Sukses

Lifestyle

7 Kasus Sadis Potong 'Masa Depan' Kekasih Demi Balas Sakit Hatinya

Kesabaran wanita ada batasnya. Ketika dilukai, dikecewakan dan dikhianati, amarah yang tadinya disimpan baik-baik di dalam hati bisa berubah menjadi bom waktu yang akan meledak dahsyat secara tak terduga. Seperti berita yang kerap beredar akhir-akhir ini, di mana banyak kejadian sadis yang dilakukan wanita karena ingin membalas sakit hatinya.

Ketika emosi sudah menutup mata, apa yang dilakukan wanita bisa sangat tak terduga. Misalnya saja kasus wanita yang memotong alat kelamin kekasihnya setelah hubungannya tak direstui oleh orang tuanya, beberapa waktu lalu. Ternyata, kejadian serupa juga dialami 7 pria ini, seperti dilansir ListVerse.com.

(vem/bee)

Kisah Songphong Nammwan

Sopngphong Nammwan adalah wanita yang sadis sekaligus populer di Thailand. Setelah mendapati suaminya berselingkuh dan menyembunyikan hubungannya selama bertahun-tahun, kesabaran Nammwan seketika habis. Ia mengambil sebilah pisau dan menebas 'masa depan' suaminya kemudian memberikannya pada bebek piaraan mereka.

Apa yang dilakukan oleh Nammwan ini ternyata tak hanya membuat jera suaminya, namun juga membuat sekian banyak pria di Thailand takut bahwa istrinya akan berbuat hal yang sama.

Nammwan nekat melemparkannya sebagai makanan bebek agar mr. P tidak dipungut dan disambungkan lagi. Dengan demikian, ia berpikir bahwa suaminya bisa benar-benar jera dan mengakui kesalahannya.

Kisah Kim Tran

Kim Tran, seorang wanita berusia 35 tahun ini mengancam kekasihnya yang ketahuan menjalin hubungan dengan bibinya sendiri. Menganggap bahwa hal itu melanggar hukum dan tidak pantas, ia memohon agar kekasihnya meninggalkan bibinya dan kembali menjalin hubungan dengannya.

Permintaan Kim ditolak kekasihnya, akhirnya ia mengikat kedua tangan kekasihnya di jendela dekat tempat tidur, ia kemudian memotong 'masa depan' kekasihnya dan membuangnya ke toilet.

Kim mengantar kekasihnya ke rumah sakit terdekat di Alaska, kemudian pekerja kebersihan bersama polisi bergegas mencari potongan mr. P yang sempat dibuang ke toilet untuk segera disambungkan lagi.

Kisah seorang pria di China

Awal tahun 2005, seorang pria berusia 44 tahun di China mengalami problem di alat kelaminnya akibat luka trauma kecelakaan. Ia tidak dapat berhubungan intim dengan istrinya, dan bahkan kesulitan saat buang air kecil.

Hidupnya nyaris saja berubah karena team doktor di rumah sakit Guangzhou yang dipimpin Dr. Weilie Hu, membantu mendonasikan dan melakukan transplantasi mr. P kepadanya. Mr. P yang didonorkan adalah milik seorang pria berusia 22 tahun yang meninggal karena kerusakan otak.

Setelah operasi selesai, 10 hari kemudian ia bisa kembali lancar saat buang air kecil. Namun, sayangnya saat hendak berhubungan seksual, istrinya menolak dan menganggap bahwa ia tidak bisa melakukan hubungan intim dengan mr. P orang lain. Alhasil, karena cinta, pria itu meminta agar mr. P-nya dipotong kembali.

Kasus Nelu Radonescu

Nelu Radonescu sedang menjalani operasi rutin akibat kelainan pada alat kelaminnya di Bucharest, Romania, Oktober 2004. Di tengah operasi berjalan, tiba-tiba Dr. Naum Cioumu, seorang ahli urologi dan anatomi kehilangan kendali dan emosinya ketika tak sengaja memotong salah satu otot saluran kencing.

Karena marah, ia lepas kontrol dan malah memotong mr. P pasiennya, meletakkannya di meja operasi dan mencincangnya menjadi bagian-bagian kecil. Ia kemudian buru-buru keluar dari ruangan operasi.

Dr. Naum divonis bersalah dan dihukum satu tahun penjara. Semua ijin prakteknya dicabut dan diwajibkan membayar denda yang cukup besar akibat kerusakan yang disebabkan olehnya.

Untungnya, mr. P Nelu berhasil diselamatkan dan direkonstruksi ulang oleh dokter lain menggunakan jaringan tissue dari lengan pasien.

Kasus sebuah keluarga petani

Tidak diungkapkan nama-nama setiap korban dan pelakunya. Namun, koran setempat Guangxi Daily melaporkan pada tahun 1994, bahwa seorang pria dari provinsi Henan didenda 3 ribu yuan setelah istrinya melahirkan anak ketiga yang berjenis kelamin laki-laki.

Ia diwajibkan membayar denda karena di China, hukum dengan satu orang anak ditegakkan. Sang ayah kemudian membuat lelucon bahwa alat kelamin si bayi ini cukup mahal harganya. Ia harus membayar sekian banyak uang untuk kehadirannya.

Dua anak perempuannya salah paham. Ketika ayahnya pergi ke ladang, mereka kemudian mengambil pisau dapur dan memotong alat kelamin adiknya hingga mengalami perdarahan dan tewas mengenaskan. Ketika sang ayah pulang dari ladang, ia sangat terkejut. Iapun melayangkan sekopnya dan membuat dua anak gadisnya terbunuh. Iapun kemudian bunuh diri dengan minum insektisida.

Istrinya yang baru saja pulang dan menemukan semua keluarganya sudah tewas dalam kondisi mengenaskan kemudian histeris. Ia berlari telanjang ke jalanan sambil meneriakkan nama suami dan anak-anaknya.

Kasus John dan Lorena Bobbit

Entah apa yang ada di dalam benak John Bobbit malam itu, tanpa berada di bawah pengaruh alkohol dan dalam kondisi sadar, ia memperkosa istrinya sendiri dan melakukan berbagai penyiksaan fisik. Lorena, istrinya, merasa shock dan berlari ke dapur. Ia mengambil pisau dan memotong 3/4 alat kelamin suaminya kemudian berlari tanpa arah. Ia membuang potongan alat kelamin tersebut ke sebuah ladang, dan ketika ia sadar akan apa yang diperbuatnya, ia menghubungi 911 dan meminta pertolongan.

Untungnya, potongan alat kelamin berhasil ditemukan dan segera dilarikan ke rumah sakit. Alat kelaminnya berhasil disambung, dan John ditangkap karena dianggap melakukan kejahatan seksual. Lorena sendiri dibebaskan dan hanya diminta menjalani 45 hari rehabilitasi untuk membantu memulihkan mentalnya.

John mengaku bersalah dan meminta maaf pada istrinya. Ia juga mengungkapkan bahwa ia masih mencintai istrinya.

Kisah obsesi seorang pria

Februari 1977, seorang pria berusia 21 tahun asal Amerika berjalan ke rumah sakit sendirian dengan membawa sebuah kantung es berisi potongan alat kelaminnya sendiri. Ia memiliki kelainan seksual, dan akhirnya nafsunya membuatnya harus memotong alat kelaminnya sendiri dengan menggunakan silet.

Untungnya perdarahannya berhasil dihentikan. Drs Hugh Young II, John Daly, Benjamin Cohen dan James May bekerja sama melakukan operasi plastik dan pada akhirnya alat kelaminnya berhasil disambung dan dikembalikan fungsinya seperti semula.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading