Sukses

Parenting

“Duh, Anak Saya Bermasalah...”

Kesibukkan menghambat Anda datang ke sekolah anak. Tiba-tiba Anda mendapat kabar anak bermasalah. Tak perlu panik.

Oleh Sanita Deselia & Putri Cahya Purnama

“Di rumah Rino adalah anak yang penurut, makanya saya kaget ketika sekolah memanggil saya karena Rino beberapa kali tidak mau mengerjakan tugas,” tutur Selviana.

Perilaku anak di rumah bisa jadi sangat berbeda dengan perilakunya di sekolah. “Sebaiknya orang tua terus memantau perkembangan anaknya dengan menjalin komunikasi dengan guru,” kata psikolog pendidikan dari Universitas Paramadina, Fatchiah Kertamuda, Msi. Tapi tak perlu panik saat mendapat ‘undangan’ untuk datang ke sekolah, seperti contoh di atas. Penuhi undangan tersebut, lalu terapkan saran Fatchiah untuk empat masalah ini:

  1. PERILAKU BERMASALAH

Penuhi undangan pihak sekolah, lalu dengarkan dan pahami persoalan dengan tenang. Upayakan Anda bicara dengan hangat dan kooperatif. Hindari sikap reaktif dan berat sebelah, baik membela anak, menyudutkan guru, atau pihak lain yang terlibat. Jika persoalan cukup berat, tak perlu mendapat solusi di hari yang sama.

Niatkan membicarakan hal itu dengan anak di rumah dalam suasana tenang. Mencari tahu apa alasan anak melakukan hal tersebut, lalu membahasnya dalam suasana yang kondusif, akan menjernihkan persoalan.

Jika masalah cukup pelik, memindahkan anak ke sekolah lain bukanlah jalan pintas. Cara ini hanya akan mengatasi masalah sesaat, karena inti masalah yang sesungguhnya belum terpecahkan.

Setelah didiskusikan dan ternyata memang ada hubungan antara rasa nyaman anak dan kebijakan sekolah yang tidak sesuai, barulah pindah sekolah layak menjadi pilihan.

  1. NILAI MENURUN

Seringkali orangtua memberikan hukuman ketika anaknya mendapatkan nilai rendah dengan tujuan agar anak mau belajar lebih keras. Padahal hukuman membuat anak menjadi malu, takut, sedih bahkan marah. Akibatnya, anak akan cenderung menutup diri dan tidak termotivasi.

Boleh saja mengatakan pada anak, seseorang tidak harus selalu menjadi yang terbaik dalam semua bidang (mata pelajaran). Ada kalanya juga seseorang harus melewati saat-saat sulit. Membesarkan hati anak bisa memotivasi dan kembali membangkitkan semangatnya.

Jika nilai terus menurun, sempatkan membuat janji dengan guru untuk datang ke sekolah. Buka pembicaraan untuk mencari tahu faktor penyebab anak mendapatkan nilai rendah.

Setelah tiba di rumah, ajak anak bicara soal komunikasi dengan guru yang baru saja Anda lakukan. Pastikan anak mengerti Anda mendukungnya.

Anda juga bisa melihat persoalan lain yang mungkin berpengaruh pada situasi tersebut. Misalnya di rumah tidak ada aturan yang pasti soal jadwal belajar, mulailah  menetapkannya secara lebih tegas. Kondisi fisik yang kurang baik juga bisa memengaruhi prestasi.

  1. TIDAK MENGERJAKAN TUGAS

Tak ada salahnya Anda memahami bahwa guru menangani banyak murid. Tidak mungkin mereka menginformasikan setiap tugas yang tidak dikerjakan anak Anda. Atau tugas-tugas tidak dikerjakan dengan maksimal. Ketika Anda diminta datang, mungkin masalah ini sudah tergolong serius. Ketika bertemu guru, pelajari apa saja tugas-tugas tersebut, dan sejauh mana orangtua boleh membantu.

Setiba di rumah, ajak anak untuk mulai terbuka tentang tugas-tugas sekolahnya. Hindari sikap menuntut. Sesekali libatkan diri Anda dalam salah satu tugas yang kebetulan boleh dibantu orangtua. Sikap Anda ini akan memotivasi anak sehingga tak akan menjadi masalah lagi di sekolah.

  1. MENURUN DAN TAK BERSEMANGAT

Sebelum bertemu guru, Anda bisa berkomunikasi dahulu dengan anak. Hargai komentarnya. Jangan langsung menyalahkan anak. Ada dua faktor yang memengaruhi kondisi itu, kondisi anak dan lingkungan sekitarnya. Lingkungan bisa memengaruhi semangat dan konsentrasi belajar seorang anak. Pengaruh teman juga tidaklah kecil.

Saat ini banyak sekolah yang menyediakan buku penghubung. Jika dimanfaatkan, buku ini bisa menjadi media komunikasi yang efektif, meski Anda jarang ke sekolah. Jika Anda aktif menulis di buku penghubung, guru juga tak segan  berkomunikasi. Salah satunya membahas kondisi yang sedang Anda hadapi ini, sampai anak kembali ceria di sekolah.

Jalin Komunikasi

  • Jika pertemuan tidak memungkinkan, manfaatkan media elektronik. Saat ini sudah wajar jika Anda terhubung dengan guru anak Anda lewat aplikasi chat di ponsel. Berikan juga email pribadi Anda.
  • Saat sekolah mengundang Anda di sharing session, baik dengan guru atau para pakar, upayakan untuk datang. Saat bertemu dengan guru anak Anda, jalin komunikasi dengan hangat. Hindari berkeluh kesah atau membicarakan masalah yang rumit, karena bukan saat yang tepat.

4 Kesalahan Orangtua Saat Bertemu Guru

Bertemu dengan guru tidak bisa dilakukan setiap saat. Dapatkan manfaat maksimal. Fatchiah menggarisbawahi beberapa kesalahan yang sebaiknya tidak dilakukan orangtua saat bertemu guru.

  1. Hanya menanyakan nilai. Setiap orangtua pasti ingin anaknya punya prestasi yang bagus. Namun Anda perlu juga memperhatikan perkembangan sikap dan perilaku anak, karena sikap anak juga mempengaruhi prestasinya.
  2. Membandingkan dengan murid lain. Sebelum menghakimi apapun dan siapapun, akan lebih baik jika Anda memahami kemampuan anak Anda sendiri. Selalu ingat bahwa setiap anak memiliki potensi.
  3. Terlalu formal. Tidak sedikit orangtua yang berpikir bahwa bicara dengan guru lebih baik formal saja. Padahal guru sangat senang jika Anda bisa berkomunikasi dengan santai dan bersahabat.
  4. Membicarakan informasi yang salah. Anak Anda sering bercerita tentang masalah-masalahnya di sekolah. Atau mungkin Anda sering mengobrol dengan para orangtua murid lain, sehingga banyak informasi yang Anda dapatkan. Namun sebaiknya, saat bertemu guru, Anda tidak membicarakan hal di luar perkembangan anak. Selain bisa fokus, Anda juga akan terhindar dari ‘jebakan gosip’ yang bisa mengganggu hubungan antara Anda dan guru.

Source :  Goodhousekeeping Edisi Maret 2013 halaman 85

(vem/gh/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading