Sukses

Parenting

Hampir Separuh Anak Indonesia Tidak Pernah Sarapan

Pakar gizi Institut Pertanian Bogor, Hadinsyah, menyebutkan 20 - 40 persen anak-anak Indonesia tidak terbiasa sarapan.

"Padahal sarapan ini sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas," kata Hadinsyah dalam Kampanye Sarapan Sehat di Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor. Hadinsyah menyebutkan berdasarkan hasil Riskesdas 2010 kontribusi energi dan zat gizi sarapan anak Indonesia usia 2-12 tahun di bawah 25 persen dari kebutuhan Angka Kebutuhan Gizi (AKG).

Sarapan sehat setidaknya menyumbang 25 persen asupan gizi. Dia menyebutkan, rata-rata 50 persen anak mempunyai kebiasaan sarapan sehat sebelum berangkat sekolah.

Sementara itu, berdasarkan referensi dari hasil survey Hardinsyah dan Aris pada 2012 terhadap 35.000 anak usia sekolah (6-12 tahun) diketahui 26,1 persen anak hanya sarapan dengan minuman (air, teh dan susu). "Hasil survey lainnya 44,6 persen anak sarapan dengan kualitas rendah atau jumlah konsumsi energi kurang dari 15 persen AKG," katanya.

Handinsyah mengemukakan, kualitas kesehatan dan perilaku makan anak sekolah secara nasional masih rendah. "Berdasarkan hasil penelitian, anak usai sekolah dengan status gizi kurang apabila tidak sarapan akan terjadi penurunan kemampuan kognitif atau daya tangkap," katanya.

Menurutnya, sarapan penting sebagai pilar gizi seimbang sesuai amanat Undang-Undang 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa salah satu upaya perbaikan gizi masyarakat baik perorangan ataupun kelompok adalah dengan gizi seimbang.

(ant/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading