Sukses

Parenting

Tips Mengurangi Kebiasaan Membentak Anak di Rumah

Orang tua adalah role model. Anak-anaknya akan meniru apapun yang mereka lihat dari orang tuanya di masa depan. Misalnya ketika seorang ibu menyebutnya 'nakal', suatu hari saat ibunya melakukan kesalahan, anak tersebut bisa melabel orang tuanya dengan kata 'nakal'.

Pun saat kita menghardik, membentak atau berteriak di depan anak. Ia pun bisa merespon kita dengan bentakan yang sama kuatnya, atau meniru bentakan kita pada orang lain saat ia melihat hal yang tak sesuai. Itulah mengapa kita perlu menjadi orang tua yang bijak dalam berperilaku maupun berkata-kata. Ada tips untuk mengurangi kebiasaan membentak di sini: 

    Lebih Punya Persiapan

    Saat jam sibuk seperti pagi hari menjelang sekolah, usahakan Anda tidak terburu-buru. Saat kita diburu waktu, kita cenderung tidak sabar dan minta anak mengerti, padahal mereka juga sedang dalam taraf belajar untuk disiplin. Bangun lebih bagi, siapkan beberapa hal sehingga Anda tak akan kerepotan.

    Fleksibelkan Harapan Anda

    Orang tua banyak yang 'berharap' anaknya pintar dengan secara mandiri bisa melakukan ini dan itu. Tapi, perhatikan situasinya. Berapa usianya, apa yang ia lakukan. Anak 5 tahun diminta membereskan mainannya di kamar dalam lima hari. Kalau dia lalai di hari keenam, itu bukan karena dia nakal. Tapi karena usia mentalnya masih 5 tahun sehingga sangat mungkin kalau belum paham arti disiplin dan tertib. Jadi jangan mudah sakit hati dan melabeli anak.

    Menjadi Role Model

    Suatu hari, anak akan bicara pada kita seperti kita pernah melakukannya pada mereka. Coba deh ulangi bentakan Anda pada diri Anda sendiri. Ouch... pasti sakit. So, latihlah kemampuan bernegosiasi dan berkomunikasi pada anak Anda tanpa harus melabelinya, memarahinya, membentak, apalagi sampai memukulnya. Tak masalah bila Anda butuh waktu untuk menjelaskannya dengan perlahan. Yang penting dia paham maksud dari orang tuanya.

    Kendalikan Suara Anda

    Orang yang menggunakan suara keras juga bisa membuat seorang anak berbicara keras. Bahkan meski Anda hanya bilang, "Makannya sudah siap!" Kalau Anda mengendalikan suara, di kesempatan lain saat emosi Anda sedikit tinggi, Anda lebih bisa mengontrol diri sendiri.

    Jadilah Guru Yang Friendly

    Nah, dalam hal ini Anda sedang memegang 3 peran. Orang tua, guru dan sahabatnya. Jadilah orang tua yang mendidik, bukan menghardik. Himbau dia agar mau ikut, bukan marah untuk membuatnya takut. Selami dunianya dan bagaimana 'aturan main' dalam hidupnya. Ajukan 'aturan main' Anda dengan fair dan tanpa bohong. Ini akan membuat anak lebih mau mendengarkan Anda tanpa Anda harus ngotot dan ngoyo untuk berteriak.

Anak-anak memang masih kekanakan. Tapi, kita bisa menggandeng mereka dengan cara yang kanak-kanak dengan mental kita yang lebih dewasa. Stop yelling, start a happy parenting. 

(vem/gil)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading