Sukses

Parenting

Gula Tambahan Berlebih, Bahaya Bagi Anak

Vemale.com - Sebagai bagian dari kampanye edukasi Essential Movement, berbagai aktiviras luar ruang telah bergulir sejak pagi, diikuti pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Anthropometric, dan seminar mengenai bahaya obesitas pada anak, utamanya akibat asupan gula tambahan secara berlebihan. Seminar menghadirkan narasumber ketua IDAI Jawa Timur, dr. Sjamsul Arief, SpA(K) dan dari RSU dr Soetomo/FK UNAIR Ketua Divisi Tumbuh Kembang Dr. Ahmad Suryawan SpA(K) dan Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik dr Siti Nurul Hidayati, serta Medical Marketing Manager Fonterra Brands Indonesia, dr. Muliaman Mansyur. Maspiyono Handoyo, Presiden Direktur Fonterra Brands Indonesia memaparkan, "Tujuan penyelenggaraan acara ini adalah untuk memberikan edukasi bagi para orang tua, khususnya para ibu untuk mewaspadai resiko obesitas pada anak akibat asupan gula tambahan berlebih. Sementara bagi anak, acara ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk bermain dan belajar yang menyenangkan serta membiasakan diri untuk hidup aktif dengan melakukan beragam aktivitas fisik." Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Medical Research Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyatakan bahwa sebagian besar asupan gula terbanyak pada anak berasal dari konsumsi susu. Sementara melalui metode analisa data produk, dapat dianalogikan bahwa jika anak mengonsumsi 3 gelas susu per hari, anak bisa mengonsumsi hingga 12 sendok teh gula tambahan setiap hari. Padahal, World Health Organization (WHO) telah merekomendasikan bahwa asupan gula tambahan tidak melebihi 10% dari total energi yang dikonsumsi untuk menghindari kelebihan energi dalam tubuh anak. Artinya, berdasarkan AKG Indonesia 2004, anak usia 1-3 tahun tidak disarankan mengonsumsi lebih dari 25 gram gula tambahan/ hari (setara 5 sendok teh) dan usia 4-6 tahun tidak melebihi 38 gram gula tambahan/ hari (setara 8 sendok teh. dr. Sjamsul Arief, SpA(K) menjelaskan secara terinci mengenai obesitas dan dampak buruknya terhadap kesehatan, "Saat dikonsumsi, makanan atau minuman manis akan diserap dengan cepat ke dalam pembuluh darah, sehingga meningkatkan kadar hormon insulin. Selanjutnya, hormon insulin ini akan bekerja menarik gula dan lemak dari darah untuk disimpan di jaringan sebagai persediaan di masa mendatang. Proses penyimpanan ini, jika tidak seimbang dengan pengeluaran energi akan menyebabkan kenaikan berat badan." "Obesitas dapat meningkatkan resiko bagi penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke), diabetes melitus tipe 1, obstructive sleep apnea (mengorok), gangguan ortopedik. Selain itu penting untuk diperhatikan bahwa makanan atau minuman yang manis secara langsung merusak gigi dan tentunya mempermudah resiko infeksi pada gusi dan organ seputar mulut pada anak." Pada kesempatan ini, dr Ahman Suryawan, SpA(K) juga menjelaskan tentang 1.000 anak yang menjalani pengukuran untuk deteksi dini obesitas menggunakan Anthropometric. Keberhasilan ini memecahkan rekor MURI untuk kategori "Pengukuran Index Massa Tubuh Untuk Deteksi Dini Obesitas Pada Anak Dengan Menggunakan Anthropometric Methods Peserta Terbanyak Pada Satu Tempat, 1000 Anak" Di akhir acara, dr. Muliaman mengajak para ibu mengunjungi situs http://www.cekgula.com untuk perhitungan lengkap kandungan gula tambahan yang terdapat pada susu anak mereka. (vem/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    Loading