Sukses

Lifestyle

Man-opause: Alarm Biologis Pria

Sebuah artikel studi yang dirilis oleh harian The New York Times Agustus tahun lalu cukup membawa kabar mengejutkan, khususnya bagi para pria yang kelak ingin mempunyai anak.

Anda semua pasti sudah pernah mendengar istilah “jam biologis” yang senantiasa mengingatkan para kaum hawa untuk segera bereproduksi. Nah, baru-baru ini para peneliti menemukan bukti-bukti ilmiah bahwa pria pun memiliki “tanggal kadaluwarsa”. Seperti yang telah diketahui, semakin bertambahnya usia, kualitas dan kuantitas telur yang dimiliki oleh wanita akan mengalami penurunan. Memasuki usia 40an tahun, peluang wanita untuk bisa hamil tanpa intervensi medis atau menggunakan telurnya sendiri amatlah kecil. Sebaliknya, pandangan umum selama ini adalah pria bisa menjadi ayah di usia kapan pun. Contohnya, komedian legendaris Charlie Chaplin yang memiliki anak di usia 72 tahun. Hal ini dikarenakan produksi sperma (spermatogenesis) terjadi pada pria sepanjang hidup mereka.

Namun hasil riset terbaru ini mungkin akan membuat para pria berpikir dua kali untuk memiliki anak di usia yang terlalu matang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh sekumpulan ilmuwan institusi Decode Genetics yang berbasis di Reykjavik, Eslandia, semakin bertambah usia seorang pria, maka semakin berisiko juga mutasi sperma yang terjadi, sehingga menghasilkan benih-benih keturunan yang berpotensi menderita autis dan schizoprenia. Hmmm...Tentu Anda dan pasangan tak mau mengambil risiko demikian, bukan?

Sekarang Anda pasti merasa penasaran apakah si dia sedang di masa puncak atau sudah menuju ambang man-opause? Untuk memudahkan tugas Anda, berikut Cosmo bagi apa saja gejala yang dialami oleh pria yang memasuki fase yang juga disebut dengan  nama andropause ini. Boleh juga lho untuk dibaca bersama dengan si dia. Siapa tahu Anda dan pasangan bisa mencari solusinya bersama-sama.

Libido Menurun

Gejala yang satu ini mulai begitu ia memasuki usia 30 tahun, namun satu dekade kemudian kondisinya akan lebih “parah”. Di pagi hari, coba tawarkan dia pilihan antara sandwich atau seks panas, jika ia butuh waktu cukup lama untuk mempertimbangkan pilihannya, maka Anda perlu deg-degan. Eits, jangan mengetesnya dengan sandwich buatan rumah yang biasa ya, melainkan sandwich yang benar-benar lezat buatan restoran ternama dengan daging lapis yang tebal serta irisan keju cheddar impor yang menggugah selera. Kalau ujung-ujungnya dia memilih sandwich, itu tandanya usia berbicara. Penurunan jumlah hormon testosteron seiring bertambahnya usia memang bisa memicu turunnya nafsu seks pada pria. Dalam kondisi yang parah, bahkan bisa membuat kemampuan mereka mempertahankan ereksi kian menurun. Tapi tenang, dear, menurunnya gairah seks kini bisa diobati dengan terapi testosteron, yang bisa mengembalikan level testosteron ke tingkat normal dan meningkatkan kembali libido pria.

Emosi Naik Turun

Jangan sekali-kali menggodanya saat ia sedang pusing dengan pekerjaan. Ya, menjelang man-opause, emosi pria mudah sekali terpancing. Mood mereka pun bisa dengan mudahnya berubah dari happy dan excited menjadi murung hanya dalam hitungan menit. Seperti halnya menopause pada wanita, emosi yang naik turun ini juga terjadi pada pria, lho. Pria yang memasuki usia man-opause sangat rentan terprovokasi dan mudah sekali tersinggung. Jadi ada baiknya Anda ekstra bersabar jika memiliki pasangan yang memasuki usia ini. Bagi orang yang tidak pernah mendengar soal man-opause, mungkin hanya akan menganggap bahwa pria tersebut mengalami hari yang buruk.

Lelah dan Letih

Setiap kalipulang bekerja ia semakin sulit untuk ditemui, karena selalu ingin buru-buru pulang dan beristirahat. Begitu pun di akhir pekan, mengajaknya untuk menonton film di bioskop atau makan siang berdua di restoran membutuhkan usaha ekstra, karena – lagi-lagi – ia ingin beristirahat. Kelelahan adalah gejala umum yang kerap dialami oleh pria di usia man-opause. Setiap saat, tanpa memandang waktu, rasa letih senantiasa akan menggelayuti mereka. Akibatnya konsentrasi bekerja pun menurun, dan terjadi penurunan aktivitas sehari-hari. Untuk membantunya, coba ajak dia untuk weekend getaway ke lokasi yang sunyi dan menenangkan sambil mencoba layanan spa dan relaksasi untuk mengembalikan energinya.

Depresi

Mungkin inilah gejala man-opause yang paling parah, karena jika tidak ditangani bisa berujung pada tindakan menyakiti diri sendiri. Selalu merasa tertekan, tak berdaya, dan tak berguna bisa membuat pasangan Anda kehilangan semangat hidup. Di sinilah keberadaan Anda sebagai pasangannya diuji. Jangan pernah berhenti untuk memberikan dukungan dan tetap yakin padanya; buat dia merasa bahwa Anda begitu membutuhkannya dalam hidup Anda. Buat ia lebih percaya diri!

Source : Cosmopolitan Edisi Maret 2013 halaman 142

(vem/cosmo/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading