aku punya cita-cita dan dia juga punya cita-cita, jangan sampai kehidupan rumah tangga sebagai penghalang, justru rumah tangga kita jadikan media support di antara kami," ungkapnya.

Untuk pernikahannya sendiri, mereka memilih pernikahan yang sederhana. Tak seperti banyak pasangan lain yang rela mengeluarkan banyak uang untuk resepsi. Dan mereka juga harus bertahan dengan berbagai omongan miring dari orang lain.

"Nah yang jadi perdebatan ketika menyiapkan pernikahan kami yang super simpel adalah mendengar segala omongan dari banyak pihak seperti, 'Kok nikahnya nggak besar sih? Kan sama-sama anak pertama.' Aku sebenarnya anak kedua, berhubung kakakku meninggal saat bayi, jadi aku itungannya anak pertama. Sedangkan suamiku memang anak pertama dari tiga bersaudara. Adalagi pertanyaan, 'Kok nikahnya nggak undang-undang sih? Kita kan temenan lama dan baik, kan punya temen banyak, kan orangtuanya juga punya teman banyak, kan Ratih sama Disna punya uang setidaknya bisa lah nikah di gedung ngundang 500 orang.' Nah, aku berpikir emang yang nikah orang tuaku?" tuturnya.

Foto: dok. Popo dan Disna

Mendengar semua pertanyaan dan pernyataan itu awalnya memang membuat gerah Popo. Tapi karena mereka bertekad nikah simpel dan tentunya murah meriah serta ingin keluarga serta teman dekat yang datang akhirnya mereka berjuang untuk mewujudkannya. Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan soal kehidupan setelah menikah nantinya.

"Kami berpikir adalah bagaimana kehidupan setelah hari pernikahan itu yang dirayakan cuma beberapa jam. Kami nggak mau punya hutang sama vendor, sama orang tua apalagi. Aku nggak mau buang-buang uang untuk pesta 2 jam, berdiri di atas panggung salaman dan kasih orang makan yang mana kami nggak saling tahu. Jadi ya mending uang nikah yang seharusnya ratusan juta itu kita alokasikan buat masa depan aja, investasi apa gitu, asuransi kesehatan, sekolah anak nanti, buat jalan-jalan, asal nggak buat pesta bak pangeran dan ratu semalam," paparnya.

Konsep pernikahan mereka yang simpel ini pun sangat unik karena mereka tidak duduk di pelaminan seperti halnya pengantin kebanyakan. Melainkan pasangan ini mendatangi satu-satu tamu yang hadir di hari berbahagia mereka. Karena undangan yang disebar hanya untuk kerabat dekat, jadi mereka hafal siapa yang datang pada pernikahnya.


"Bukannya pelit. Tapi cari duit susah.  Mereka enak makan-makan di pesta orang, nah yang cari duit kan kita, pusing juga," tutur Popo.

Perbincangan dari banyak orang pun pasti selalu ada, karena mereka tidak mengadakan resepsi yang besar dan undangan yang disebar pun tak banyak. Namun, lagi-lagi pasangan ini tidak peduli akan hal tersebut.

"Selama ada omongan ini itu yang nyinyirin pernikahan kami yang simpel itu ya aku anggap aja angin lalu. Dia nggak tahu ini kami cari uang susahnya masyallah. Aku sama suami cuma ketawa aja sih waktu itu dan muka tebal aja," Popo melanjutkan ceritanya.

Biaya yang dihabiskan untuk resepsi pernikahannya pun tak sampai 50 juta rupiah. Bahkan, biaya tersebut sudah termasuk biaya lamaran. Lokasi pernikahan pun di restoran, dengan biaya katering 30 juta rupiah (prasmanan dan 3 gubukan) buat 300 porsi, 300 porsi ya, bukan 300 undangan. Untuk menu yang dipilih rata-rata makanan besar supaya bisa membuat cepat kenyang. Bahkan dari 300 porsi tidak habis semua.


"Kami benar-benar mengundang keluarga dan teman dekat baik dari aku, suami, orang tua kami. Benar-benar dekat," ungkap wanita manis ini.

Sedangkan, sisa 20 juta rupiah untuk membeli seserahan dan hantaran, katering waktu lamaran di rumah, sewa tenda, beli mahar, mas kawin, jahit baju pengantin, sewa baju orang tua dan adik, make up, sanggul, sewa parkir, bayar KUA, ongkos dan uang parkir ke mall beli ini itu juga dihitung. Semua dihitung dengan teliti supaya bisa sesuai dengan anggaran dan juga harapan.

Popo menyarankan jika ingin menikah satu hal yang terpenting adalah tekad dan niat, "Kalau niat nikahnya mau 100 juta pilih vendor ya tentunya di bawah 100 juta. Pintar nego sama vendor biar dikasih banyak bonus dan potongan harga, berhubungan baik sama banyak orang, waktu nikahanku banyak yang bantuin mulai dekorasi pelaminan, penyanyi/band, MC, dan semua itu gratis. Jangan iri lihat teman bikin pesta kayak Raffi Ahmad-Nagita Slavina atau kayak Sandra Dewi dan suaminya. Kita kan nggak tau dapurnya mereka kayak gimana. Kita punya dapur masing-masing, Sis. Nggak usah kemakan sama omongan orang-orang. Terpenting sesuaikan dengan kemampuan aja, jangan muluk-muluk," tuturnya.

Popo menegaskan untuk tidak kemakan omongan orang lain, namun sesuaikan saja dengan budget dan kemampuan kita. "Jangan nekat ngutang untuk pesta besar-besaran, karena itu akan menjadi beban setelah kamu nikah nanti. Seharusnya habis nikah bisa hidup bersama enak-enak, jalan-jalan, eh ini malah kepikiran hutang. Jangan deh, ya. Uang tuh kayak air kencing yang cepet banget keluarnya nggak tahu kemana ngalirnya kalau lagi kebelet," tutupnya sambil tertawa.

Buat kamu yang ingin merencanakan pernikahan dengan konsep sederhana dan hanya mengundang orang dekat, kisah Popo ini bisa jadi referensimu, Ladies. Yang tak kalah pentingnya lagi adalah semoga pernikahan yang kita langsungkan bisa memberi berkah dan juga kebahagiaan untuk semua.





(vem/asp/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading