Sukses

Parenting

Anak Merajuk, Saatnya Bertindak

Vemale.com - Saat melewati toko es krim, buah hati tiba-tiba 'kambuh' rewelnya dan merajuk minta es. Anda pun menolak, namun si kecil makin menjadi-jadi. Mau tak mau akhirnya Anda mengabulkan permintaannya untuk membuat dia tenang kembali. Jika hal demikian terulang lagi, apakah yang akan Anda lakukan? Terus mengabulkan permintaan si kecil jelas bukan jawaban yang tepat. Anda sebagai orang tua harus bersikap tegas padanya. Beritahu anak bahwa sikap merajuk itu tak boleh nongol lagi. Caranya?! Berikut saran kami. Peringatan dini Sebelum menggandeng buah hati keluar rumah, entah sekedar berjalan-jalan ke mall atau menghadiri jamuan pesta, ada baiknya Anda memberikan peringatan dini pada buah hati. Tegaskan padanya tentang sikap-sikap yang tidak akan Anda tolerir berikut konsekuensinya bila ia melakukan itu. Jelaskan pula kode-kode larangan yang mungkin Anda gunakan, seperti mata melotot, gelengan kepala, hingga remasan lembut pada tangan si kecil. Jelaskan tujuan bepergian Jika Anda mengajak buah hati pergi belanja, maka jabarkan padanya bahwa Anda akan membeli susu, telur, daging, dan sayur. Anda tak akan membeli mainan atau barang lainnya. Dan, pastikan Anda memang tidak membeli mainan (sekalipun ada diskon murah). Penting sekali Anda menepati kata-kata dan larangan sendiri. Siap-siap Jika Anda membawa anak ke meja jamuan misalnya, bawalah sesuatu yang bisa membuat anak sibuk. Sertakan buku mewarnai, mainan mobil-mobilan, atau apapun yang bisa membuat dia fokus dan duduk tenang. Jangan mimpi anak bisa tenang jika ia hanya menganggur selama 2 jam. Ingat, anak-anak tetaplah anak-anak. Jangan berharap mereka bisa sabar dan menyimak acara seperti orang dewasa.[break] Komunikasikan yang jelas Kita tak pernah tahu apa yang mungkin terjadi selama perjalanan. Katakanlah Anda mengajak buah hati mengunjungi nenek di desa. Jika misalnya, Anda selalu menekankan agar anak tidak buang air sembarangan di jalan, namun Anda terjebak mogok, dan anak ingin buang air, maka tentu saja hal itu adalah pengecualian. Komunikasikan dengan jelas pada anak perihal perubahan aturan darurat yang terjadi, "Nak, kamu tahu bahwa mama melarang kamu pipis sembarangan, Tapi, karena di sini tidak ada kamar mandi, dan kamu sudah kebelet, maka mama mengizinkan kamu pipis di situ. Hanya untuk kali ini saja! Oke?!" Apa kata orang nanti Anda sudah merencanakan semua dan menetapkan aturan yang jelas. Namun, ternyata buah hati ingkar janji. Dia tetap merajuk minta mainan, dan semakin Anda menolak, semakin keras teriakannya. Apa yang akan Anda lakukan?! Apa kata orang nanti?! Duh, malunya! Sejujurnya, siapa peduli?! Mereka hanyalah orang asing yang tak mengenal Anda ataupun anak. Jadi, Anda harus tetap fokus dalam menangani tingkah anak yang memang sebaiknya tidak ditolerir lagi. Bawa anak ke tempat yang memungkinkan Anda untuk menasehati atau mendiamkannya, di pojok rak supermarket, dalam mobil, kursi restoran, atau di mana pun. Tak usah terlalu sungkan dengan perhatian khalayak selama Anda tahu bahwa Anda berbuat benar demi pertumbuhan karakter anak. Tetap konsisten Jika anak merajuk, Anda harus tetap bersikukuh dengan peraturan yang telah Anda sampaikan padanya. Jangan langgar perkataan Anda sendiri! Biarkan anak tahu bahwa Anda serius. Tindakan ini untuk menghindarkan hal yang sama di masa depan. Lama-kelamaan buah hati pasti paham dan akan berhenti membujuk, karena mereka tahu bahwa Anda tidak mempan dirayu dengan cara apapun. Jadi, tetaplah konsisten dengan batasan yang Anda terapkan! (vem/meg)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    What's On Fimela
    Loading